Sebelumnya, Syamsul bersama rombongan diterima Fadeli di Kantor BPBD Lamongan. Di kesempatan itu, dia memberikan bantuan berupa paket sembako yang dimuat dalam satu truk dan uang tunai Rp 200 juta untuk kegiatan operasional penanganan banjir di Lamongan. di tempat yang sama, dia juga sempat mendengarkan paparan situasi bencana oleh Fadeli.
Syamsul mengatakan, Bupati (Fadeli) sudah mengidentifikasi banjir dengan baik. “Identifikasi permasalahan banjir yang sudah dilakukan oleh Bupati jauh lebih penting dari bantuan yang kami berikan hari ini. Beliau sudah pikirkan solusi untuk masyarakat. Karena dengan identifikasi, maka permasalahan dan solusi bisa dicarikan jalan keluar, “ ujarnya waktu itu.
Ditambahkan Syamsul, pemimpin di Lamongan sudah temukan masalah sekaligus solusinya. “Saya sepakat dengan apa yang disampaikan Pak Bupati. Bahwa untuk mengatasi banjir tahunan baik di wilayah Kali Lamong maupun Bengawan Jero, harus dilakukan normalisasi saluran buangnya. Kini yang perlu kami lakukan adalah segera melakukan koordinasi dengan kementerian pekerjaan umum bersama Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo untuk melakukan langkah percepatan normalisasi di Kali Lamong dan Bengawan Jero, “ tegas dia.
Fadeli di kesempatan yang sama menyampaikan saat ini sudah dilakukan pengerukan di wilayah Bengawan Jero sehingga kedalamannya cukup memadai. Namun permasalahannya, kata dia, kedalaman saluran buang yang berada di wilayah Gresik tidak cukup memadai. Sehingga ketika musim hujan tiba, genanngan air di Bengawan Jero yang berada di wilayah Lamongan tidak bisa cepat dibuang ke laut.
Sementara untuk Kali Lamong Fadeli mengusulkan agar dibuat semacam storage air di wilayah Lamongan selatan. Storage air tersebut menurut Fadeli bukan hanya akan bermanfaat untuk mencegah efek banjir di wilayah Gresik, namun juga bisa menjadi solusi sumber air pertanian untuk kawasan selatan yang dikenal kering.
Data terakhir BPBD, banjir tahun ini sudah menggenangi wilayah delapan kecamatan di Lamongan. yakni Kecamatan Karangbinangun, Glagah, Kalitengah, Deket, Turi, Modo, Lamongan dan Sukodadi. Total ada 3.698 rumah yang tergenang di 11.799 desa. Sementara jalan kabupaten yang terdampak mencapai 7 kilometer. Selain itu banjir juga menggenangi 3 TK, 15 SD, 16 MI, 1 SMA dan 6 sarana ibadah. Selain itu, tidak kurang 6.321 hektar areal tambak juga terkena dampak banjir yang taksir kerugiannya mencapai Rp 14, 6 miliar tersebut.