Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Februari turun 38 sen menjadi US$ 36,90 per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari turun 28 sen menjadi US$ 44,80 per barel.
"Lemahnya permintaan masih mengalahkan pasokan di pasar minyak," kata Jonathan Kornafel, direktur perusahaan perdagangan Hudson Capital Energy yang berkantor di Singapura.
Ia mengacu kepada data energi terbaru yang disiarkan Rabu (13/1) oleh Pemerintah Amerika Serikat yang menunjukkan cadangan minyak mentah meningkat 1,2 juta barel di pekan yang berakhir pada 9 Januari.
Hasil penyulingan, termasuk bahan bakar pemanas dan disel, meningkat sebesar 6,4 juta barel. "Pekan ini jelas akan menuju penurunan," kata Morgan Stanley Research, dengan menambahkan data menyoroti ketegangan di pasar antara pandangan kenaikan akibat pemangkasan OPEC dan penurunan yang menunjuk kepada buruknya permintaan.
Sejak September, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengurangi total 4,2 juta barel per hari dari produksinya guna mengatasi kejatuhan harga minyak mentah.
Kornafel mengatakan kemungkinan dibutuhkan lima atau enam bulan bagi pasar untuk merasakan dampak dari pengurangan produksi OPEC itu.
Harga minyak telah merosot sejak mencapai rekor tertinggi di atas US$ 147 per barel pada Juli lalu ketika krisis ekonomi global yang membuat perekonomian utama mengalami resesi, mengganggu permintaan energi.