GAZA - Pimpinan badan bantuan PBB untuk Gaza mendesak komunitas internasional untuk membantu menyelamatkan penduduk sipil di Gaza. Sudah tidak ada lagi tempat yang aman di daerah berpenduduk 1,5 juta jiwa itu.
Sementara suara ledakan dan senjata berat terdengar setiap saat di kota Gaza yang didiami 500.000 penduduk. Tank-tank Israel berupaya mendekat ke kota itu, namun tidak masuk.
Seorang warga di pinggiran Tel Al Hawa, Talat Jad mengatakan, dia dan 14 anggota kelurganya terpaksa tinggal di satu ruangan untuk menjaga kemanan.
"Kami bahkan mematikan suara telepon seluler kami karena khawatir tentara Israel akan mendengarnya." Kata Jad.
Sementara dalam pertempuran terakhir, sebanyak 23 pejuang Gaza, sebagian besar merupakan anggota Hamas, dan tujuh penduduk sipil dilaporkan tewas. Jet-jet tempur Israel menyerang 60 target, termasuk terowongan yang biasa digunakan untuk memasukkan senjata ke Gaza dari perbatasan Mesir.
"Kami telah mengalami banyak kemajuan dalam menyerang Hamas dan infrastrukturnya, termasuk sayap militer. Namun belum selesai, masih ada yang harus dikerjakan," kata Gabi Ashkenazi, Kepala Staf angkatan bersenjata Israel kepada komite parlemen Israel.
Ashkenazi mengatakan sejak mulai penyerangan 27 Desember lalu, sudah 2.300 kali serangan udara dilakukan. Ini merupakan serangan paling mematikan yang dilakukan Israel dalam puluhan tahun terakhir.
Sementara Selasa kemarin Hamas membalas dengan menembakkan beberapa roket. Setidaknya ada dua roket yang menghantam lokasi di Beersheba selatan Israel. Namun tidak ada korban jiwa.
Sumber medis Palestina melaporkan sepanjang Selasa kemarin serangan Israel telah menewaskan 70 orang. Sehingga total korban jiwa sejak hari pertama penyerangan mencapai 975 orang dan 4.400 lebih lainnya terluka.
"Semua orang pertama dan terakhir kali bertemu, berkata kepada saya, kami butuh perlindungan! Tak ada lagi tempat yang aman," kata John Ging, Direktur Operasional badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) seperti dikutip Reuters, Rabu (14/1/2009).
Sementara suara ledakan dan senjata berat terdengar setiap saat di kota Gaza yang didiami 500.000 penduduk. Tank-tank Israel berupaya mendekat ke kota itu, namun tidak masuk.
Seorang warga di pinggiran Tel Al Hawa, Talat Jad mengatakan, dia dan 14 anggota kelurganya terpaksa tinggal di satu ruangan untuk menjaga kemanan.
"Kami bahkan mematikan suara telepon seluler kami karena khawatir tentara Israel akan mendengarnya." Kata Jad.
Sementara dalam pertempuran terakhir, sebanyak 23 pejuang Gaza, sebagian besar merupakan anggota Hamas, dan tujuh penduduk sipil dilaporkan tewas. Jet-jet tempur Israel menyerang 60 target, termasuk terowongan yang biasa digunakan untuk memasukkan senjata ke Gaza dari perbatasan Mesir.
"Kami telah mengalami banyak kemajuan dalam menyerang Hamas dan infrastrukturnya, termasuk sayap militer. Namun belum selesai, masih ada yang harus dikerjakan," kata Gabi Ashkenazi, Kepala Staf angkatan bersenjata Israel kepada komite parlemen Israel.
Ashkenazi mengatakan sejak mulai penyerangan 27 Desember lalu, sudah 2.300 kali serangan udara dilakukan. Ini merupakan serangan paling mematikan yang dilakukan Israel dalam puluhan tahun terakhir.
Sementara Selasa kemarin Hamas membalas dengan menembakkan beberapa roket. Setidaknya ada dua roket yang menghantam lokasi di Beersheba selatan Israel. Namun tidak ada korban jiwa.
Sumber medis Palestina melaporkan sepanjang Selasa kemarin serangan Israel telah menewaskan 70 orang. Sehingga total korban jiwa sejak hari pertama penyerangan mencapai 975 orang dan 4.400 lebih lainnya terluka.