Penelitian ini dilaksanakan oleh Jaringan Pusat Akuakultur di Asia-Pasifik (NACA) menunjukkan bahwa petani udang menganggap terlalu banyak hujan, suhu tinggi, naiknya permukaan air kanal / sungai / laut, cuaca tidak teratur dan badai merupakan ancaman paling serius tentang kerugian moneter yang akan mereka alami akibat kegagalan panen.
Studi ini juga menbuat tingkatan risiko perubahan iklim yang berbeda di provinsi Ca Mau dan Bac Lieu, dan mengidentifikasi perubahan ikli. Di bagian atas suhu tinggi dan cuaca tidak teratur (melibatkan faktor-faktor seperti suhu dan curah hujan), diikuti oleh hujan yang berlebihan, kenaikan permukaan laut dan badai.
Selama bertahun-tahun, petani udang mulai beradaptasi dengan metode yang fleksibel dan serbaguna dengan memodifikasi manajemen produksi untuk menyesuaikan perubahan iklim, termasuk pengelolaan air, modernisasi gili kolam dan menggunakan kapur, probiotik dan bahan kimia lainnya.
Selain itu, langkah-langkah penyediaan anggaran terhadap respon perubahan iklim untuk budidaya ikan, perencanaan dan pengawasan kawasan budidaya, dukungan finansial pemerintah melalui pinjaman, kebijakan penanaman mangrove untuk perlindungan pantai dan pembentukan asosiasi petani, sangat membantu petani karena mereka bekerja untuk beradaptasi dengan perubahan iklim
Menurut berbagai laporan, Vietnam adalah salah satu dari lima negara yang paling rentan di seluruh dunia berkaitan dengan kenaikan permukaan laut dan, di Asia Tenggara, yang paling rentan terhadap bencana didorong oleh perubahan iklim, seperti badai kuat dan badai sepanjang garis pantainya.
Pada tahun 2006-2007, budidaya perikanan Vietnam dilanda topan, banjir dan kekeringan yang menyebabkan kerugian yang besar baik dari properti maupun infrastruktur.
Pelibatan stakeholder secara aktif dalam penilaian dampak dan pengembangan skenario untuk mengatasi perubahan iklim diperlukan untuk melindungi mata pencaharian jutaan petani skala kecil Vietnam.
Pentingnya langkah yang harus diambil adalah pemetaan dampak dan kerentanan, strategi adaptasi nasional dan lokal serta meningkatkan kapasitas stakeholder dan lembaga sehingga mereka dapat mengelola resiko perubahan iklim.