JAKARTA - Ditemukannya buku pelajaran untuk siswa sekolah dasar yang bergambar seronok, dinilai pengamat pendidikan Arif Rahman Hakim, seharusnya tidak terjadi.
Dia mengatakan, semua buku-buku pelajaran baru dapat dicetak setelah melalui tahap screening. "Semua buku pelajaran ada tim screeningnya. Tim ini bertugas, memperhatikan isi, cara penyajian, dan sistematika materi," kata Arif saat dihubungi okezone, Kamis (22/1/2009).
Menurutnya, tim screening bertugas melakukan tiga hal tersebut sebelum buku naik cetak. "Biasanya percetakan tidak akan mengubah-ubah materi di dalam buku tersebut," kata mantan kepala sekolah SMA Labschool Jakarta ini.
Dikatakan, apabila isi buku tersebut tidak sesuai dengan target yang harus dicapai anak SD dan tidak memenuhi aspek psikologis untuk anak SD, maka buku tersebut tidak layak menjadi bahan ajar.
Arif mengatakan, di dalam penerbitan saja ada editor yang harus memeriksa seluruh isi buku sebelum naik cetak. Di halaman pertama buku saja ada kata pengantar penerbit. "Ini merupakan tanggung jawab penerbit mengenai isi buku yang dicetak tersebut," pungkasnya
Dikatakan, apabila isi buku tersebut tidak sesuai dengan target yang harus dicapai anak SD dan tidak memenuhi aspek psikologis untuk anak SD, maka buku tersebut tidak layak menjadi bahan ajar.
Arif mengatakan, di dalam penerbitan saja ada editor yang harus memeriksa seluruh isi buku sebelum naik cetak. Di halaman pertama buku saja ada kata pengantar penerbit. "Ini merupakan tanggung jawab penerbit mengenai isi buku yang dicetak tersebut," pungkasnya