"Boikot merupakan cara yang paling efektif, menghentikan penyerangan Israel ke Gaza." kata ferry, usai menjadi pembicara dalam Simposium Internasional Ketiga dari Jakarta Hingga Jalur Gaza di Kampus UI, Depok, Jabar, Sabtu.
Dia menjelaskan, aksi pemboikotan ini juga dilakukan terhadap Malaysia untuk menentang serangan Israel. Malaysia dengan tegasnya memboikot.
Bahkan mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad berani dengan tegas menyerukan kepada masyarakat Malaysia untuk boikot produk-produk yang sudah jelas memberikan keuntungan bagi pembantaian masyarakat di Gaza.
Dengan Boikot, kata dia, secara ekonomi mereka bisa lemah, dan jika kalau mereka tidak punya uang, bagaimana untuk menyiapkan peralatan militer, yang membutuhkan biaya besar.
Ferry juga mengkritisi peran PBB dalam melakukan aksi perdamaian di Palestina, karena resolusi Dewan Keamanan PBB untuk melakukan gencatan senjata di Gaza, tidak dihiraukan Israel.
"Lebih baik PBB direformasi karena perannya selama ini sudah mandul," katanya.
Bagaimana mungkin sudah 15 hari Israel melakukan agresi, PBB tidak bisa menghentikan agresi Israel.
Ia juga mengatakan mengenai pemberian waktu tiga jam kepada para relawan untuk memberikan bantuan, sebagai akal-akalan Israel.
Menurut dia, perjalanan dari Kairo ke pintu Rafah (perbatasan Gaza dan Mesir) sudah sekian jam, dan kalau waktu habis pasti akan ditembaki. Ini hanya legitimasi untuk menghantam relawan yang memberikan bantuan.
Hal perlu mendapat perhatian adalah datangnya musim dingin dan bisa mencapai 0 derajat celcius, dan ini dikhawatirkan akan ada tragedi kemanusiaan di Gaza.
"Masyarakat dunia harus bertanggungjawab jika memang terjadi tragedi kemanusiaan," katanya.(*)