Jumat, 01 April 2011

kualiatas air ( pH dan Salinitas)

Parameter kualiatas air untuk ikan pH

pH merupakan suatu ekpresi dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air.  Besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Sebagai contoh, kalau ada pernyataan pH 6, itu artinya konsentrasi H dalam air tersebut adalah 0.000001 bagian dari total larutan. Karena untuk menuliskan 0.000001 (bayangkan kalau pH 14) terlalu panjang maka orang melogaritmakan angka tersebut
sehingga manjadi -6.  Tetapi karena ada tanda - (negatif) dibelakang angka tersebut, yang dinilai kurang praktis, maka orang mengalikannya lagi dengan tanda - (minus) sehingga diperoleh angka positif 6. Oleh karena itu, pH diartikan
sebagai "-(minus) logaritma dari konsenstrasi ion H".  
              pH = - log  (H+)
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa selisih satu satuan angka pH itu artinya perbedaan kosentrasinya adalah 10 kali lipat.  Dengan demikian, apabila selisih angkanya adalah 2 maka perbedaan konsentrasinya adalah 10x10 = 100 kali lipat. Sebagai contoh pH 5 menunjukkan konsentrasi H sebanyak 0.00001  atau 1/100000 (seperseratus ribu) sedangkan pH 6 = 0.000001 atau 1/1000000 (sepersejuta).
Dengan demikian kalau kita menurunkan pH dari 6 ke 5 artinya kita meningkatkan kepekatan iob H+ sebanyak 10 kali lipat.  Kalau kita misalkan pH itu gula, maka dengan menurunkan pH dari 6 ke 5, sama artinya bahwa larutan tersebut sekarang 10 kali lebih manis dari pada sebelumnya. 


Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisma yang unik agar perubahan tidak tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan. sistem pertahanan ini dikenal sebagai kapasitas pem-buffer-an.

Ph sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air.  Selain itu ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka.
Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis). Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin).  Sedangkan pH = 7 disebut sebagai netral.
Fluktuasi pH air sangat di tentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila alkalinitasnya tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai semula, dari setiap "gangguan" terhadap pengubahan pH.
Dengan demikian kunci dari penurunan pH terletak pada penanganan alkalinitas  dan tingkat kesadahan air. Apabila hal ini telah dikuasai maka penurunan pH akan lebih mudah dilakukan.

Penanganan pH

Seperti disebutkan sebelumnya, pengananan atau pengubahan nilai pH akan lebih efektif apabila alkalinitas ditanganai terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa cara pangananan pH, yang kalau diperhatikan lebih jauh, cenderung mengarah pada penanganan kesadahan atau alkalinitas. 
Penurunan pH
Untuk menurunkan pH, pertama kali harus dilakukan pengukuran KH.  Apabila nilai KH terlalu tinggi (12 atau lebih) maka KH tersebut perlu diturunkan terleibh dahulu, yang biasanya secara otomatis akan diikuti oleh menurunnya nilai pH. Apabila nilia pH terlalu tinggi (lebih dari 8) sedangkan KH tergolong bagus ( antara 6 -12)maka hal ini merupakan petunjuk terjadinya proses keseimbangan yang buruk.

Penurunan pH dapat dilakukan dengan melalukan air melewati gambut (peat), biasanya yang digunakan adalah peat moss (gambut yang berasal dari moss). bisa juga dilakukan dengan mengganti sebagaian air dengan air yang berkesadahan rendah, air hujan atau air yang direbus, air bebas ion, atau air suling (air destilata).
Selain itu bisa juga dapat dilakukan dengan menambahkan bogwood kedalam akuairum. Bogwood adalah semacam kayu yang dapat memliki kemampuan menjerap kesadahan.  Sama fungsinya seperti daun ketapang, kayu pohon asam dan sejenisnya.  


Peningkatan pH

Menaikkan pH dapat dilakukan dengan memberikan aerasi yang intensif, melewatkan air melewati pecahan koral, pecahan kulit kerang atau potongan batu kapur. Atau dengan menambahkan dekorasi berbahan dasar kapur seperti tufa, atau pasir koral. Atau dengan melakukan penggantian air.


Karbon Dioksida (CO2)

Karbon dioksida dalam air pada umumnya merupakan hasil respirasi dari ikan dan phytoplankton. Kadar CO2 lebih tinggi dari 10 ppm diketahui menunjukkan bersifat racun bagi ikan, beberapa bukti menunjukkan bahwa karbon dioksida berfungsi sebagai anestesi bagi ikan.  Kadar karbon dioksida tinggi juga menunjukkan lingkungan air yang asam meskipun demikian karbon dioksida diperlukan dalam proses pem-buffer-an .   

Apabila pH dalam suatu akuarium dikendalikan, terutama, oleh sistem pem-buffer-an karbonat, maka hubungan pH, KH dan CO2 terlaut akan merupakan hubungan yang tetap.  Dengan demikian,  salah satu dari parameter tersebut dapat diatur dengan mengatur parameter yang lain.  Sebagai contoh nilai pH dapat diatur dengan mangatur KH atau kadar CO2.  Suatu sistem CO22 sedemikian rupa apabila nilai pH nya mencapai nilai tertentu.  Dalam hal ini KH dibuat tetap.  CO2 digunakan oleh tanaman atau terdifusi ke atmosfer, akibatnya pH naik.  Dengan sistem otomatis seperti disebutkan sebelumnya maka sistem injeksi CO2 akan berjalan sedemikian rupa disekitar nilai pH tertentu, untuk menjaga kadar CO2 yang memadai.  injektor, misalnya, dapat digunakan untuk mengatur pH dengan cara mengatur injeksi CO

Tabel berikut menunjukkan hubungan antara kadar CO2 terlarut dalam air (ppm) dengan nilai KH dan pH. Secara umum dapat dikatakan bahwa CO2 terlarut dalam akuarium dengan kepadatan sedang akan berada pada selang 1-3 ppm.  Untuk akuarium tanaman ph=6.9, KH=4 dan CO2 =15 ppm merupakan nilai yang ideal.




Salinitas

Salinitas merupakan parameter penunjuk jumlah bahan terlarut dalam air.  Dalam pengukuran salinitas turut pula diperhitungkan komponen GH dan KH disamping bahan-bahan terlarut lainnya seperti natrium. Informasi kadar salintas sangat penting artinya dalam akuairum laut.  Sedangkan dalam akuarium air tawar mengetahui pH,KH dan GH sudah memadai.
Salinitas pada umumnya dinyatakan sebagai berat jenis (specific gravity), yaitu rasio antara  berat larutan terhadap berat air murni dalam volume yang sama.   Rasio ini dihitung berdasarkan konidisi suhu 15°C. Pengukuran salinitas dalam kehidupan sehari-hari biasanya menggunakan hydrometer, yang telah dikalibrasikan untuk digunakan pada suhu kamar. 

Salah satu komponen salinitas yang tidak tercakup baik oleh KH dan GH adalah kadar natrium. Beberapa ikan air tawar dapat menerima (toleran) kehadiran sejumlah kecil natrium dalam bentuk garam.  Bahkan sampai tahap tertentu digunakan sebagak terapi pengobatan akibat parasit seperti ich. Sedangkan beberapa spesies yang lain sama sekali tidak toleran terhadap garam.  Jenis-jenis ikan tidak bersisik dan corydoras diketahui sangat sensitif terhadap garam dibandingkan dengan kebanyakan ikan air tawar lainnya. 

Tabel berikut menunjukkan hubungan antara kadar CO2 terlarut dalam air (ppm) dengan nilai KH dan pH. Secara umum dapat dikatakan bahwa CO2 terlarut dalam akuarium dengan kepadatan sedang akan berada pada selang 1-3 ppm.  Untuk akuarium tanaman ph=6.9, KH=4 dan CO2 =15 ppm merupakan nilai yang ideal.


KH pH 
66,26,46,66,86,977,27,47,67,889
14025151065421,510,500
2805030201310853210,50
3120755030201512853210
4160100604025201510642,521,5
52001258050322520128532,51
72801751107045352818117431,5
10400250160100655040251610642
12480300190120756050301912853
CO2
(ppm)


Keterangan:
   : Kadar CO2 normal pada akuarium tanpa Injeksi CO2
   : Selang yang disarankan untuk akuarium tanaman
   : Konsentrasi yang membahayakan ikan



◄ Newer Post Older Post ►