Anggota DPRD Natuna, Dwitra Gunawan yang telah mengunjungi Pulau Buton kemarin mengatakan sangat prihatin dengan kondisi masyarakat Pulau Buton karena kesulitan mendapatkan bahan pangan seperti beras dan sembilan kebutuhan pokok lainnya.
“Satu karung beras milik kepala desa, rela dibagikan secara merata kepada setiap kepala keluarga yang membutuhkan. Mereka tidak dapat belanja ke Ranai karena jalan satu-satunya berubah menjadi kubangan. Sedangkan melalui jalur laut, gelombang tinggi mengancam keselamatan warga jika nekat berlayar,” katanya.
Langkanya bahan pangan di Pulau Buton, katanya disebabkan terhentinya pasokan dari Ibu Kota Kabupaten Natuna dipicu terputusnya akses jalan ke daerah tersebut. Putusnya jalan disebabkan oleh terjangan badai dengan curah hujan tinggi serta angin yang timbul akibat cuaca ekstrim yang terjadi selama beberapa pekan.
Kondisi itu diperparah lagi dengan terbatasnya pasokan pangan di Ibu Kota Kabuapten Natuna yang selama ini mendapat pasokan dari luar Natuna seperti Karimun, Bintan dan Batam disebabkan perusahaan pelayaran tidak berlayar dan mengirim pasokan pangan akibat gelombang tinggi di perairan Natuna.
Menurut Dwitra, Pulau Buton merupakan daerah yang masih satu daratan dengan ibukota Natuna yakni Ranai dengan jarak kurang lebih 65 kilometer. Kondisinya saat ini tidak dapat ditempuh dengan perjalanan darat karena jalan yang menghubungkan antara desa Pengadah dengan Teluk Buton, rusak parah. Ini diakibatkan guyuran hujan terus menerus, sehingga jalan tanah yang belum diaspal berubah menjadi seperti kubangan lumpur.
“Kondisi masyarakat Teluk Buton saat ini sangat memprihatinkan. Karena sudah tidak memiliki persediaan bahan makanan berupa beras dan sembako. Kami akan segera cari solusi untuk mengatasinya,” katanya, Rabu (26/1). Masyarakat Natuna saat ini hanya bertahan dengan sisa persediaan yang ada.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, DPRD Natuna bersama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Natuna, akan memberikan bantuan berupa beras, sembako, selimut dan alat untuk kebutuhan memasak bagi warga Teluk Buton, sebagai tindakan tanggap darurat.
Kerjasama dengan PMI Natuna, katanya sudah dibicarakan dan pihak PMI sendiri sudah menyediakan berbagai kebutuhan yang akan dikirim untuk membantu Warga Pulau Buton.
Namun, bantuan tersebut belum bisa dikirim karena masih terkendala dengan buruknya kondisi jalan menuju Pulau Buton.
Menurut Dwitra, jika menggunakan kendaraan atau mobil biasa diperkirakan tidak akan bisa menembus daerah tersebut sehingga dibutuhkan kendaraan khusus seperti motor trail. Sayangnya motor trail hanya mampu mengangkut peralatan yang terbatas.
Sementara itu sekretaris PMI Natuna Iskandar Pohan mengatakan, persediaan barang berupa selimut dan alat untuk memasak sudah ada di gudang milik PMI Natuna. Barang-barang tersebut merupakan bantuan dari PMI pusat untuk bantuan kepada warga yang membutuhkan.
”Barangnya sudah ada, tinggal disalurkan saja,” katanya. (gus).