Senin, 28 Maret 2011

Air Lambang Kehidupan, Kesucian dan Malapetaka

Air Lambang Kehidupan, Kesucian dan Malapetaka - Tulisan ini dibuat untuk memperingati Hari Air Dunia pada 22 Maret 2011

Air Dalam Perspektif Kitab Suci

Air merupakan unsur kehidupan yang sangat penting, tanpa air maka kita tidak dapat dipastikan hidup, bahkan untuk mengetahui apakah ada kehidupan disuatu tempat yang pertama kali dilihat adalah adakah air disana ? lihat saja bagaimana saat ini NASA menghabiskan biaya besar menjelajahi Planet Mars hanya untuk mendeteksi adakah air di planet merah tersebut.

Tuhan menciptakan Air bersama-sama dengan langit dan Bumi  hal ini dapat kita lihat dari Kej 1:1-2 ( pada mulanya Allah menciptakan Langit dan Bumi, Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya dan roh Allah melayang-layang diatas permukaan Air), artinya bahwa air merupakan salah satu elemen dasar yang penting dalam proses penciptaan alam semesta  selanjutnya, hal ini dapat kita lihat dari penciptaan hari ke-2,3,dan 5 selalu berhubungan dengan Air.

Setelah penciptaan alam semesta selesai, Air juga tetap melanjutkan tradisi pentingnya bagi perkembangan kehidupan, lihat saja bagaimana Air bah kembali me”seteril”kan (negasi ?) kehidupan alam. Setelah proses “seterilisasi” tersebut air juga selalu menjadi bagian perjalanan manusia, bahkan gara-gara air juga menjadi penyebab manusia hendak mecobai Allah dan tidak mempercayaiNya (Kel 17:1-3).

Pentingnya air bagi kehidupan juga sangat jelas terlihat pada saat proses keluarnya bangsa Israel dari tanah mesir, dimana salah satu penyebab Raja Firaun mengizinkan pulang ketanah terjanji adalah ketika sungai Nil yang merupakan sumber air mesir berubah menjadi darah, sehingga rakyat mesir tidak dapat menggunakan air itu untuk minum.

Pada perjanjian baru juga air dijadikan oleh Yohanes pembabtis sebagai symbol “penyucian” (sterilisasi) bagi orang-orang yang mau bertobat untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus kristus, bahkan Yesus sendiri dibabtis oleh Yohanes dengan air. Sampai saat ini membatis dengan air sudah menjadi tradisi umat Kristiani.

Tentang air juga banyak tertulis dalam kitab suci Islam Al-quran, salah satunya adalah menyebutkan bahwa air menjadikan segala sesuatu hidup (Quran Surat 21 ayat 30 ), baik tumbuh-tumbahan dan hewan ( Quran surat 79 ayat 27 – 33).

Dalam kitab kepercayaan  budhha juga meyakini pentingnya air bagi manusia, (Visuddhi magga Bab XIII, 28-65), dalam kutipannya tertulis seperti ini bahwa “para mahluk yang hidupnya bergantung dari air hujan”, bahkan juga tertulis kehancuran dunia di akibatkan oleh air, sedangkan Hindu sangat jelas kita lihat bagaiman mereka sangat menyucikan sungai gangga di India.

Uraian diatas menununjukan bahwa Air sangat penting artinya bagi proses kehidupan manusia, baik dari sisi badaniah maupun rohaniah , sehingga sangat perlu kiranya keberadaan Air perlu mendapat perhatian khusus.

Kebutuhan Air Dunia Saat Ini

Air diciptakan Sang pencipta sangat berlimpah. Saat ini air menutupi sebagain besar belahan bumi yaitu sekitar 71 % permukaan bumi, yang sebagian besar berada di lautan. Dan lapisan-lapisan es di kutub, sebagian lagi berada di danau, bawah tanah, sungai.dan awan.

Dari 71 % air yang ada, ternyata 97,5 % adalah air asin (Laut) yang tidak begitu sesuai dengan kebutuhan manusia, jadi hanya ada 2,5 % air tawar yang dapat dipergunakan, itupun harus kembali diolah terlebih dahulu karena terperangkap dalam bentuk es, dan berada dibawah tanah agar layak untuk digunakan oleh manusia untuk minum dan sanitasi, jadi tidak lebih dari 1% yang dapat digunakan secara langsung oleh masyarakat (Walhi).

UNESCO pada tahun 2002 telah menetapkan hak dasar manusia akan air sebesar 60 liter/orang/hari, bila kita kalikan dengan jumlah penduduk dunia 6.868.638.152 jiwa.(International data Base, 2010) maka kebutuhan air dunia perhari adalah 412.118.289.120  liter/hari., belum termasuk kebutuhan air untuk pertanian dan industry.

Kebutuhan Air Indonesia
Data Ditjen Sumber Daya Air menyebutkan jumlah total kebutuhan air di Indonesia mencapai 175 juta m3/tahun. Terdiri atas kebutuhan domestik 6,4 juta m3/tahun, pertanian 141 juta m3/tahun dan industri 27,7 juta m3/tahun yang pemenuhannya lebih dari 50% kebutuhan air berasal dari air tanah.

Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum membagi lagi standar kebutuhan air minum  berdasarkan lokasi wilayah sebagai berikut:

Pedesaan dengan kebutuhan 60 liter / per kapita / hari
Kota Kecil dengan kebutuhan 90 liter / per kapita / hari.
Kota Sedang dengan kebutuhan 110 liter / per kapita / hari.
Kota Besar dengan kebutuhan 130 liter / per kapita / hari.
Kota Metropolitan dengan kebutuhan 150 liter / per kapita / hari

Jumlah penduduk Indonesia menurut sensus 2010 telah mencapai 242,968,342 jiwa, dengan asumsi kebutuhan air yang ditetapkan UNESCO, maka kebutuhan air penduduk Indonesia saat ini berkisar 14.578.100.520 liter/hari atau 14.578.100 M3/hari yang dimana masih jauh lebih tinggi dari data yang dikeluarkan oleh Ditjen Sumber Daya Air yang hanya kebutuhan Air Domestik 6,4 Juta M3.

Pada tahun 2010, Ditjen Sumber Daya Air  menargetkan pembangunan prasarana dan sarana air baku sebesar 6.431 lt/detik yang tersebar di 25 provinsi. Sedangkan pada tahun 2011 target sebesar 5.060 lt/detik tersebar di 30 provinsi. Artinya Air baku pada tahun 2011  hanya dihasilkan sebesar (5.060 x 3600 detik x 30) = 546.480.000 Liter/jam atau 546.480 M3/jam jadi setip harinya 13.115.520.000 liter atau 13.115.520 M3 yang berarti masih defesit sekitar -1.462.580.520 liter air setiap harinya.

Data Direktorat Perkotaan dan pedesaan menyebutkan bahwa, saat ini jumlah penduduk Indonesia yang hidup di pedesaan hanya 56 % dan di kota sebesar 44 %. Dengan melihat perkembangan yang ada maka pada tahun 2015 diperdiksi angka ini akan berbanding terbalik, maka perkembangan ini juga tentunya akan berpengaruh terhadap naiknya kebutuhan air yang signifikan 5 tahun kedepan.

Permasalahan air bersih tidak hanya dikarenakan perkembangan penduduk yang saat ini mencapai 4 juta/tahun atau 1,3 %/tahun, akan tetapi juga sumber air yang saat ini juga mengalami penurunan, akibat perambahan hutan yang luar biasa, dan terjadi hampir diseluruh daerah di Indonesia.

Hutan yang salah satu fungsinya sebagai tadah air hujan, semakin berkurang, dari sekitar 130 Juta ha luas hutan Indonesia, 42 Juta Ha diantaranya sudah gundul. Maka tidak heran, diberbagai daerah yang tidak memiliki hutan sering mengalami krisis air minum, terutama di Pulau jawa.

Selain mengakibatkan krisis air minum, banyaknya hutan yang gundul juga berakibat banjir, dan longsor, mempercepat pemanasan global, tidak terjadinya lagi kesimbangan ekosistem dan berbagai dampak buruk lainnya, bahkan tidak jarang banjir dan longsor tersebut memakan korban jiwa dan kerugian material lainnya.

Pencemaran sumber air juga salah satu penyebab terjadinya krisis air, limbah pabrik  yang belum diolah secara benar dan limbah-limbah rumah tangga  (sampah) yang dibuang sembarangan merupakan permasalahan yang sudah lama berlangsung namun tidak juga selesai hingga saat ini, maka tidak jarang masyarakat yang masih memakai Air sungai yang tercemar sakit dan berujung pada kematian.

Penutup

Sesuatu yang tidak dapat kita sangkal lagi bahwa air merupakan zat (unsure) yang sangat penting dalam kelangsungan hidup kita sebagai manusia. Tanpa air, hampir dipastikan maka kita akan sangat sulit untuk hidup. Jadi sangat bijaklah Tuhan menciptakan air pada yang berlimpah bagi kita, namun karena kelimpahan itu terkadang kita sering meremehkan keberadaan air, padahal selain untuk kehidupan, maka air juga dapat menjadi malapetaka bagi manusia itu sendiri.

Air merupakan lambang kehidupan, kesucian dan kematian, sehingga sebagai mahluk yang istimewa antara ciptaan Tuhan lainnya, sudah selayaknya kita menjaga, dan melestarikan ciptaanNya, kita perlu ingat bahwa “Bila Mata air terakhir berhenti menetes, dan Pohon terakhir berhenti bertunas, maka disitu baru kita sadar bahwa uang tidak berarti apa-apa

Selamat Hari Air bagi kita semua…!!!
Oleh : Don Sisko Peranging-angin, SH
Biro Organisasi Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA)
◄ Newer Post Older Post ►