Ikan mas merupakan ikan utama air tawar yang memiliki konsumen tetap yang besar, terutama di Jawa, Sumatera Utara, Barat dan Selatan serta Sulawesi Utara. Peningkatan penduduk Indonesia yang cukup besar setiap tahunnya berarti penambahan konsumen tradisional ikan mas yang cukup besar pula. Berapapun produksi yang dihasilkan, masih akan dapat diserap oleh permintaan pasar yang sangat besar. Dengan kata lain, ceruk pasar ikan mas masih sangat terbuka bagi para pemain baru yang ingin berusaha dalam pembesaran ikan mas.
Ikan mas merupakan menu yang khas untuk restoran yang bernuansa etnis tertentu (Sunda) yang penyebarannya sudah menjangkau kota-kota besar di seluruh tanah air. Demikian pula dalam pemancingan, ikan mas merupakan ikan utama. Perkembangan kedua jenis usaha ini akhir-akhir ini secara langsung atau tidak akan menambah jumlah konsumen baru.
Risiko-risiko Usaha
Risiko fatal yang selama ini terjadi dalam usaha di jaring apung adalah kematian massal yang menumpuknya kotoran di dasar perairan. Pada proses pembusukan kotoran, lapisan dasar menjadi kekurangan oksigen dan banyak mengandung bahan-bahan toksik, terutama gas amoniak dan metan. Pada musim-musim tertentu lapisan dasar waduk teraduk dan muncul ke permukaan merubah kualitas perairan yang tidak dapat ditolerir ikan mas.
Dewasa ini pemerintah sudah mengeluarkan peraturan yang menyangkut perijinan usaha serta memberikan penyuluhan masa tanam, yang walaupun tidak sepenuhnya menghindari risiko diatas, tapi mengurangi tingkat kematian/kerugian.
Dewasa ini pemerintah sudah mengeluarkan peraturan yang menyangkut perijinan usaha serta memberikan penyuluhan masa tanam, yang walaupun tidak sepenuhnya menghindari risiko diatas, tapi mengurangi tingkat kematian/kerugian.
Dari segi ekonomi, fluktuasi harga, terutama harga pakan dan harga jual ikan, seringkali tidak terkontrol dengan baik. Penurunan nilai tukar rupiah, seringkali segera diikuti dengan peningkatan harga pakan tetapi ketika nilai tukar kembali normal harga pakan ini sulit untuk kembali turun. Keadaan ini sewaktu-waktu menurunkan marjin usaha bahkan menimbulkan kerugian.
Dari segi pengelolaan budidaya resiko-resiko dalam usaha pembesaran ikan mas dengan jaring apung adalah sebagai berikut. :
- Dewasa ini belum ada standarisasi benih. Masih didapatkan benih berkualitas rendah yang menyebabkan pertumbuhan dan efisiensi pakan rendah,
- Kematian ikan akibat penanganan benih yang kurang baik yang menyebabkan kondisi di mana benih menjadi stres dan mati,
- Masih ada kejadian wabah penyakit.
Pada tahun 1980 pernah terjadi wabah penyakit bakterial dan berulang pada tahun 2002 dengan penyakit viral. Dua kejadian ini walaupun terjadi pada sebagian kecil usaha di jaring apung, tetapi sempat menimbulkan kerugian besar pada budidaya di kolam air tenang.
Sumber:
http://binaukm.com/2010/04/prospek-dan-resiko-usaha-budidaya-ikan-mas/
Memilih Induk
Induk-induk yang sudah baik dan matang kelamin merupakan salah satu syarat mutlak di antara 4 syarat bagi keberhasilan pembenihan ikan
mas ini. Oleh karena itu, sebelum membahas teknik pembenihan dan pemeliharaan ikan mas di kolam, alangkah baiknya bila mengetahui terlebih dahulu induk-induk yang memenuhi syarat dan bagus untuk dipijahkan.
Untuk mengetahui induk-induk yang telah siap dikawinkan dari sekumpulan induk yang telah terpilih, dapat melihat tanda-tanda dari perubahan tubuhnya maupun dengan rabaan. Induk betina yang telah siap kawinkan ditandai dengan perutnya yang membengkak dari muka ke arah belakang, mulai bagian atas lubang urogenital. Sementara induk jantan yang sudah siap dikawinkan bila sudah mencapai umurnya. Induk jantan selalu siap untuk dikawinkan. Artinya, kapan saja dan dimana saja diperlukan ikan jantan ini akan selalu siap dijadikan pasangan yang ideal. Namun, untuk memastikan dan mengurangi risiko kegagalan sebaiknya ditekan perutnya ke arah belakang untuk memastikan kejantannya. Ikan Yang benar-benar siap akan mengeluarkan cairan sperma, berwarna putih mirip santan.