Oleh: AnneAhira.com
Makanan fermentasi cukup akrab di tengah-tengah masyarakat. Produk olahan makanan menggunakan ragi ini cukup diminati karena selain harganya yang terjangkau, rasanya juga enak dan sesuai dengan lidah kita.
Proses fermentasi menjadi bagian terpenting dalam pengolahan makanan ini. Ragi dalam proses fermentasi berfungsi sebagai zat pengikat gizi makanan agar tidak rusak akibat adanya bakteri yang hidup di dalamnya.
Agar tidak ada bakteri jahat yang hidup dalam makanan, proses fermentasi ini memungkinkan makanan diproses tanpa adanya oksigen, istilahnya anaerobic respiration. Sebagai hasil fermentasi pada makanan dapat diperoleh senyawa kimia seperti asam laktat yang berfungsi dalam proses biokimia dalam tubuh manusia, aseton sebagai zat pelarut, hidrogen dan etanol yang dapat melarutkan senyawa kimia lain seperti pewarna makanan.
Dilihat dari segi kesehatan, makanan fermentasi yang memakai sel mikroba hidup dapat menjadi sangat menguntungkan. Di antaranya mempertahankan gizi makanan, menambah asupan gizi makanan, menstimulasi peningkatan kekebalan tubuh, sebagi anti tumor dan anti mutagenic, dan membantu penyerapan mineral makanan.
Selain itu, juga dapat mempersingkat durasi diare bila suatu saat terjadi, dan mengurangi kemungkinan terjadinya maldigesti laktosa atau salah penerapan proses pencernaan laktosa saat dipecah menjadi galaktosa dan glukosa ketika masuk ke dalam usus.
Mengkonsumsi produk-produk berfermentasi dapat dijadikan gaya hidup sehat sehari-hari. Fermentasi memiliki fungsi umum dan khusus dalam proses pengolahan produk yang dapat dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat.
Di antara fungsi-fungsi umumnya adalah untuk menyelamatkan makanan dari berbagai masalah makanan seperti pembusukan atau basi dan keracunan, memperpanjang masa penyimpanan makanan, meminimalkan kerugian produksi pangan terutama dalam kegiatan industri, dan menambah gizi makanan.
Sedangkan fungsi khusus proses ini adalah mengendalikan pertumbuhan mikroba, mempertahankan gizi yang dikehendaki, dan menciptakan kondisi yang tidak baik bagi kontaminasi mikroba yang merugikan.
Makanan dan Minuman Fermentasi
Beberapa jenis makanan dan minuman yang beredar di tengah masyarakat merupakan hasil proses fermentasi. Di antara makanan itu adalah:
- Tempe
Makanan yang terbuat dari kacang kedelai dan fermentasi kacang rhizopus atau ragi tempe ini adalah makanan bernilai gizi tinggi. Tempe dapat mencegah radikal bebas, menghambat proses penuaan, pencegahan jantung koroner, diabetes, dan kanker. Selain itu, tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab penyakit diare, mampu menurunkan kolesterol dalam darah, dan mencegah hipertensi.
Adanya ragi tempe membuat kadar protein, lemak dan karbohidratnya menjadi lebih mudah dicerna tubuh. Makanan itu juga merupakan favorit bagi mereka para vegan atau yang bergaya hidup sehat sebagai vegetarian karena kandungan kedelainya yang cukup mengenyangkan.
- Yoghurt
Susu fermentasi ini memiliki aroma yang khas karena adanya proses fermentasi gula susu atau laktosa menjadi asam laktat. Proses ini menyebabkan protein susu menggumpal menjadi gel beraroma khas.
Yoghurt kaya akan protein, vitamin B, dan mineral. Lemak dalam yoghurt sejumlah dengan lemak pada susu yang difermentasikan. Susu sapi dan susu kedelai adalah produk susu yang bisa difermentasikan.
- Kimchi
Asinan sayur dan lobak asam pedas khas Korea ini dibuat melalui proses fermentasi dengan menggunakan bakteri laktobasillus yang banyak digunakan dalam produk yoghurt, keju, bir, anggur, cuka dan cokelat. Sayuran kimchi seperti sawi putih dan lobak diberi garam kemudian dicuci. Selanjutnya diproses bersama kecap ikan, bawang putih, udang, bubuk cabai merah dan jahe.
- Tapai
Makanan khas Indonesia ini dibuat dari hasil fermentasi singkong dengan ragi saccaromyches cerevisiae yang dibalurkan pada batang singkong yang telah dibersihkan.
Sumber : http://www.anneahira.com/makanan-fermentasi.htm