Jumat, 25 Maret 2011

AIR TANAH DAN PERKEMBANGAN TEGAKAN




Air tanah mempengaruhi regenerasi hutan melalui pengendalian terhadap perkecambahan biji seperti halnya ketahanan dan pertumbuhan muda. Penghalangan langsung oleh conifer pada tanah berpasir barangkali hanya sesuai ketika neraca air mendekati permukaan yang cukup untuk menjaga kelembaban kapiler tanah di atas 20 cm selama periode perkecambahan. Menyapih tanaman dapat menjadi bahaya karena transpirasi yang berlebihan pada waktu ketika akar tumbuh terlalu lambat untuk menyerap air yang cukup. Ketidak mampuan tanaman sapihan dalam memacu pertumbuhan akar dengan cepat sering menjadi pembatas untuk bertahan hidup. Pergerakan kapiler dari air dari tempat yang basah ke tempat yang kering lambat dalam tanah yang berada di bawah kapiler lapang dan jika tidak ada pergerakan kapiler menuju akar perluasan akar secara terus menerus penting untuk tumbuh dan bertahan hidup setelah disapih biasanya pertumbuhannya akan menurun untuk beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian akibat tidak seimbangnya penguapan air. Kelembaban tanah sama kritisnya dengan perkembangan tegakan. Kozlowsky (1968) melaporkan bahwa hilangnya kayu akibat penebangan pinus yang berlebihan menghasilkan meningkatnya kelembaban udara yang berasal dari penguapan karena cahaya.
Ketahanan tanaman tertentu terhadap serangga menurun dibawah tekanan kondisi yang disebabkan karena defisiensi kelembaban tanah. Awal pengembunan seringkali dipicu oleh stres kelembaban, tetapi tanah yang memiliki kondisi kelembaban yang baik dipererlukan untuk produksi bunga yang baik. Ketersediaan unsur hara dan pengangkutan tergantung pada kelembaban tanah yang cukup. Kenyataannya banyak kelembaban tanah yang begitu penitng terhadap pertumbuhan tanaman dan perkembangan tegakan yang kualitas lahannya ditentukan oleh sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh tanah yang mempengaruhi hubungan kelembaban tanah. Faktor fisik tanah dan ciri-ciri fisiologi yang mempengaruhi ruang penyimpangan kelembaban tanah dan ketersediaan sangat sering menggunakan faktor-faktor dalam menggolongkan kualitas lahan.

LAND AND WATER DEVELOPMENT STANDS

Ground water affect forest regeneration through control of seed germination as well as the resilience and young growth. Direct counteraction by Conifer on sandy soil probably only appropriate when approaching the surface water balance sufficient to maintain the capillary soil moisture above 20 cm during the period of germination. Weaning plants can be a hazard because of excessive transpiration at the time when the roots grow too slowly to absorb enough water. Inability to spur growth in the sapling plant roots quickly is often a barrier to survival. Capillary movement of water from a wet to a dry place slowly in soil under capillary field and if there is no movement towards the root of the expansion of capillary roots is continuously important to grow and survive after weaning usually growth will decline for several months or several years later due to unbalance the evaporation of water. Soil moisture as critical to the development of stands. Kozlowsky (1968) reported that the loss of timber due to excessive logging pine produces increased air humidity that comes from evaporation due to the light.
Specific plant resistance to insects decreased under pressure due to conditions of soil moisture deficiency. Initial condensation of moisture is often triggered by stress, but the soil has good moisture conditions dipererlukan for good flower production. The availability of nutrients and transport depends on adequate soil moisture. The fact that so many penitng soil moisture on plant growth and development of the quality of farm stands is determined by the physical properties owned by the soil that affect soil moisture relationships. Soil physical factors and physiological characteristics that affect soil moisture drift space and the availability of very frequent use of the factors in classifying land quality. 

◄ Newer Post Older Post ►