Rabu, 16 Februari 2011

Keluarga Berencana dan Krisis Pangan

BANDUNG (BB) --- Pertumbuhan penduduk di Jawa Barat hingga saat ini masih menjadi permasalahan. Oleh karena itu, Gubernur Jawa Barat menargetkan, tahun 2011 angka kelahiran turun sekitar 0,3% hingga 0,5%. Hal tersebut terungkap dalam Rakerda Program KB di Pangandaran, Selasa siang.
Saat ini, di Indonesia, setidaknya 4 koma 5 juta bayi lahir dalam setahun, 25 persen di antaranya lahir di Jawa Barat. Tingginya angka kelahiran mengakibatkan masalah yang cukup serius dalam hal pembangunan. Implikasi yang dikhawatirkan dari tingginya angka kelahiran, yaitu tidak adanya fasilitas kehidupan yang memadai. ”Pertambahan penduduk tidak terkendali mengakibatkan krisis pangan, meningkatnya angka kriminalitas, dan kualitas pendidikan tak terperhatikan, itu akan jadi masalah,” ujar Ahmad Heryawan. Oleh karena itu, pertumbuhan penduduk harus dikendalikan.
Pada tahun 2010, penurunan angka kemiskinan hampir mencapai 1%. ”Program pendidikan, kesehatan, keberpihakan kepada infrastruktur, pertanian secara menyeluruh, perdagangan dan investasi, itu semua mempengaruhi tingkat angka kemiskinan,” kata Ahmad Heryawan,” jadi program mengurangi kemiskinan merupakan program multi-steakholder,”kata Gubernur Jabar pada acara Jumpa Bergembira para kader KB se-Jabar yang diikuti sekitar 4.000 orang.

BERKAITAN dengan itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat, H. Rukman Heryana dalam laporannya menjelaskan, tahun 2010, jumlah peserta KB di Jawa Barat mencapai 6,7 juta akseptor. Tahun 2011, ditargetkan, jumlah peserta KB naik hingga 400 akseptor.
Untuk pencapaian tersebut, pemerintah Provinsi Jawa Barat mengganggarkan dana sebesar 10 milyar rupiah. Anggaran tersebut di antaranya untuk memperkuat posisi PLKB, Pos KB, institusi KB, dan bidan desa di Jawa Barat. Kepala BKKBN Jawa Barat, Drs. Rukman Heryana, M.M. mengatakan, salah satu upaya untuk mengendalikan angka kelahiran, bupati walikota di Jawa Barat menambah jumlah PLKB setidaknya 200 orang perwilayah.
(C-002)*** file : BISNIS BANDUNG ed.7 bln. Februari 2011
◄ Newer Post Older Post ►