Senin, 04 April 2011

Ide bisnis rental partisi pameran

Banyaknya penyelenggaraan event pameran ternyata membuka peluang bisnis penyewaan partisi. Perlengkapan ini berfungsi sebagai penyekat tempat stan antara satu peserta dengan peserta lainnya di ajang pameran. Omzet dari bisnis ini cukup menggiurkan. Salah satu pemain di bisnis ini bisa meraih omzet ratusan juta per bulan.
Banyaknya event pameran yang diselenggarakan pemerintah maupun pihak swasta di Tanah Air, rupanya, membuka banyak peluang bisnis baru. Salah satunya adalah bisnis penyewaan partisi untuk pameran.
Terbukanya peluang bisnis ini, tentu saja, lantaran partisi berfungsi sebagai penyekat tempat stan pameran antara satu peserta dengan peserta lainnya yang berdampingan.
Lazimnya event sebuah pameran, pihak penyelenggara yang akan menyediakan partisi sebagai fasilitas bagi para peserta. Biasanya, pengelola acara atau event organizer (EO) yang ditunjuk oleh penyelenggara akan menyewa pihak ketiga untuk menyediakan partisi.
Nah, kesempatan itulah yang dimanfaatkan oleh para pelaku jasa penyewaan partisi untuk meraih pemasukan. Salah satu pelaku bisnis penyewaan jasa partisi pameran adalah Prosewa Production di Jakarta.
Nugroho, pemilik Prosewa, mengatakan, untuk tarif sewa partisi pameran, pihaknya membanderol Rp 45.000 per meter persegi (m²). Standar luas partisi yang sering dipesan sekitar 2 m x 3 m untuk satu peserta. Artinya, biaya sewa untuk luas partisi 2 m x 3 m kira-kira sebesar Rp 270.000 per event.
Dengan biaya sewa sebesar itu, peserta pameran sudah mendapatkan fasilitas papan nama, dua buah kursi, meja, karpet, tong sampah, dan sambungan listrik. Waktu sewa paling lama untuk tujuh hari pameran.
Namun, kata Nugroho, pihak penyewa akan dikenai biaya tambahan jika ada kerusakan partisi atau fasilitas lainnya. "Tapi, itu tidak banyak, hanya puluhan ribu, tergantung dari tingkat kerusakannya," katanya.
Menurut Nugroho, biasanya ia mendapat pesanan sewa partisi dari perusahaan swasta yang akan menggelar pameran peluang kerja atau bazar. "Terkadang pelanggan menyewa partisi untuk acara pameran waralaba," ujarnya.
Tak hanya menyewakan partisi standar, Prosewa juga melayani penyewaan partisi berkonsep spesial. Bentuk partisi jenis ini lebih mewah dari partisi standar. Biasanya partisi ini digunakan untuk pameran ponsel yang butuh tempat displai khusus.
Tentu saja, tarif sewa partisi spesial lebih mahal dari yang standar. Biaya sewanya sekitar Rp 750.000 per m². Tapi, untuk menghemat biaya pelanggan, Prosewa juga menyediakan layanan berupa paket untuk partisi spesial. Mulai dari Rp 15 juta–Rp 25 juta per paket.
Nugroho bilang, awal hingga pertengahan tahun adalah momen yang tepat untuk mengais untung besar dari bisnis penyewaan partisi. Sebab, di waktu-waktu seperti ini, banyak penyelenggaraan pameran.
Nugroho mengklaim, dalam kurun waktu tersebut, biasanya Prosewa bisa mendapat minimal sepuluh rekanan yang menyewa partisi standar per bulan. Rata-rata tiap rekanan memesan sekitar 100 m²– 240 m² partisi. "Omzetnya bisa mencapai Rp 86 juta per bulan," ujar Nugroho.
Omzet sebesar itu belum termasuk penyewaan partisi sistem spesial. Untuk partisi jenis ini, rata-rata Prosewa bisa mendapatkan pesanan lima partisi per bulan. Dari menyewakan partisi spesial, Nugroho minimal bisa mendapat tambahan duit sebesar Rp 75 juta per bulan.
Nugroho tidak sendiri mengail rupiah dari bisnis ini. Pemain lainnya adalah CV Primacipta Bayutama dengan merek dagang ErkonRental.com. Tarif sewa partisi di sini sedikit lebih tinggi, yakni Rp 60.000 per m² per hari.
Kendati tarifnya tergolong mahal, namun menurut Teddy Hidayat, Direktur ErkonRental.com, pihaknya tak kesulitan mendapatkan pelanggan. Bahkan, kata dia, pihaknya kerap kebanjiran pesanan sewa partisi ketika menjelang hari raya besar, seperti Lebaran. "Permintaan menjelang Lebaran bisa naik sampai 200%," katanya.
Dalam sebulan rata-rata ErkonRental.com melayani permintaan sewa partisi hingga 200 m². Sebagian besar permintaan datang dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Teddy mengaku, dalam sebulan, rata-rata omzet yang mampu dipetik ErkonRental dari sewa partisi mencapai Rp 15 juta-Rp 20 juta. "Itu baru dari sewa partisi, belum sewa peralatan pendukung lainnya, seperti genset, soundsystem, atau tenda yang bisa mencapai Rp 200 juta per bulan," katanya.
Tak hanya usaha sewa partisi saja yang dapat menghasilkan omzet jutaan. Ada pula mainan yang disewakan guna memenuhi kebutuhan hiburan si kecil. Mainan tak bisa dipisahkan dari keseharian si kecil. Namanya juga anak-anak, sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk bermain. Sebaiknya, mainan anak tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik. Untuk mainan edukatif, tentu ayah-ibu tak keberatan merogoh kocek lebih dalam.


Hal inilah yang membuat bisnis mainan anak yang sarat muatan edukasi terus berkembang. Umumnya, mainan edukatif terbuat dari bahan-bahan berkualitas yang aman dimainkan oleh si buyung dan si upik.



Sayang, banderol harga mainan edukasi semacam ini masih lumayan mahal. Masalahnya, usia mainan edukasi terbilang pendek. Seiring bertumbuhnya usia anak, dia membutuhkan mainan baru yang lebih cocok dengan umurnya. Alhasil, mainan lama pun menjadi penghuni gudang, bahkan berakhir di tempat sampah.



Di mata Anita Rachman, kondisi ini adalah sebuah peluang bisnis. Maka dari itu, sejak Februari 2008, ia membuka usaha penyewaan mainan bernama Michie's Rent'n Play di Jakarta Selatan.



Anita memulai usahanya dengan modal Rp 100 juta. Modal itu dia gunakan memborong aneka mainan impor berbagai merek dari Amerika. Sebut saja, Little Tikes, Step 2, Chicco, dan Vtech. Kini, perempuan berusia 30 tahun ini telah mengoleksi 70 jenis mainan. Masing-masing tersedia empat sampai lima unit.



Dia menentukan tiga pilihan durasi sewa, yakni seminggu, dua minggu, dan sebulan. Harganya tentu bervariasi sesuai dengan jenis mainannya.



Tarif sewa perosotan anak Michie Climber, misalnya, Rp 95.000 per minggu dan Rp 300.000 per bulan. Contoh lain, rumah-rumahan Princess Play House disewakan dengan tarif Rp 175.000-Rp 500.000. Ada juga mobil-mobilan macam Police Car Patrol yang disewakan Rp 50.000-155.000. Untuk sarana bermain air, ada Water Wheel Play dengan sewa Rp 60.000-Rp 185.000.



Puluhan mainan tadi diperuntukkan bagi bayi hingga anak usia tujuh tahun. "Yang paling banyak diminati adalah perosotan, bahkan sampai waiting list," ujar Anita.



Untuk dapat menyewa, ibu dua anak ini meminta pelanggan menyerahkan fotokopi kartu keluarga (KK), kartu tanda penduduk (KTP), dan berkas pembayaran rekening listrik atau air. "Plus menandatangani kesepakatan bersama di atas meterai," imbuhnya.



Untuk mengantisipasi kerugian, Anita mensyaratkan, bila mainan yang disewa rusak, maka penyewa wajib menggantinya. "Diganti sesuai harga beli saat ini," ucap Anita.



Dalam sebulan, Anita mengaku mendapat omzet hingga Rp 10 juta. Bahkan, pada musim liburan sekolah Juni dan Juli, omzetnya bisa menyentuh Rp 17 juta. "Margin saya Rp 6 juta-Rp 8 juta," ungkapnya.



Grace Natalia juga menekuni bisnis serupa. Sama seperti Anita, pemilik usaha sewa mainan Comel ini pun memulai usahanya pada 2008. Setahun sebelumnya, Grace sudah bergumul di bisnis penyewaan kostum, baik untuk anak-anak maupun dewasa.



Lantaran mengurusi bisnis lain, koleksi mainan Grace tak sebanyak Anita. Grace baru mengoleksi 25 jenis mainan. Itu pun masing-masing hanya satu unit.



Beberapa koleksi mainannya adalah mobil-mobilan Kidie Rides yang disewakan dengan harga Rp 1 juta sehari dan Jump Castle Bouncer yang disewakan Rp 250.000-Rp 550.000, sesuai lama pinjam.



Grace juga menyewakan mainan untuk acara karnaval, misal Mini Carousel. Dia menyewakan mainan yang terdiri dari tiga bangku berbentuk binatang ini dengan harga Rp 1,8 juta sehari.



Dalam sebulan, dari seluruh usahanya, Grace membukukan omzet maksimal Rp 25 juta sebulan. "Margin saya 30 persen," aku perempuan 28 tahun ini. (fn/knt/km) 




◄ Newer Post Older Post ►