Jumat, 31 Oktober 2008

Jalaluddin Rakhmat: Perilaku Syekh Puji Kepentingan Pribadi

Syekh Puji dan Jalaluddin Rakhmat.

Jakarta: Perilaku Pujiono Cahyo Widiyanto alias Syekh Puji dengan menikahi gadis berusia hampir 12 tahun dipandang cendekiawan muslim Jalaluddin Rakhmat sebagai perilaku mencari kepuasan pribadi dengan alasan agama. Syekh Puji pun dianggap kurang memahami sejarah Islam. "Untuk pembenaran...merujuk ke dalil-dalil agama," ujar Jalaluddin Rakhmat di Jakarta, belum lama berselang.

Menurut Kang Jalal, begitu Jalaluddin Rakhmat akrab disapa, pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Siti Aisyah berdasarkan kajian sejarah terjadi setelah istri Rasulullah, Siti Khadijah, meninggal dunia. Pernikahan ini terjadi saat Aisyah sudah berumur lebih dari 17 tahun.

Dalam pandangan Kang Jalal, banyaknya umat Islam yang salah menafsirkan hadis atau kebiasaan baik Nabi menjadi hal yang sunnah atau yang wajib diikuti. Padahal tidak semua hadis adalah sunnah. Ketidakpahaman ini membuat sering munculnya perbedaan pandangan di kalangan kaum muslim.

Selain itu, imbuh dia, aspek kebutuhan sering membuat sebagian orang berdalih berdasarkan agama. Perilaku seperti inilah yang kerap menimbulkan kesan buruk terhadap Islam di mata masyarakat.

Seperti diberitakan, Selasa silam, pernikahan Syekh Puji dengan Lutfiana Ulfah telah dibatalkan setelah Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi mengunjungi Pondok Pesantren Miftakhul Jannah di Semarang, Jawa Tengah. Namun, proses hukum terhadap Pujiono terus dilanjutkan [baca: Pernikahan Pujiono Akhirnya Dibatalkan].
◄ Newer Post Older Post ►