Sidat Kita |
Sidat atau moa dalam bahasa daerah memiliki ragam pangilan sendiri terhadap hewan yang senang hidup disungai/rawa-rawa ini, Penelitian akan hewan yang misterius dalam perkembangbiakan ini terus menerus dilakukan dan sampai sekarang telah banyak para petani atau pembudidaya sidat ini yang telah berhasil dan sukses baik di Indonesia sendiri atau diluar negri.
Sidat (Anguilla sp.) sudah dibudidayakan secara intensif di Jepang, Eropa, China, Australia dll. Masalah utama yang dihadapi adalah benih sidat (glass eel atau elver) masih ditangkap dari muara sungai. Sehingga, populasi sidat dunia sudah mengalami penurunan. Sidat Eropa (Anguilla anguilla) dilaporkan sudah menurun hingga 99% dibanding awal tahun 80an sedangkan sidat Jepang (Anguilla japonica) menurun hingga 99% dibandingkan dengan stok tahun 70an dan sidat Amerika Utara cenderung mengalami nasib yang serupa. Ohta et al (1997) sudah melaporkan keberhasilan tehnik buatan untuk mendapatkan banyak telur yang terbuahi dari sidat Jepang hasil budidaya. Tehnik mereka sudah berhasil diterapkan pada sidat New Zealand (A. dieffenbachi) (Lokman and Young, 2000) and sidat Eropa (Pedersen, 2003, 2004).
Tujuh dari 18 spesies sidat dapat ditemukan di perairan Indonesia (Aoyama & Tsukamoto, 1997). Awal tahun ini, Saya sudah mendapat tugas untuk memulai pengujian untuk mendapatkan gamet dengan kualitas baik dan tehnik untuk pembuahan buatan pada salah satu sidat Indonesia, Anguilla bicolor bicolor. Kami sudah merencanakan untuk mengadopsi tehnik Ohta untuk mencapai tujuan ini. Akhir minggu ini, pekerjaan tersebut sudah kami mulai.
By. Sidat Kita