Pembibitan lobster Fahdiansyah di 15 kolam semen di samping rumahnya dengan ukuran kolam 2x1 m2, 2x2 m2, dan 2x3 m2. yang diperlukan untuk melakukan pembibitan adalah induk yang berkualitas. Di Indonesia, untuk indukan lobster air tawar dijual per set dengan jumlaj lobster yang bervariasi. “Saya sendiri menjual 1 set indukan berisi 6 jantan dan 4 betina seharga minimal Rp. 320.000” tutur Fahdiansyah. Selain kolam semen, ia juga menyewa 6 buah kolam tanah di Ciampea Bogor, untuk membesarkan lobster.
Proses Pembenihan
Pembenihan bias dilakukan di dalam akuarium (ukuran 100x50x25cm) berisi 1 set indukan lobster atau kolam semen (ukuran 2x1m) berisi 5 set induk lobster. Semakin banyak jumlah set indukan lobster yang ditempatkan dalam satu kolam akan semakin bagus karena sifat lobster betina yang sangat selektif dalam memilih pejantan. Artinya , jika di dalam satu kolam terdapat banyak pejantan maka kemungkinan terjadinya perkawinan juga semakin besar. Ciri-ciri induk betina yang baik adalah ukuran kepala yang lebih kecil daripada ukuran badannya. Sebailiknya pejantan lebih bagus yang kepalanya lebih besar daripada badannya.
Selama 2-3 minggu akan terjadi proses perkawinan indukan. Tanda-tanda induk betina bertelur adalah ekornya melengkung hingga kaki pertamanya. Setelah terlihat tanda-tanda bertelur, pindahkan induk betina tersebut ke akuarium lainnya. Usahakan 1 akuarium (ukuran 100x50x25cm) berisi 1 induk betina dengan ukuran air 20-25cm. hal ini untuk menghindari pertengkaran antara lobster betina yang dapat mengakibatkan kerontokan telur.
Satu induk lobster betina bias menghasilkan 200-300 telur lobster. Proses pengeraman telur lobster membutuhkan waktu 30-35 hari. Untuk penetasan telur lobster, membutuhkan waktu 3-4 hari. Setelah telur menetas, segera ambil induknya. Jika induk tidak diambil lebih dari seminggu, induk akan memangsa anaknya sendiri.
Setelah induk dipisahkan dari anaknya, pisahkan induk dari lobster dewasa lainnya. Fahdiansyah mengatakan untuk proses perkawinan selanjutnya, sebaiknya tunggu lobster betina tersebut minimal 2 minggu atau sampai berganti kulit . waktu 2 minggu tersebut adalah waktu istirahat bagi lobster betina setelah bertelur. Induk lobster air tawar bias hidup sampai umur 3-4 tahun dengan panjang 20-25cm dan berat mencapai 0,5 kg. pada usia itu, lobster akan semakin banyak menghasilkan telur, bahkan jumlahnya bias mencapai ribuan. “semakin tua lobster, maka jumlah telurnya akan semakin banyak., karena badannya senakin besar, kuat, dan panjang” tambah Fahdiansyah.
Pemeliharaan Benih
Setelah telur menetas menjadi benih, sebulan kemudian pilah benih yang berukuran besar, sedang dan kecil. Setelah dipilah, pisahkan benih lobster tersebut sesuai ukurannya kemudian pindahkan dari akuarium ke kolam semen. Kolam semen lebih bagus untuk pembenihan karena naik turunnya suhu dalam kolam semen tidak terlalu drastis atau suhunya bias dijaga bila dibandingkan di akuarium. Suhu yang sesuai untuk benih lobster air tawar adalah 25-300C.
Untuk tambahan udara, berikan aerator ukuran sedang (8 titik udara) dalam kolam semen (ukuran 2x1m). Setelah 2 bulan, benih lobster yang perkembangannya bagus akan berukuran 2” (5cm) dan siap untuk dijual. Lamanya waktu usaha pembenihan secara keseluruhan sekitar 6 bulan dari mulai proses perkawinan indukan sampai umur benih mencapai 2 bulan. Resiko kematian benih saat pemeliharaan ini sekitar 20%.
Pakan yang cocok untuk benih lobster adalah pelet khusus lobster, sayuran (misalnya tauge dan wortel), dan protein segar (misalnya cacing sutera dan cacing beku). Untuk pembenihan lebih dianjurkan diberi pakan cacing karena kadar proteinnya lebih tinggi. Untuk sayuran, sebelum diberikan pada bibit lobster harus direndam dulu tanpa dicacah atu dipotong-potong.
Lobster adalah tipe hewan yang hidup di dasar kolam, sehingga semua makanan harus berada di dasar kolam. Jika makanan mengambang, lobster tidak akan memakannya. Dalam sehari, benih lobster diberi makan 2x, yaitu pada pagi hari (pukul 07.00-09.00) dan sore (pukul 17.00-20.00). porsi ideal untuk makan pagi 1 ekor lobster adalah ¼ sendok teh pelet dan untuk makan sore sebanyak ½ sendok teh. Untuk cacing sutera atau beku, biasanya 1 liter cacing bisa dihabiskan dalam waktu 1 minggu untuk 1000 benih lobster.
Pemberian pakan berupa cacing, sayur dan pelet bias dilakukan secara bergantian. Pelet yang biasanya digunakan Fahdiansyah adalah pelet merek Pokphand karena kadar proteinnya tinggi, yaitu sekitar 30%.
Pemberian pakan berupa cacing, sayur dan pelet bias dilakukan secara bergantian. Pelet yang biasanya digunakan Fahdiansyah adalah pelet merek Pokphand karena kadar proteinnya tinggi, yaitu sekitar 30%.
Pencegahan Penyakit Benih
Penyakit yang biasa menyerang benih lobster adalah parasit yang hidup di kepala dan badan lobster. Parasit tersebut berwarna putih susu dan bias berkembang biak di dalam tubuh dan kepala lobster. Ciri lobster yang terkena parasit adalah nafsu makannya berkurang dan tidak lincah sehingga bias mengakibatkan kematian.
Untuk mengatasi penyakit ini, Fahdiansyah biasanya merendam benih lobster yang terkena penyakit tersebut pada air garam dengan kadar garam 30 ppt (satuan kadar garam). Rendam benih lobster dalam air tersebut selama 10-14 hari dan setiap 3-4 hari sekali ganti air dengan air garam yang baru. Saat direndam, biasanya benih lobster akan melompat-lompat dan pada saat itulah telur parasit akan mati.
Yang harus diperhatikan dalam pembenihan lobster adalah pemberian makan dan kualitas air. Fahdiansyah biasanya mengganti air sebulan sekali, namun, penggantian air bias lebih cepat atau lebih lama dari yang diperlukan. Hal ini tergantung dari tingkat kotoran dalam air. Jika kadar kotoran sisa makanan lebih besar dibandingkan dengan kadar kotoran dari bibit lobster sendiri, maka air akan beracun. Ciri air yang telah beracun adalah warna air berubah menjadi keruh dan baunya tak sedap. Racun tersebut dihasilkan dari sisa makanan yang membusuk dalam air. Oleh sebab itu usahakan agar makanan selalu habis untuk sekali makan sehingga tidak meninggalkan sisa dalam air.
Pengemasan (Packing)
Benih lobster yang akan dikirim kepada konsumen biasanya dikemas dalam wadah Styrofoam berukuran 40x30cm yang bias memuat 1000 ekor lobster ukuran 2” (5cm). untuk mengemas benih lobster yang akan dikirim, pertama-tama isi styrofoam dengan botol berisi es batu yang diletakkan di bagian dasar wadah kemudian dibungkus Koran. Hal ini untuk menghndari lelehan es agar tidak terkena langsung pada benih lobster karena jika terlalu dingin, benih lobster akan mati. Kemudian letakkan benih lobster di atasnya lalu beri sekat berupa busa tipis basah yang telah diperas kemudian susun benih lobster lainnya di atas busa tersebut sampai dengan 5 lapisan. Styrofoam yang digunakan untuk mengemas benih, biasanya dibeli di daerah pelelangan di muara karang, Muara angke, dan muara kamal Jakarta utara.
Api Lobster Sukabumi
Lobster Air Tawar: Peluang usaha pembibitan dan pembesaran lobster air tawar sangat prospektif dan menjanjikan. Betapa tidak, ditelaah dari cara pembudidayaan yang tidak terlalu sulit serta modal yang dikeluarkan pun tidaklah terlalu besar. Kita bisa memulainya dalam skala rumahan untuk pembibitan dengan bermodalkan aquarium, sedangkan untuk pembesaran dapat dilakukan pada kolam semen, fiber, ataupun kolam tanah.
Bagi yang tidak punya lahan terlalu besar, pembesaran dapat dilakukan dengan menggunakan kolam terpal yang dindingnya terbuat dari kayu. bahkan kita dapat menggunakan talang air sebagai wadah untuk beternak! bayangkan... harga jual LAT (Lobster Air Tawar) yang mampu mencapai Rp.120ribu sampai Rp. 200ribu-an per kilonya. bandingkan dengan beternak lele atau ikan mas yang dengan proses serta biaya yang hampir sama tapi nilai jualnya tidak terlalu tinggi. paling harganya Rp. 10ribu sampe Rp.18Ribu per kilonya.
Sumber:http://organisasi.org/