Senin, 28 Maret 2011

Kalkulasi ternak sapi

Apakah usaha penggemukan ternak sapi pedaging (sapi potong) itu menguntungkan ?, mari kita telaah bersama-sama.  Sebagai contoh sederhana, kita gunakan sapi potong jenis P.O (Peranakan Ongole) per satu periode (0,5 tahun = 180 hari).

A.BIAYA PRODUKSI


Biaya Tetap
adalah biaya investasi yang besarnya tidak pernah berubah, seperti sewa lahan, bangunan kandang dan peralatan.
  • Biaya Sewa Lahan : 500 meter, Rp.2.000.000/tahun,  jadi biaya per periode adalah Rp.2.000.000,- x  0,5 tahun = Rp.1.000.000,-
  • Biaya Bangunan kandang : Rp.30.000.000 (bertahan 20 tahun),jadi penyusutan per  periode adalah Rp.30.000.000,- : 20 tahun x 0,5  = Rp.750.000,-
Total Biaya Tetap
=  Biaya Sewa Lahan  + Biaya bangunan
=  Rp.1.000.000,- + Rp. 750.000,- = Rp.1.750.000,-
=  Rp.1.750.000,-

Biaya Tidak Tetap
diantaranya adalah biaya untuk pembelian bakalan, pakan, upah tenaga kerja, rekening listrik, telepon dan transportasi.
  • Biaya Pembelian 10 ekor Sapi bakalan P.O (Peranakan Ongole) berat 300 kg, harga Rp.23.500,-, jadi biaya pembelian sapi bakalan adalah 10 ekor x 300 kg x Rp.23.500,- = Rp.70.500.000,-,-
  • Biaya Pakan Hijauan, 8 kg /ekor/hari, harga Rp.300,-/kg, jadi total biaya pakan untuk 10 ekor sapi per satu periode adalah : 8 kg x 10 ekor x 180 hari x Rp.300,-  = Rp.4.320.000,-
  • Biaya Pakan konsentrat, 5 kg/ekor/hari, harga Rp.2.000,-/kg, jadi total biaya konsentrat untuk 10 ekor sapi per satu periode adalah : 5 kg x 10 ekor x  180 hari x Rp.2.000,- = Rp.18.000.000,-
  • Biaya Pakan Tambahan, berupa Garam dapur (NaCl), tepung tulang, kapur,dll seharga Rp.100,- / ekor/hari, jadi total biaya pakan tambahan untuk satu periode adalah : Rp.100,- x 10 ekor x 180 hari =Rp.180.000,-
  • Biaya Tenaga kerja, 2 Orang, Rp.15.000,- / hari, jadi total biaya untuk tenaga kerja per satu periode adalah : 2 x Rp.15.000,- x 180 hari = Rp.5.400.000,-
  • Biaya Lain-lain,seperti  Rekening Listrik, Telepon,Obat-obatan, transportasi Rp.500.000,- / bulan, jadi total biaya lain-lain adalah : Rp.500.000 x 6 bulan = Rp.3.000.000,-
Jumlah Biaya Tidak Tetap = Biaya Pembelian sapi bakalan + Biaya pakan + Biaya Tenaga Kerja + Biaya lain-lain
= Rp.107.100.000,-
TOTAL BIAYA PRODUKSI
=   Biaya tetap + Biaya Tidak Tetap
=   Rp. 1.750.000,- + Rp.101.400.000,-
=  Rp. 103.150.000,-

B. HASIL PRODUKSI / PENDAPATAN

Merupakan pendapatan yang diperoleh, dapat berupa pendapatan utama dan hasil ikutan.

  • Hasil Penggemukan 10 ekor sapi dengan pertumbuhan berat rata2 adalah  0,8 kg/hari, jadi total berat setelah penggemukan adalah : (300 kg x 10 ekor) + ( 1 kg x 180 hari x 10 ekor) = 4.800 kg. Harga penjualan adalah Rp.23.000,-, jadi hasil penjualan sapi adalah : 4.800 x Rp.23.000,- = Rp.110.400.000,-
  • Hasil penjualan kotoran Sapi, 7 kg x 10 ekor x 180 hari x Rp.250,- = Rp.3.150.000,-
TOTAL HASIL PRODUKSI = Rp.110.400.000,- + Rp.3.150.000,- = Rp.113.550.000,-

C. KEUNTUNGAN

Keuntungan       = Total Pendapatan – Total Biaya
= Rp.113.550.000,- – Rp.103.150.000,-
= Rp.10.400.000,-

D. ANALISA BREAK EVENT POINT

Break Event Pont (BEP) disebut juga titik impas, merupakan perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan dengan total produksi.
BEP    = total Biaya : total produksi
= Rp.103.150.000,- : 10 ekor
= Rp.10.315.000,- ekor
Dengan berat setelah penggemukan adalah 480 kg, maka
BEP
 adalah Rp.10.315.000,- : 480 kg = Rp. 21.489,- / kg

E.ANALISA BENEFIT COST RATIO

Adalah perbandingan antara angka pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan.
B/C Ratio      = Total Pendapatan : Total biaya
= Rp.113.550.000,- : Rp. 103.150.000,-
= 1,1

Suatu usaha dikatakan layak apabila angka Benefit Cost ratio (B/C Ratio) lebih dari 1.
Bagaimana menurut Anda, apakah usaha penggemukan sapi termasuk usaha yang menguntungkan ?
Kunci dari keberhasilan segala usaha adalah ketrampilan dan pengetahuan untuk dapat memprediksi semua faktor yang saling berhubungan.  Oleh sebab itu para peternak diharapkan untuk memiliki data-data lengkap mengenai Biaya yang harus dikeluarkan serta Pendapatan yang nantinya bakal diperoleh dari usaha penggemukan sapi ini.  Semakin detil data yang dimiliki akan semakin kecil pula resiko kerugian yang bakal dialami oleh peternak tersebut.
◄ Newer Post Older Post ►