Menteri Keuangan Agus D.W Martowardojo mengatakan, sebagai daerah perdagangan dan pelabuhan bebas atau Free Trade Zone selayaknya Batam memiliki pelabuhan yang refresentatif untuk mendukung arus kontainer yang masuk maupun yang keluar pelabuhan.
“Kondisi pelabuhan kargo Batu Ampar cukup memprihatinkan karena pasilitas pendukungnya tidak lengkap sehingga bisa menimbulkan biaya. Untuk itu pengelola pelabuhan harus mengembangkannya dan jika tidak ada dana bisa mengajak investor untuk menanamkan modal,” katanya, saat mengunjungi pelabuhan Batu Ampar, Senin (7/3).
Menurutnya, pengelola pelabuhan Batu Ampar yakni Badan Pengusahaan FTZ Batam (BP Batam) sudah saatnya mengembangkan pelabuhan tersebut dan mengajak investor untuk menanamkan modalnya.
Pemerintah melalui Kementrian Keuangan, kata Agus akan memberi jaminan investasi jika investor tersebut mau menanamkan modalnya.
Ketua BP Batam Mustafa Widjaja mengatakan, pihaknya sudah pernah mendapatkan investor untuk mengembangkan pelabuhan Batu Ampar yakni perusahaan asal Perancis
Compagnie Maritime D’Affretement Compagnie Generale Maritime (CMA-CGM) melalui beauty contest yang dilakukan beberapa tahun lalu.
Namun investor tersebut belum melakukan pembangunan disebabkan beberapa hal antar lain, terkendala dengan keuangan karena perusahaan tersebut terkena dampak krisis keuangan global pada 2008. Kemudian, waktu konsesi pengelolaan yang diberikan pemerintah dinilai investor terlalu cepat yakni 25 tahun untuk itu investor perancis minta diperpanjang hingga 50 atau 90 tahun.
Menurut Mustafa, Pemerintah sudah memberi ijin waktu konsesi seperti yang diminta investor tersebut namun sampai saat ini juga belum dikerjakan. Untuk itu BP Batam melakukan evaluasi dan akan memberi kesempatan kepada investor lain untuk mengembangkannya.
Salah satu investor yang tertarik yakni PT Pelindo II yang menyatakan siap mengembangkan Pelabuhan Batu Ampar jika ditawarkan pemerintah pusat dan otoritas di Batam.
Pelabuhan Batu Ampar rencananya akan dikembangkan pada bagian dermaga. Panjang dermaga akan ditambah dari dari 500 meter menjadi 1.000 meter sehingga pelabuhan tersebut bisa menampung 1,2 juta sampai 2,0 juta teus kontainer. Untuk itu, investasi yang akan dibutuhkan sekitar empat triliun rupiah.
Kepala Biro Humas Dwi Joko Wiwoho mengatakan kapasitas sandar pelabuhan Batu Ampar saat ini 35.000 DWT (Deathweight-ton) sedangkan kontainer 90.000 Teus. Sementara itu panjang dermaga 600 meter dengan kedalaman 6-12 m.
Jika kapasitas itu masih dipertahankan, maka dalam beberapa tahun kedepan tidak akan bisa menampung jumlah kapal dan arus kontainer yang masuk maupun yang keluar karena pada awal tahun ini saja jumlah kapal yang masuk ke pelabuhan tersebut mencapai 500 kapal perbulan dan saat ini jumlahnya diperkirakan lebih dari 600 kapal per bulan, sehingga panjang dermaga perlu diperluas begitupun dengan area kontainernya.
BP Batam, kata Djoko berencana akan melakukan tender ulang untuk mencari investor baru pengganti investor asal Perancis untuk mengembangkan pelabuhan Batu Ampar. Terkait dengan waktu tender, Joko belum bisa memberi kepastian. (gus).