Pada perdagangan Kamis (22/1), saham berkode bursa BDMN ini ditransaksikan menguat Rp 200 ke level Rp 2.400 per lembarnya, setelah kemarin ditutup melemah Rp 375 ke level Rp 2.200.
Penguatan ini terjadi setelah BDMN menyatakan akan mengklarifikasi spekulasi kerugian perseroan di 2008 serta memaparkan kondisi keuangannya pada awal Februari mendatang.
"Danamon akan mengungkapkan keterbukaan kondisi keuangan perusahaan pada sekitar awal Februari karena potensi kerugian perseroan 2008 masih terlalu dini untuk diperkirakan sekarang," ujar Corporate Secretary Danamon Dini Herdini dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Kamis (22/1)
Hal itu menjadi revisi terhadap siaran pers sebelumnya, yang menyebutkan bahwa laba bersih BDMN untuk 2008 tercatat Rp 1,5 triliun, anjlok 29% dibandingkan 2007 yang sebesar Rp 2,117 triliun. Laba perseroan sebenarnya Rp 2,3 triliun namun tergerus karena pencadangan terhadap kontrak foreign exchange forward.
Direktur Utama Bank Danamon Sebastian Paredes kemarin menjelaskan, pada kuartal keempat 2008, krisis keuangan global memicu depresiasi tajam pada nilai tukar rupiah. Hal ini diikuti dengan jatuhnya harga komoditas.
"Ini berdampak terhadap arus kas beberapa eksportir dan kemampuan mereka untuk terus memenuhi kewajiban sehubungan dengan kontrak foreign exchange forwards," paparnya.
Menurutnya, BDMN pun telah secara aktif bernegosiasi dengan para nasabah untuk mencari solusi terbaik dan mendukung mereka dalam masa-masa sulit ini, yaitu dengan mengambil posisi konservatif dalam menetapkan pencadangan. “Ini memungkinkan kami beroperasi tanpa tambahan kerugian dari kontrak foreign exchange forwards di 2009," tandasnya.
Bank Danamon mencatat eksposur nasabah dari kontrak foreign exchange forwards hingga 21 Januari 2009 telah turun di bawah US$ 93 juta. Namun perseroan memastikan eksposure ini sebagian besar telah diprovisikan.
Meskipun laba BDMN turun tajam sepanjang 2008, namun kinerjanya masih membaik dengan 24% pertumbuhan pendanaan dan kredit 25%. Beberapa analis pun memberi memberi rekomendasi positif karena BDMN dinilai masih memiliki potensi menguat. Apalagi penurunan suku bunga BI awal tahun ini belum memperlihatkan hasil.
Tim riset Samuel Sekuritas mengatakan, BDMN membukukan penurunan laba bersih belum diaudit 2008 hingga 29% menjadi Rp 1,5 triliun menyusul pencadangan yang harus disisihkan akibat kontrak forex forward yang dikabarkan senilai Rp 800 miliar.
Samuel merekomendasikan investor dapat melakukan akumulasi saham BDMN untuk investasi jangka menengah dan ataupun jangka panjang. “Kami sarankan untuk hold dulu saham ini,” ujarnya.
Sementara itu, analis PT BNI Securities Asti Pohan mengatakan, laba bersih BDMN seharusnya mencapai Rp 2,3 triliun atau naik 14%. Saat ini valuasi price to book value (PBV) BDMN adalah 1 kali, lebih rendah dibandingkan rata-rata industri perbankan yang sebesar 1,5 kali.
“Saya rekomendasikan hold dengan target harga saham Rp 2.500, tanpa memperhitungkan rights issue,” jelasnya. Menurutnya, Asti Pohan, penggerusan nilai laba bersih per saham (earning per share/EPS) akan lebih dalam bila ada rencana rights issue.
Bank Danamon memerlukan dana untuk call option PT Adira Dinamika Multifinance dan call subdebt. "Pihak Bank Danamon masih belum memastikan mengenai rencana rights issue," katanya
Pendapat optimistis juga dilayangkan analis Haryajid Ramelan. Menurutnya, perseroan mampu membukukan pertumbuhan kredit yang lumayan di 2008 dengan basis pada UMKM. Ia pun meyakini BDMN dapat mencatatkan pertumbuhan lebih baik di tahun ini. “Buy on weakness pada saham BDMN,” katanya.