WANDInews - Syukuran pengukuhan Barack Obama yang meriah di SD Menteng 01 Jakarta Pusat, Rabu 21 Januari 2009, berlangsung meriah. Sebaliknya, di SD Santo Fransiskus, Menteng atau SD Asisi, juga tempat Obama pernah sekolah, justru sepi.
Padahal, Obama bersekolah di SD Asisi lebih lama daripada di SD Besuki. "Kami tidak punya dana, jadi cukup merayakannya dengan nonton bareng," kata Kepala Sekolah SD Asisi, Yustina Amira kepada VIVAnews, Rabu siang 21 Januari 2009.
Tak seperti Alumni SD Menteng 01 yang rutin berkumpul, alumni SD Asisi yang dulu pernah menjadi teman Obama kini tinggal terpencar dan tidak rutin melakukan kontak. Sehingga, danapun sulit terkumpul. "Hanya satu dua yang mengontak sekolah saat tahu Obama mencalonkan diri menjadi presiden," kata Yustina.
Jangan dibayangkan nonton bareng di SD Asisi dihadiri pejabat sekelas Duta Besar AS untuk Indonesia, Cameron R. Hume. Hanya ada siswa, orang tua siswa, guru, petugas sekolah, dua teman sekelas Obama, dan beberapa orang yang tinggal di sekitar sekolah, berkumpul di depan televisi. Namun, kata Yustina, keterbatasan itu tak mengurangi kemeriahan suasana.
Dijelaskan Yustina, masa sekolah Obama di SD Asisi lebih lama daripada di SD Besuki. "Dia [Obama] masuk ke sini pada tahun kedua sekolah ini berdiri, jadi jumlah temannya memang tidak banyak," kata dia. Obama kecil bersekolah di SD Asisi selama tiga tahun, dari kelas satu hingga kelas tiga, kemudian pindah ke SD Menteng 01.
Mantan guru Obama, Israela Pareira, mengakui SD Asisi kurang terkenal sebagai bekas sekolah Obama daripada SD Menteng 01. Ini karena peraturan dan birokrasi sekolah Katolik tersebut. Mereka tidak bisa sembarangan memberi tanggapan soal Obama ke media.
Diceritakan Israela, saat bersekolah di SD Asisi, bahasa Indonesia Obama belum bagus. Sehingga dia tidak banyak berkomunikasi dengan teman-temannya. "Kalau dengan guru, dia memakai bahasa Inggris. Kalau dengan teman-temannya dia memakai bahasa isyarat," kenang Israela.
Baik Yustina maupun Israela sama-sama mengaku bangga dan mendukung Obama. "Dia presiden yang sangat berkharisma," kata Yustina.
Tak seperti Alumni SD Menteng 01 yang rutin berkumpul, alumni SD Asisi yang dulu pernah menjadi teman Obama kini tinggal terpencar dan tidak rutin melakukan kontak. Sehingga, danapun sulit terkumpul. "Hanya satu dua yang mengontak sekolah saat tahu Obama mencalonkan diri menjadi presiden," kata Yustina.
Jangan dibayangkan nonton bareng di SD Asisi dihadiri pejabat sekelas Duta Besar AS untuk Indonesia, Cameron R. Hume. Hanya ada siswa, orang tua siswa, guru, petugas sekolah, dua teman sekelas Obama, dan beberapa orang yang tinggal di sekitar sekolah, berkumpul di depan televisi. Namun, kata Yustina, keterbatasan itu tak mengurangi kemeriahan suasana.
Dijelaskan Yustina, masa sekolah Obama di SD Asisi lebih lama daripada di SD Besuki. "Dia [Obama] masuk ke sini pada tahun kedua sekolah ini berdiri, jadi jumlah temannya memang tidak banyak," kata dia. Obama kecil bersekolah di SD Asisi selama tiga tahun, dari kelas satu hingga kelas tiga, kemudian pindah ke SD Menteng 01.
Mantan guru Obama, Israela Pareira, mengakui SD Asisi kurang terkenal sebagai bekas sekolah Obama daripada SD Menteng 01. Ini karena peraturan dan birokrasi sekolah Katolik tersebut. Mereka tidak bisa sembarangan memberi tanggapan soal Obama ke media.
Diceritakan Israela, saat bersekolah di SD Asisi, bahasa Indonesia Obama belum bagus. Sehingga dia tidak banyak berkomunikasi dengan teman-temannya. "Kalau dengan guru, dia memakai bahasa Inggris. Kalau dengan teman-temannya dia memakai bahasa isyarat," kenang Israela.
Baik Yustina maupun Israela sama-sama mengaku bangga dan mendukung Obama. "Dia presiden yang sangat berkharisma," kata Yustina.