Penjual jamu tradisional China itu awalnya ditemukan Leha, penjual kain bekas pukul 06.00 tadi. Leha tiap hari membelikan makanan buat Lie San. Tapi pagi tadi dia curiga ketika Lie San tak menyahut meski dipanggil berkali-kali.
Leha lantas memanggil warga sekitar yang kemudian masuk rumah Lie San. Mereka kaget melihat Lie San sudah bersimbah darah di atas ranjang kamarnya. Segera saja Leha bersama warga mencari-cari ke dalam maupun sekeliling rumah.
Mereka lantas menemukan anak Lie San bernama Yoseph, 26, sedang berendam di bak dalam kamar mandi. Sambil memeluk senapan anginnya, mulut Yoseph terlihat komat-kamit. Warga langsung yakin, Yoseph-lah pembunuh Lie San karena mereka tahu, tiga hari ini Yoseph kambuh gangguan jiwanya.
Setelah mengamankan Yoseph, warga lantas melapor ke polisi. Ketika Briptu Sudirman dari Polsek Genteng, Surabaya sampai lokasi kejadian, Yoseph masih terlihat tak waras. Spontan saja polisi itu membacakan ayat-ayat tertentu untuk mengusir roh jahat dalam diri Yoseph.
“Dia (Yoseph) memang punya kelainan jiwa, tiga hari terakhir kambuh. Dia juga pernah dirawat enam bulan di rumah sakit jiwa di Jakarta,” kata Bunasan, tetangga Lie San. enurut Bunasan, Lie San juga pernah dirawat lama di Bali karena menderita stroke. “Mungkin karena strokte itu, dia tidak bisa melawan,” katanya. Setahu Bunasan, Lie San bercerai sejak 1997 dan hanya hidup bersama anak semata wayangnya, Yosep.
Kini, jenzaah Lie San sudah diotopsi. Hasilnya menunjukkan, tiga peluru senapan angin bersarang di leher, dada dan menembus paru-paru Lie San. “Tidak ada bekas sayatan maupun digorok di leher,” kata kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Surabaya Selatan, AKP Yimmy Kurniawan. “Hanya ditemukan luka tembak di tubuh,” ujarnya.