Rabu, 16 Februari 2011

Panhisterectomy

Pendahuluan
Panhisterectomy (Ovariohisterektomi) merupakan suatu tindakan operasi untuk mengangkat serta membuang ovarium dan uterus. Operasi ini dilakukan untuk sterilisasi seksual apabila terjadi perubahan seksual pada alat reproduksi hewan betina, untuk terapi pada penyakit ovarium dan untuk terapi penyakit uterus. Panhisterektomi dapat dilakukan pada semua umur, tetapi yang paling baik dilakukan pada umur 4-6 bulan atau sebelum pubertas, karena hewan relatif aman untuk dianastesi (Anonimus, 2004).
Ovarium merupakan organ reproduksi primer yang berfungsi menghasilkan hormon yaitu hormon estrogen, progesteron dan relaksin (Toelihere, 1987). Hormon ini berperan penting pada alat-alat reproduksi untuk memelihara kebuntingan sampai melahirkan (Partodihardjo, 1987). Ovarium terletak dibagian dorsal abdomen sampai ke ginjal kira-kira daerah vertebrae lumbalis ketiga dan keempat. Ovarium mendapat suplai darah dari arteri ovarica dan suatu cabang dari arteri utero ovarica (Archibald, 1974).
Uterus mempunyai fungsi penting dalam proses reproduksi yang dimulai dari hewan betina berahi sampai hewan tersebut bunting dan melahirkan. Uterus mengalami perubahan-perubahan yang erat hubungannya dengan yang terjadi pada embrio dan ovarium (Partodihardjo, 1987). Uterus terdiri dari cornua, corpus dan cervix. Uterus terletak di dorsal dari vesica urinaria dan digantung atau dipertahankan oleh mesometrium. Uterus menerima suplai darah dari arteri uterina mediana, uteri utero ovarica dan suatu percabangan dari pudenda interna (Frandson, 1992).

Indikasi Panhisterektomi
Pada prinsipnya Panhisterectomy dilakukan untuk mencegah terjadinya estrus, menghindari perkawinan yang tidak dikehendaki dan kebuntingan yang tidak diinginkan, mengurangi gejala patologis dari suatu hewan misalnya metritis, pyometra, hiperplasia endometrium, tumor uterus, trauma atau cedera pada uterus (Yusuf, 1995).

Persiapan Pra Operasi
Pasien yang digunakan adalah anjing betina lokal (Canis domesticus) umur 5 bulan dengan berat badan 7 kilogram yang berasal dari Tungkop. Sebelum operasi dilakukan, ruangan dan tempat operasi dibersihkan. Alat-alat yang digunakan disterilkan dan obat-obatan yang digunakan dipersiapkan. Sehari sebelum dilakukan operasi, terlebih dahulu pasien diperiksa kondisi fisik secara umum, kemudian hewan dipuasakan selama 12 jam. Hewan tidak diberi minum 2 jam sebelum melakukan operasi, kemudian dimandikan dan dilakukan pencukuran bulu di daerah yang akan dioperasi.
Peralatan yang digunakan antara lain meja operasi, lampu operasi, sarung tangan, stetoskop, spuit 3 ml, tampon, gunting, pinset anatomis dan sirurgis, scalpel, needle holder, allis forceps, mosquito forceps dan arteri klem anatomis. Bahan-bahan yang digunakan antara lain benang cat gut dan nilon, alkohol 70%, iodium tincture 3%. Sedangkan obat premidikasi yang digunakan adalah atropin sulfat, obat anastesi umum ketamin dan xylazin, penisilin oil dan kristal, salap swat, wonder dust power dan vitamin B-kompleks.

Premidikasi dan Anastesi
Premidikasi yang digunakan adalah atropin sulfat dengan dosis 1,12 ml secara subkutan. Anastesi umum yang digunakan adalah kombinasi ketamin dosis 1,4 ml dan xylazin dosis 0,14 ml secara intramuskular. Sebelum dan setelah anastesi frekuensi pernapasan dan denyut jantung dicatat setiap 10 menit sekali sampai pembedahan selesai (Tilley dan Smith, 1997).


Tehnik Operasi
Pasien diletakkan dengan posisi dorsal recumbency dan keempat kakinya diikat pada meja operasi. Daerah yang akan dioperasi dicukur bulunya dan didesinfeksi dengan alkohol 70% dan iodium tinctur 3% kemudian dipasang dook steril. Selanjutnya dilakukan incisi kulit dan jaringan subkutan lewat caudal midline yaitu tepat dibelakang umbilicus ke arah caudal lebih kurang 6-12 cm, kemudian secara berturut-turut disayat dan dipreparir kulit, fascia, muskulus dan peritoneum. Setelah terbuka, dicari corpus uteri dan diangkat, dirunut ke depan sampai mencapai bifurcatio dan ovarium. Pada proksimal ovarium diligasi arteri ovarica dan diligasi uterus beserta arteri dan vena uterina dengan menggunakan mosquito forceps. Kemudian ovarium dipotong dan juga uterus menggunakan cat gut, tapi harus diperhatikan agar semua tenunan ovarium dan uterus terangkat. Selanjutnya diolesi iodium tinctur 3% pada bekas ovarium dan corpus uteri yang dipotong. Begitu juga dengan bagian ovarium sebelahnya lagi.
Daerah sayatan ditutup dimulai dari peritoneum dengan benang nilon pola simple interrupted, kemudian muskulus dan fascia dengan benang cat gut pola simple continous, lalu kulit dengan benang nilon pola simple interrupted (Douglas, 2003). Setelah dijahit, daerah bekas incisi diolesi dengan iodium tinctur 3% dan diinjeksi penisilin oil. Diinjeksi penisilin kristal dengan 0,16 mg/kg BB dan vitamin B-kompleks secara intramuskular.

Perawatan Pasca Bedah
Pasien ditempatkan pada kandang yang bersih dan selalu terkontrol keadaanya, demikian juga dengan makanan dan minumannya. Pemberian antibiotik selama seminggu, setelah kering bekas jahitan, maka benang dapat dibuka/dipotong.

Daftar Pustaka

Anonimous, (2004). Penuntun Praktikum Ilmu Bedah Khusus dan Radiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah, Banda Aceh.
Archibald, J. (1974). Canine Surgery. 2th ed. American Veterinary Publication, Inc. Santa Barbara, California.
Frandson, R.D. (1993). Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi keempat. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Douglas, S. (2003). Small Animal Surgery. 2th ed. J.B. Lippincolt Company, Philadelphia.
Partodiharjo, R. (1987). Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara Sumber Widya, Jakarta.
Toelihere, M.R. (1985). Ilmu Kebidanan Pada Sapi dan Kerbau. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Tilley, L.P. and F.W.K. Smith, (1997). The 5 Minute Veterinery Consult. Canine and Feline. Lippincolt William and Wilkins. Baltimore, Maryland.
Yusuf, I. (1995). Penuntun Praktikum dan Penuntun Koasistensi, Fakultas Kedokteran Hewan, Unsyiah, Banda Aceh.

◄ Newer Post Older Post ►