Spermatogenesis diproduksi melalui pembelahan mitosis spermatogonia primer yang berada di bagian terdalam membran basal dinding asinus. Lobuli sekunder menyebar ke dalam jaringan penghubung. Spermatogonia primer adalah sel-sel germinal jantan terbesar dari bagan terdalam dinding asinus yang merupakan diferensiasi sel-selpertama.
Padas sel-sel spermatogonia, heterokromatin terlihat mengumpul dan terdapat satu atau dua inti seperti dua agregat mitokondria pada sitoplasma yang berada di sepanjang reticulum endoplasma. Pada perkembangan berikutnya, sitoplasma menjadi lebih sedikit pada pembagian sel, sehingga ukuran sel-sel menjadi lebih kecil bergerak kearah pusat lumen, tinggal rangkaian sel-sel muda yang sedang berkembang menuju dinding asinus lobular. Akhirnya dinding asinus menjadi tipis dan lumen diisi oleh gamet matang yaitu spermatozoa.
Spermatogenesis adalah proses fisiologis pembentukan spermatozoa yang berasal dari spermatogonia. Spermatogonia mengalami serangkaian pembelahan sel yang berkesinambungan dan perubahan perkembangan morfologi. Sel germinal yang disebut spermatogonia akan mengalami mitosis beberapa kali, sebelum terbentuk spermatosit. Sel spermatosit primer akan mengalami meiosis. Pada pembelahan meiosis 1 terjadi pembelahan sel yang diikuti dengan pengurangan jumlah DNA sel menjadi separuh dari sel somatic. Pembelahan sel baik secara mitosis dan meiosis termasuk proliferasi spermatogonia dan pembelahan meiosis disebut spermatocytogenesis. Sel haploid pembelahan meiosis disebut spermatid. Selanjutnya spermatid mengalami serangkaian pembelahan struktur dan morfologis menjadi spermatozoa. Perubahan metamorfik ini disebut spermiogenesis.
Spermatozoa matang menisci lumen lobulus dengan ekor dan kepala berjajar dalam barisan, Spermatozoa dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala sperma yang terdiri atas nucleus berbentuk elips dan akrosoma dengan berbagai ukuran, komposisi, morfologi dan posisi kepala spermatozoa, bagian tengah terdiri atas kumpulan empat atau lima mitokondria mengelilingi sepasang centriola dan dekat bagian akhir posterior kepala sperma terdapat seraflagellum atau ekor sperma yang halus dan berisi sitoplasma.
Cara perkembang biakan bivalvia beraneka ragam; ada yang bersifat hermaprodit, namun banyak juga diantaranya bersifat diocious. Khusus untuk hermaprodit, walau tergolong hermaprodit sinkroni namun bivalvia secara umum melakukan fertilisasi silang. Sedang bivalvia yang bersifat gonokorist akan mengeluarkan gamet ke dalam air sehingga fertilisasi terjadi di air. Sel-sel gamet tiram mutiara yaitu spermatozoa dan oosit dilepaskan langsung ke badan air sehingga pembuahan terjadi di luar tubuh induk.
Spermatozoa dengan mitokondria mengumpul di dalam massa yang bulat pada bagian akhir posterior kepala sperma, dikarakteristikan sebagai spesies dengan pembuahan eksternal. Pada bagian depan kepala sperma terdapat akrosoma yang berfungsi melarutkan lapisan telur dan menggabungkan plasma sperma dan membrane plasma telur. Pada waktu folikel pecah dan oosit terlapas dari dinding ovarium, bentuknya yang menyerupai buah pear pipih. Ovum yang berbentuk oval sebelum dilepaskan ke dalam air berangsur angsur berubah bentuk menjadi bulat.
Terjadinya proses reproduksi pada moluska dirangsang oleh sinyal lingkungan yang memainkan peranan penting pada fungsi pengaturan gonad. Gametogenesis yang singkat dimulai sesudah pertumbuhan dan pematangan gonad. Pematangan gamet dipengaruhi oleh beberapa faktor eksogen seperti suhu, periode bulan, kedalaman, faktor mekanis, kelimpahan dan ketersediaan pakan, intensitas cahaya serta faktor endogen yakni genetic dan hormone. Pengetahuan siklus reproduksi pada populasi tiram mutiara sangat berguna untuk program pembenihan dan budidaya tiram mutiara.
Pemijahan dapat dirangsang melalui beberapa cara diantaranya dengan manipulasi lingkungan seperti meningkatkan suhu air 5 – 100C secara mendadak. Perubahan suhu dapat merangsang pemijahan tiram. Pemijahan juga dapat dirangsang dengan penambahan kalium chloride yang diinjeksi pada otot adductor posteriornya atau dengan cara merendam mantel atau membilas mantel cavity dengan KCl. Spermatozoa dapat diperoleh dengan membunuh tiram jantan untuk kemudian diambil sperma dan dimasukkan ke wadah yang berisi tiram betina. Pemberian hidrogen peroksida (H2O2) konsentrasi rendan (5mM) ke dalam medium dapat merangsang pemijahan dengan mempercepat pelepasan telur diduga karena merangsang pengaktifan enzim.