Jumat, 25 Maret 2011

Pembenihan Ikan Mas

Pemilihan induk yang baik
Syarat-syarat induk yang baik:
- Induk betina 1,5 – 3 tahun (minimum 1,5 kg/ekor) dan induk jantan umur 6 bulan ke atas (minimum 0,5 kg/ekor).
- Badan tidak cacat, termasuk sirip-sirip.
- Sisik besar dan letaknya teratur

- Kepala relatif kecil dibandingkan tinggi badan, umumnya punya tubuh yang besar sehingga akan banyak telurnya.
- Pangkal ekor normal (pangkal ekor lebih panjang dibandingkan tingginya), lebar dan tebal menggambarkan sifat yang kuat serta cepat tumbuh.
- Tanda matang kelamin induk betina : gerakannya lamban, perutnya membesar/buncit ke arah belakang, jika diraba terasa lunak, lubang anus agak membengkak/menonjol, bila perut diurut (striping) perlahan kearah anus akan keluar cairan kuning kemerahan. Untuk induk jantan gerakannya lincah, badannya langsing, jika perut distriping akan keluar cairan sperma berwarna putih seperti susu dari lubang kelamin.
- Dalam persiapan pemijahan, memerlukan induk jantan dan betina dengan perbandingan 1:1 (kg), yaitu induk betina beratnya 2 kg/ekor berarti induk jantan adalah 3 ekor yang beratnya berkisar 600–700gr/ekor.

Pelaksanaan Pemijahan

Persiapan kolam pemijahan, happa dan pemasangan kakaban
Masukkan air ke kolam pemijahan yang dilengkapi happa dan atap setinggi  80 cm. Pasangkan kakaban yang jumlahnya disesuaikan dengan ukuran berat induk ikan mas di happa dan ditenggelamkan 10 cm di bawah permukaan air. Pemasangan kakaban sebaiknya dilakukan pada pagi hari, jika sore harinya akan dilepas induk yang akan dipijahkan. Setelah pemasangan kakaban, masukkan air secara perlahan-lahan.

Pemijahan

Induk jantan dan betina dari kolam pemberokan dimasukkan ke dalam happa yang telah dilengkapi kakaban dengan perbandingan berat 1 : 1 (kg). Untuk mendapatkan hasil pemijahan yang baik diusahakan induk jantan dan betina bukan berasal dari satu keturunan tapi dari keturunan yang berbeda. Ikan yang akandipijahkan dimasukkan ke happa pemijahan pada sore hari sekitar jam 17.00 dan pemijahan ikan akan terjadi sekitar pukul 20.30 malam sampai dini hari. Terjadinya pemijahan terlihat pada keesokan harinya ditandai dengan adanya telur-telur yang menempel di kakaban.

Telur ikan
Setelah pemijahan selesai, telur-telur yang melekat di kakaban diangkat dan dipindahkan ke kolam penetasan atau happa penetasan. Pengangkatan kakaban harus hati-hati, karena kakaban tersebut dipenuhi telur ikan. Kakaban di letakkan di kolam penetasan dengan kedalaman 10 cm di bawah permukaan air. Pengangkatan kakaban dan induk ikan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Dapat juga dilakukan pengangkatan/pemindahan induk ke petakan/happa yang lain. Sementara telur-telur yang menempel di kakaban dibiarkan menetas di happa pemijahan tadi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan: 1) Air yang digunakan tetap bersih, tidak mengandung lumpur; 2) Oksigen yang tersedia cukup, karena itu air perlu terus mengalir ; 3) Bahan-bahan yang membusuk segera diangkat/dibuang demikian pula dengan saluran air yang tersumbat sampah; 4) Jangan lupa untuk menutup kolam penetasan dengan atap rumbia sebagai pelindung dari terik matahari; 5) Telur-telur ikan yang baik akan menetas pada hari ke 2 – 3, memasuki hari ke 4 kakaban diangkat dari happa dan cara pengangkatannya secara perlahan-lahan agar larva ikan tidak ikut terangkat bersama kakaban.

Larva yang baru menetas akan menyerap kandungan telur sebagai makanannya. Setelah 2 – 3 hari larva sudah bisa mencari makan sendiri, saat itulah pakan tambahan diberikan. Lrva-larva tersebut kemudian ditangkap/diseser kemudian dipindahkan ke petak pendederan dengan padat tebar 400 ekor/m3 . Selanjutnya diberi pakan larva berupa suspensi kuning telur masak+pellet halus. Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut telur ayam yang sudah direbus diambil kuningnya saja, lalu diencerkan dengan air matang sebanyak 1 liter, kemudian disaring dengan kain tile.

Sebelumnya pellet dihaluskan terlebih dahulu sehingga berbentuk tepung/remah. Kemudian kuning telur masak tadi dicampurkan dengan pellet halus dengan perbandingan 1 : 1. Pakan diberikan selama 1-2 minggu saja sebanyak 10 % dari total berat ikan yang ditebar. Selanjutnya hanya diberikan pellet
◄ Newer Post Older Post ►