Namun, wanita yang pernah diusir dari Indonesia ini menyayangkan sikap pemerintah yang masih memberikan akses kepada media, terkait pemberitaan-pemberitaan terhadap ketiga terpidana mati itu.
"Harusnya, pemerintah tidak lagi memberikan akses kepada media manapun terhadap ketiga terpidana mati Bom Bali I itu. Pemerintah seakan memposisikan Amrozi cs itu seperti selebriti, sebagai seorang bintang," kata Sydney Jones dalam perbincangan kepada Persda Network, Sabtu (25/10).
"Saya yakin, eksekusi itu akan dilakukan. Akan tetapi seharusnya, pemerintah sudah mulai membatasi akses media kepada ketiga terpidana mati itu. Pemerintah harusnya sudah melakukan isolasi. Paling tidak, ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," katanya lagi.
Sydney tidak yakin akan ada aksi balas dendam yang dilakukan oleh para pengikut Amrozi cs. Kalaupun ada, katanya lagi, sel-sel jaringan Amrozi cs sangat mudah untuk dilumpuhkan oleh para penegak hukum di Indonesia.
"Saya melihatnya, para pendukung mereka-mereka itu sangat sedikit sekali dan sangat mudah dilumpuhkan. Saya ragu kalau ada kelompok Amrozi cs bisa melakukan apa-apa setelah eksekusi dilakukan karena jumlahnya sangat sedikit dan tidak akan berhasil untuk melakukan teror. Untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan, pemerintah harus segera menutup akses media kepada Amrozi cs," tegas Sydney.
Ia menegaskan, rencana pemerintah yang akan melakukan eksekusi terhadap ketiga terpidana mati Bom Bali I ini tidak akan berdampak serius apapun. Baik dampak yang akan terjadi di kalangan luar (luar negeri) maupun di kalangan dalam. Pemerintah, jelasnya lagi, hanya dituntut untuk mewujudkan janjinya dalam
menegakkan hukum, bersikap tegas kepada para terpidana mati Bom Bali I.
"Memang, di Jepang atau Amerika, hukuman mati tak berlaku. Tapi, hukum yang ada di Indonesia, setidaknya harus bisa dijalankan oleh pemerintah. Jangan seperti dulu, pemerintahan ini seolah ragu-ragu untuk mau melakukan eksekusi. Yang dituntut oleh kalangan luar adalah sikap tegas pemerintah Indonesia terhadap para pelaku yang dianggap sebagai teroris. Jangan ditunda-tunda," tandasnya lagi.
Sumber : berita.com