Di musim tanam tahun lalu, kondisi pertanian padi di Indonesia, termasuk di Lamongan cukup banyak mengalami kendala. Terutama akibat perubahan iklim yang membawa efek bencana alam hingga munculnya hama tanaman, seperti wereng. Sehingga di musim tanam tahun lalu produksi padi Lamongan mencapai 857 ribu ton dengan produktivitasnya mencapai 62,05 kwintal perhektar. Atau turun sekitar 35 ribu ton dibanding produksi padi tahun 2009 yang mencapai 892.613 ton.
“Kita patut bersyukur, ditengah kondisi cuaca yang tidak menentu dan serangan hama produksi padi Lamongan di musim tanam tahun lalu masih bisa melampaui target yang ditetapkan. Meski produksinya turun 35 ribu ton jikia dibanding produksi sebelumnya. Namun penurunan ini masih belum menggeser Lamongan sebagai produsen padi terbesar di Jawa Timur, “ ujar Bupati Fadeli saat panen raya padi musim tanam pertama di Desa Sukosari/Mantup, Kamis (10/2).
Terkait muramnya kondisi cuaca dan serangan hama, Fadeli meminta petugas penyuluh lapangan untuk aktif turun memberikan penyuluhan dan pemantauan hama. Hal itu penting dilakukan agar petani tidfak salah langkah. Demikian pula, dia meminta petani agar benar-benar mematuhi pola tanam sehingga bisa memutus rantai tumbuh kembang hama tanaman. “Produksi padi Lamongan tahun ini masih bisa ditingkatkan jika bisa menggenjot produktivitas menjadi 7 kwintal per hektar. Ini tentunya memerlukan kerjasama dari semua pihak, “ kata dia.
Terkait konservatifnya target produksi padi di musim tanam tahun ini, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Mustakim Arif menyebut hal itu karena kondisi cuaca tahun ini diperkirakan sama dengan musim lalu. “Perkiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika kondisi cuaca tahun ini masih akan sama dengan tahun lalu. Sehingga target produksi padi ditetapkan sama dengan tahun lalu, “ tutur dia saat di Desa Sukosari.
Disebutkan olehnya di musim tanam pertama tahun ini, luas tanam padi di Lamongan mencapai 70.325 hektar. Sementara hingga akhir Januari, sudah ada 14.043 hektar diantaranya yang dipanen. Terkait hama wereng, Dinas Pertanian Kehutanan sudah menyiapkan sejumlah langkah. Diantaranya dengan mengatur pola tanam, gerakan pengendalian dini hama tanaman serta pemberantasan hama secara represif.
Di awal tahun ini, ham wereng sudah menyerang 11 ribu hektar lahan padi. Dari jumlah tersebut, 765 hektar diantaranya dinyatakan puso. Sementara sisanya mengalami serangan wereng dengan kondisi ringan hingga berat dan masih ada yang bisa diselamatkan dengan obat-obatan bantuan dari Pemkab.