Pulihnya perekonomian AS diharapkan bisa berkontribusi positif pada perekonomian Tanah Air. Grafik keuangan yang cantik di Wall Street, AS sedikit banyak diharapkan berpengaruh terhadap bergairahnnya pasar Mangga Dua di tanah air.
Secara tidak langsung, rentetan pengaruh positif diharapkan muncul. Kebijakan-kebijakan ekonomi yang lebih kredibel dan disikapi positif warga dunia diharapkan keluar dari presiden AS yang sempat mencicipi tinggal di Indonesia itu.Namun berbagai kalangan menilai ekspektasi terhadap kebijakan ekonomi Obama harus diletakkan secara proporsional.
Pengamat pasar uang Farial Anwar mengingatkan agar semua pihak tidak terlampau optimistis karena bisa jadi janji-janji yang dikemukakan oleh Obama saat kampanye tidak direalisasikan.
“Bisa jadi dikampanye janji-janji. Tapi realisasinya kan belum tentu. Oleh karena itu yang terbaik bagi investor adalah wait and see, melihat bagaimana sebenarnya kebijakan yang akhirnya diambil alih,” ujarnya.
Farial menilai bahwa dampak dari pelantikan Obama memang sedang ditunggu pelaku-pelaku di industri finansial. “Terutama terkait gembor-gembor rencana bailout US$ 800 miliar yang akan dilakukannya,” sebut Farial.
Dana tersebut, kata Farial, akan berdampak sangat positif terhadap upaya pemulihan sektor finansial AS. Saat ini, mata uang dolar sudah mulai menguat terhadap semua mata uang karena pemerintah AS sudah mulai menerbitkan treasury bonds dan treasury bills.
Dampak terhadap nilai tukar rupiah sendiri tidak akan terlalu signifikan karena pergerakan nilai tukar rupiah telah terbatas di level Rp 11 ribuan per dolar AS.
Sementara Ketua Forum Stabilitas Sistem Keuangan Raden Pardede menjelaskan bahwa ada dua hal yang diperkirakan bakal berdampak positif setelah pelantikan terhadap Presiden terpilih AS Barrack Obama. “Yang pertama adalah sentimen positif, kemudian kebijakan ekonomi Obama diharapkan bisa mempercepat pemulihan ekonomi AS,” paparnya
Pandangan-pandangan ekonomi Obama yang seringkali disebut sebagai Obamanomics tersebut memang memiliki madzhab yang berbeda dengan yang diterapkan Presiden AS sekarang. Di antaranya terkait dengan keberpihakan pada pasar.
Meski Obama tidak menerapkan proteksi, namun arah kebijakannya lebih pada pasar yang highly regulated. “Ini yang diharapkan bakal direspons positif pasar finansial AS. Kalau pasar finansial AS pulih, maka dampaknya juga akan dirasakan oleh perekonomian Tanah Air,” ungkapnya.
Raden menilai bahwa pulihnya pasar finansial akan mendorong pertumbuhan ekonomi dunia, serta meningkatkan permintaan barang yang selama ini melorot setelah krisis finansial AS.
“Dengan begitu otomatis, ekspor dalam negeri juga akan turut meningkat dan merasakan dampak positif tersebut,” lanjut penulis paper ‘From Wall Street to Mango Two’ dalam satu seminar keuangan itu.
Pengaruh pulihnya perekonomian di Wall Street tersebut diperkirakan akan turut membuat positifnya perekonomian Indonesia. “Jadi itu yang dulu pernah saya tulis bahwa pasar Mangga Dua juga akan merasakan dampaknya,” tandasnya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kedepan, janji-janji yang telah diutarakan oleh presiden Afro-Amerika pertama di AS itu akan terus ditagih. Tidak hanya oleh konstituennya, tapi oleh warga dunia.