Budidaya adalah kegiatan ekonomi penting di kawasan pesisir dan menawarkan sejumlah peluang untuk berkontribusi pada pengentasan kemiskinan , membuka lapangan kerja, pengembangan masyarakat, mengurangi eksploitasi berlebihan sumber daya alam pesisir, dan ketahanan pangan di daerah tropis dan sub-tropis.
Produksi global iakn dan tumbuhan air pada tahun 1999 mencapai 42.8 juta MT dengan nilai AS $ 53,6 miliar. Dari jumlah ini, budidaya krustasea (udang, udang dan krustasea kecil lainnya) berjumlah sekitar 3,7% dari hasil total dan mewakili 16,5% dari total pendapatan budidaya di seluruh dunia. Hasil pertambakan udang sekitar 2,6% dari total output akuakultur atau lebih dari 1,1 juta MT dengan nilai sekitar US $ 6,7 miliar. Pada tahun 1999, hasil dari budidaya udang mewakili lebih dari 28% dari total pasar udang. Ketiga spesies budidaya udang utama P. monodon, P. vannamei, dan P. chinensis jumlahnya lebih dari 82% dari total produksi. Sementara P. monodon menempati urutan ke 20 produksi perikanan budidaya global berdasarkan berat namun menduduki peringkat pertama dengan nilai sebesar US $ 3,6 miliar. Peningkatan rata-rata produksi budidaya udang adalah 5-10% pada 1990-an. Pencapaian ini didorong oleh harga dan permintaan pasar yang tinggi untuk udang dan menarik investasi sektor swasta dan publik.
Pengembangan budidaya pesisir, dan budidaya udang pada khususnya, mengakibatkan perdebatan dalam beberapa tahun terakhir mengenai manfaat , biaya socialdan dampak lingkungan. Pesatnya perluasan area budidaya udang di beberapa negara > Amerika Latin dan Asia membutuhkan strategi manajemen yang efektif. strategi tersebut diperlukan untuk meningkatkan kontribusi positif budidaya udang dan akuakultur pesisir lainnya sehingga dapat membuat pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan daerah pesisir, sedangkan pengendalian dampak lingkungan dan sosial yang negatif dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem.
Menyadari banyaknya tantangan manajemen budidaya udang yang lebih baik di seluruh dunia, sehingga membutuhkan informasi yang detail tetang tantangan dan masalah perikanan udang maka dibentuk Konsorsium Program berjudul "Budidaya Udang dan Lingkungan Hidup" . Para mitra adalah Bank Dunia, Jaringan Pusat Akuakultur di Asia-Pasifik (NACA), World Wildlife Fund (WWF) dan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO). Konsorsium tersebut dilengkapi 35 studi kasus disusun lebih dari 100 peneliti dari 20 negara penghasil udang. Kasus-kasus ini telah dikembangkan melalui konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan di seluruh Asia, Afrika dan Amerika. Kasus berkisar dari intervensi khusus dalam operasi tunggal untuk review tematik isu-isu kunci dalam budidaya udang. Kasus-kasus yang telah disampaikan dan dibahas di lebih dari 150 pertemuan dan lokakarya di seluruh dunia. Tujuan dari konsosrium ini adalah untuk mendokumentasikan dan menganalisa pengalaman di seluruh dunia dalam rangka untuk lebih memahami faktor yang mempengaruhi keberhasilan budidaya udang dan mengapa tidak berhasil.