Bertan (Eugeissona utilis) sang Palem Endemik Kalimantan ini tidak banyak yang mengenalnya. Bertan yang disebut Kadjatoa dalam bahasa lokal, diyakini sebagai salah satu palm (palmae) yang hanya dapat di jumpai di lereng gunung Lumut di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.
Tumbuhan palem yang oleh masyarakat Dayak Punan diambil dimanfaatkan sebagai penghasil sagu ini ternyata termasuk salah satu dari belasan jenis palem yang dilindungi di Indonesia berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999. Tak salah jika termasuk dalam daftar tanaman yang dilindungi mengingat habitat bertan (Eugeissona utilis) yang endemik Kalimantan.
Bertan yang mempunyai nama latin Eugeissona utilis, dan oleh masyarakat setempat disebut sebagai Kadjatoa dalam bahasa Inggris dikenal sebagai “wild bornean sago palm” yang berarti Sagu Liar Borneo.
Palem bertan atau wild bornean sago palm tumbuh secara berumpun dengan tinggi sekitar 9 meter dan diameter batang mencapai 20 cm. Daun bertan (kadjatoa) tumbuh menyirip pada pelepah yang berduri rapat.
Bunga tumbuh di ujung batang bertan dengan panjang bunga mencapai 2 meter. Dari perbungaan ini menghasilkan buah yang keras bersisik menyerupai salak dengan panjang sekitar 10 cm dan lebar 5 cm.
Bertan diyakini merupakan tumbuhan palem endemik Kalimantan. Hingga saat ini, jenis palem yang dilindungi ini hanya bisa ditemukan di satu lokasi di salah satu lereng gunung Lumut yang terletak di Kabupaten Paser provinsi Kalimantan Timur. Habitatnya ini terdapat hingga ketinggian 750 meter dpl.
Namun endemikitas bertan yang hanya terdapat di Kalimantan perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Tapi yang pasti dari 9 jenis (spesies) anggota genus Eugeissona yang ditemukan di dunia. 2 jenis diantaranya terdapat di Semenanjung Malaya (termasuk Sumatera) dan 4 spesies terdapat di Kalimantan.
Manfaat Bertan.
Bertan atau Kadjatoa termasuk jenis palem yang mempunyai kualitas sagu yang baik. Sagu yang dihasilkan dari batang bertan merupakan makanan pokok orang-orang Dayak Punan yang mengembara dan makanan darurat untuk penduduk lainnya.
Tunas muda tanaman endemik dari Gunung Paser Kalimantan Timur ini dapat diolah sebagai sayuran. Daun bertan dimanfaatkan untuk atap rumah. Endosperma muda biji dan serbuk sari Kadjatoa juga dapat dimakan. Akar palem bernama latin Eugeissona utilis ini dapat digunakan untuk membuat tongkat, tangkai payung dan berbagai bentuk anyaman setelah dibelah-belah.
Mungkin, sobat-sobat yang ingin melihat wujud dari bertan Sang Palem Endemik Kalimantan, tidak perlu lagi bersusah payah mendaki gunung Lumut, menurut situs Kebun Raya Purwodadi, Kebun raya yang terdapat di Jawa Timur ini mempunyai koleksi beberapa palem langka yang salah satunya adalah bertan (Eugeissona utilis).
Terlepas apakah tanaman ini memang endemik Kalimantan dan hanya terdapat di lereng Gunung Lumut saja atau terdapat di daerah lain, yang pasti bertan menjadi salah satu bukti betapa kayanya tingkat keanekaragaman hayati Indonesia.
Klasifikasi Ilmiah:
Kerajaan : Plantae (Tumbuhan);
Sub Kerajaan : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh);
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji);
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga);
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil);
Sub Kelas : Arecidae;
Ordo : Arecales;
Famili : Arecaceae (suku pinang-pinangan / palem);
Genus : Eugeissona;
Spesies : Eugeissona utilis.
Nama latin : Eugeissona utilis;
Nama Indonesia : Bertan.