Rabu, 16 Februari 2011

Pengaruh Informasi Arus Kas Dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham Dan Return Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods (EKN-122)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian suatu negara, seperti Indonesia, karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal disebut memiliki fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return), sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal disebut memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.


Darmadji (2001), dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas.

Seorang investor harus memiliki perencanaan investasi yang efektif agar memperoleh keuntungan di pasar modal. Perencanaan ini meliputi pertimbangan keputusan yang diambil untuk mengalokasikan dana yang dimiliki dalam bentuk aktiva tertentu dengan harapan mendapat keuntungan ekonomis di masa mendatang. Salah satu bentuk investasi yang dilakukan investor adalah membeli saham, dengan harapan akan memperoleh return baik berupa dividen maupun capital gain. Dalam mempertimbangkan keputusannya untuk berinvestasi dalam bentuk saham, investor membutuhkan berbagai informasi mengenai perusahaan issuer. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dalam hal ini.

Dalam Asyik (1999) dijelaskan bahwa sebelum dikeluarkannya Statement of Financial Accounting Standard (SFAS) No. 95, laporan arus kas belum merupakan bagian dari pelaporan keuangan karena pelaporan keuangan yang dikehendaki oleh Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) hanya neraca dan laporan laba rugi. Laporan arus dana yang diharuskan oleh Accounting Principles Board (APB) sejak tahun 1971 masih bersifat sukarela dan posisinya dalam pelaporan keuangan masih bersifat suplemen. Laporan arus dana banyak menimbulkan kritik karena tidak memberikan pengungkapan yang cukup mengenai kemampuan perusahaan untuk menentukan pendanaan jangka pendek dan memilih keputusan investasi perusahaan.

Pada tanggal 7 September 1994, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 1995 dan melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2, IAI mengubah penyajian laporan perubahan posisi keuangan yang semula berupa laporan arus dana tersebut menjadi laporan arus kas. Dalam Asyik (1999), IAI berargumentasi bahwa informasi arus kas historis berguna untuk: (1) menunjukkan jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan, dan (2) meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan.

Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan bagi investor, kreditor, dan pengguna lainnya. Laba akuntansi dalam laporan keuangan merupakan salah satu parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor. Investor juga menggunakan informasi dalam laporan arus kas sebagai ukuran kinerja perusahaan. Kedua ukuran kinerja, yaitu laba akuntansi dan informasi arus kas, harus dapat meyakinkan investor serta menjadi fokus perhatian investor dalam mengambil keputusan. Ukuran kinerja akuntansi perusahaan yang menjadi fokus perhatian investor adalah yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi dengan baik serta menyediakan sebuah dasar bagi peramalan aliran kas masa depan suatu saham biasa. Harga dan return saham merupakan alat yang digunakan untuk mengukur peramalan aliran kas masa depan tersebut.

Triyono dan Hartono (1998) melakukan penelitian mengenai hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi dengan harga atau return saham. Hasilnya menunjukkan bahwa total arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham, tetapi dari hasil analisis ditemukan bahwa pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas, yaitu arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi dan operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham (penelitian menggunakan model levels). Pengujian yang dilakukan pada laba akuntansi menunjukkan adanya hubungan antara laba akuntansi dengan harga saham.


Hasil pengujian dengan model return menunjukkan bahwa perubahan laba akuntansi dan perubahan arus kas tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan return saham.

Penelitian Ardiyanto (2003) bertujuan untuk mengetahui hubungan antar komponen arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan dengan abnormal return saham serta mengetahui hubungan antara arus kas total dengan abnormal return saham. Hasil studi mengindikasikan bahwa komponen arus kas yang diminta oleh PSAK No. 2 berhubungan dengan abnormal return saham, sebaliknya arus kas total tidak berhubungan dengan abnormal return saham.

Handoyo (2006) melakukan penelitian untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh kandungan informasi arus kas dan laba akuntansi terhadap harga saham, serta memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh perubahan total arus kas dan perubahan laba akuntansi terhadap return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total arus kas mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham, perubahan arus kas tidak berpengaruh terhadap return saham, laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan perubahan laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap return saham.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan replikasi terhadap penelitian yang dilakukan oleh Triyono dan Hartono (1998) tersebut untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh informasi arus kas dan laba akuntansi terhadap harga saham, serta pengaruh perubahan informasi arus kas dan perubahan laba akuntansi terhadap return saham.


Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada pemilihan sampel dan pemakaian tahun buku sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah perusahaan manufaktur sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEJ. Penelitian sebelumnya menggunakan sampel dengan periode waktu
1995 dan 1996, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan sampel dengan periode waktu 2002 hingga 2005. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Informasi Arus Kas dan Laba Akuntansi terhadap Harga Saham dan Return Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di BEJ)”.
◄ Newer Post Older Post ►