Fokus pasar terhadap kondisi di Amerika adalah melonjaknya cadangan minyak mentah di Negeri Paman Sam itu, yang mengindikasikan bahwa perekonomian negeri itu semakin buruk, karena permintaan semakin lama semakin melemah.
Harga minyak mentah jenis light sweet turun US$ 1,10 menjadi US$ 42,45. Padahal pada sesi sebelumnya harga minyak sempat menguat di level US$ 45,10.
Sementara itu di London, harga minyak mentah jenis Brent melemah 3 sen menjadi US$ 44,99.
Selain karena melonjaknya cadangan minyak, sentimen negatif juga berasal dari data yang menunjukkan jumlah pengangguran kian bertambah.
Demikian juga dengan kondisi ekonomi China yang melorot tajam pada kuartal keempat dan laporan dari bank sentral Jepang yang memperkirakan terjadinya deflasi dalam dua tahun mendatang akibat hantaman krisis.