Karakteristik lain dari asbes tersebut adalah: bentuk serabut yang sejajar; warna muda; dan kilap sutera (silky). Di lingkungan alam, asbes dapat ditemukan bersamaan dengan serpentin, yakni sebagai hasil ubahan hidrothermal dari batuan ultra basa yang kaya magnesium (peridotit dan dunit). Asbes ini dalam jumlah sedikit juga bisa terjadi dari hasil pelapukan batuan gamping magnesium (dolomit). Persebaran asbes di Indonesia, ditemukan di Kebumen (Provinsi Jawa Tengah dan Weda, pulau Halmahera (Provinsi Maluku Utara). Penggunaan asbes dalam kehidupan sehari-hari: untuk produk tahan api dan tahan asam, untuk isolasi listrik, lapisan rem mobil, sumbu kompor, kaos lampu, dan lembaran atap asbes.
Posting tersebut di atas berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA yang diberikan di kelas XI.IPS dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam, dengan Materi Pembelajaran: Potensi sumberdaya alam, submateri: - sumberdaya alam mineral. Di samping itu berkaitan pula dengan Materi Pembelajaran: Lithosfer yang diberikan untuk kelas X semester 2 dan materi dengan judul yang sama pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian.
Sumber:
- Direktorat Pertambangan Departemen Pertambangan. 1969. Bahan Galian Indonesia. Jakarta: Departemen Pertambangan.
- Susilo, Adi. 2011. Presentasi tentang Batuan dan Mineral. Malang: Tidak Diterbitkan.
Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dengan obyek:
- Gambar atas: contoh asbes paket kiriman dari Kemeterian Pendidikan Nasional.
- Gambar bawah: contoh asbes koleksi Adi Susilo, P.Hd., Ketua Jurusan Fisika--Fakultas MIPA Universitas Brawijaya (UB).