Sidat Kita |
Sidat ini walau berada di kegelapan air tampak jelas karena warnanya kuning perak, mirip ikan Arwana, tubuhnya lentur, panjang hingga 1 meter pada saat diameter seukuran uang koin. Sidat ini bertelur di laut kemudian setelah dewasa pergi ke ikan air tawar seperti sungai atau danau.
SIDAT terdengar asing nama hewan itu, apalagi bentuk dan rupanya juga belum terbayangkan bagi yang belum pernah melihat.Dari sisi bentuknya, sulit digolongkan apakah ikan atau ular. Karena binatang ini panjang seperti ular tapi di dekat kepala ada dua sirip di kiri kanan mirip lele, sehingga Sidat biasa disebut Ikan lain dari yang lain.
Hewan air ini hidup di AS, Eropa, Selandia Baru dan biasa dipancing atau dijala warga pada malam hari. Sidat biasa hidup di lahan air tawar hingga dewasa kemudian pergi ke laut untuk bertelur dan kembang biak. Perjalanan itu sering kali bertepatan dengan banjir yang datang akibat angin kencang selama musim badai, ketika langit hitam pekat dan sungai mengalami pasang tertinggi. Praktis, Sidat seperti makhluk pecinta kegelapan.
Sidat betina mampu bertelur 30 juta butir di media air asin. Hewan ini pun tergolong ikan liar karena senang mencari makan sendiri. Sidat ini walau berada di kegelapan air tampak jelas karena warnanya kuning perak, mirip ikan Arwana, tubuhnya lentur, panjang hingga 1 meter pada saat diameter seukuran uang koin. Sidat ini bertelur di laut kemudian setelah dewasa pergi ke ikan air tawar seperti sungai atau danau.
Hewan air ini hidup di AS, Eropa, Selandia Baru dan biasa dipancing atau dijala warga pada malam hari. Sidat biasa hidup di lahan air tawar hingga dewasa kemudian pergi ke laut untuk bertelur dan kembang biak. Perjalanan itu sering kali bertepatan dengan banjir yang datang akibat angin kencang selama musim badai, ketika langit hitam pekat dan sungai mengalami pasang tertinggi. Praktis, Sidat seperti makhluk pecinta kegelapan.
Sidat betina mampu bertelur 30 juta butir di media air asin. Hewan ini pun tergolong ikan liar karena senang mencari makan sendiri. Sidat ini walau berada di kegelapan air tampak jelas karena warnanya kuning perak, mirip ikan Arwana, tubuhnya lentur, panjang hingga 1 meter pada saat diameter seukuran uang koin. Sidat ini bertelur di laut kemudian setelah dewasa pergi ke ikan air tawar seperti sungai atau danau.
Ditelusuri dalam sejarah, Sidat air tawar dari genus Anguilla adalah ikan purba. Sidat tersebut mulai ber-evolusi lebih dari 50 juta tahun kemudian bercabang menjadi 16 spesies dan tiga subspesies. Sebagian besar ikan yang bermigrasi, seperti salmon (Salmonidae) dan shad (Alosa), termasuk kelompok ikan anadromous, yakni memijah di air tawar dan setelah dewasa hidup di air asin.
Sidat air tawar adalah salah satu dari sedikit ikan yang melakukan hal sebaliknya, pemijahan dilakukan di laut, lalu menghabiskan masa dewasa di danau, sungai, dan muara, pola kehidupan yang dikenal sebagai catadromy. Biasanya, sidat betina ditemukan di hulu sungai, sedangkan sidat jantan hidup di muara. Sidat dapat menghabiskan waktu puluhan tahun di sungai sebelum kembali ke laut untuk memijah, dan kemudian mati.
Belum pernah ada yang menyaksikan pemijahan sidat air tawar dan bagi para ahli biologi Sidat, memecahkan misteri reproduksi Sidat masih tetap merupakan sesuatu yang sangat didambakan. Sidat air tawar melakukan reproduksi di laut karena ditemukan larva terapung di dekat permukaan yang berjarak ribuan kilometer dari pantai. Larva sidat makhluk berukuran kecil, transparan, berkepala tipis, dengan tubuh berbentuk seperti daun dedalu, dan gigi yang mengarah ke luar, semula dikira spesies yang berbeda dengan ikan.
Sampai tahun 1896 ketika dua orang ahli biologi Italia menyaksikan seekor larva bermetamorfosis menjadi sidat di dalam tangki. Sidat sangatlah gigih dalam upaya untuk kembali ke tempatnya bereproduksi di laut. Kemampuan sidat untuk bergerak memang menakjubkan. Sidat muncul di danau, kolam, dan lubang tempat menancapkan tiang, tanpa ada saluran yang jelas menuju ke laut, dan ini membuat orang yang penasaran menggeleng-gelengkan kepala.
Pada malam yang basah, sidat diketahui menyeberangi tanah dari kolam ke sungai dalam jumlah ribuan sekaligus, saling menggunakan tubuh mereka yang lembap sebagai jembatan. Sidat muda pernah terlihat memanjat dinding tegak yang berlumut. Di Selandia Baru, orang sudah biasa melihat kucing membawa sidat ke depan pintu rumah peternakan, setelah menangkapnya di padang rumput.
Luar baisa! Sidat ternyata bisa hidup di air laut, air sungai, lumpur, ladang, bebatuan, sawah bahkan di padang rumput. Dengan mengesampingkan kemampuan adaptasi, migrasi jutaan sidat dewasa dari sungai menyeberangi lautan pastilah merupakan salah satu perjalanan paling hebat yang tak terlihat, yang dilakukan makhluk di planet ini, menyeberangi jarak ribuan kilometer.
Sidat air tawar adalah salah satu dari sedikit ikan yang melakukan hal sebaliknya, pemijahan dilakukan di laut, lalu menghabiskan masa dewasa di danau, sungai, dan muara, pola kehidupan yang dikenal sebagai catadromy. Biasanya, sidat betina ditemukan di hulu sungai, sedangkan sidat jantan hidup di muara. Sidat dapat menghabiskan waktu puluhan tahun di sungai sebelum kembali ke laut untuk memijah, dan kemudian mati.
Belum pernah ada yang menyaksikan pemijahan sidat air tawar dan bagi para ahli biologi Sidat, memecahkan misteri reproduksi Sidat masih tetap merupakan sesuatu yang sangat didambakan. Sidat air tawar melakukan reproduksi di laut karena ditemukan larva terapung di dekat permukaan yang berjarak ribuan kilometer dari pantai. Larva sidat makhluk berukuran kecil, transparan, berkepala tipis, dengan tubuh berbentuk seperti daun dedalu, dan gigi yang mengarah ke luar, semula dikira spesies yang berbeda dengan ikan.
Sampai tahun 1896 ketika dua orang ahli biologi Italia menyaksikan seekor larva bermetamorfosis menjadi sidat di dalam tangki. Sidat sangatlah gigih dalam upaya untuk kembali ke tempatnya bereproduksi di laut. Kemampuan sidat untuk bergerak memang menakjubkan. Sidat muncul di danau, kolam, dan lubang tempat menancapkan tiang, tanpa ada saluran yang jelas menuju ke laut, dan ini membuat orang yang penasaran menggeleng-gelengkan kepala.
Pada malam yang basah, sidat diketahui menyeberangi tanah dari kolam ke sungai dalam jumlah ribuan sekaligus, saling menggunakan tubuh mereka yang lembap sebagai jembatan. Sidat muda pernah terlihat memanjat dinding tegak yang berlumut. Di Selandia Baru, orang sudah biasa melihat kucing membawa sidat ke depan pintu rumah peternakan, setelah menangkapnya di padang rumput.
Luar baisa! Sidat ternyata bisa hidup di air laut, air sungai, lumpur, ladang, bebatuan, sawah bahkan di padang rumput. Dengan mengesampingkan kemampuan adaptasi, migrasi jutaan sidat dewasa dari sungai menyeberangi lautan pastilah merupakan salah satu perjalanan paling hebat yang tak terlihat, yang dilakukan makhluk di planet ini, menyeberangi jarak ribuan kilometer.
By. Sidat Kita