I. PENDAHULUAN
Pada saat ini banyak terjadi konflik dan bencana di dunia ini, yang tentu saja dapat berdampak negative bagi sebagian besar Negara-negara di dunia. Yang baru-baru ini saja kita dengar dan lihat di media massa cetak dan elektronik bahwa harga minyak dunia kembali meningkat. Berita selanjutnya, produksi hasil pertanian secara umum di dunia ini terjadi penurunan, khususnya bahan pangan berupa beras, maka diramalkan tidak akan ada Negara yang menjual berasnya kenegara lain. Oleh karena itu Negara kita dituntut untuk mandiri baik itu dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan ataupun dalam upaya pemenuhan kebutuhan energi nya. Sebab bukanlah tidak mungkin jika kita tidak bisa melepaskan ketergantungan energi kita dari luar, peristiwa sperti dahulu terjadi lagi, yaitu naiknya harga BBM yang diikuti naiknya pula harga kebutuhan sandang, pangan yang dapat menambah himpitan ekonomi khususnya bagi keluarga ekonomi lemah.
Kemandirian energi yang berarti mungkin tidak secara total, minimal mengurangi tingkat pemenuhan kebutuhan dalam negeri kita dari import, sebetulnya dapat dilakukan karena Negara kita adalah Negara agraris. Keuntungan kita sebagai Negara agraris adalah karena begitu banyak mempunyai potensi dan sumber daya alam yang belum termanfaatkan, misalkan salah satu contohnya adalah limbah organik baik itu dari usaha pertanian, peternakan maupun limbah domestik. Limbah organik di Negara kita sampai saat ini masih menjadi sebuah kendala, padahal dinegara-negara lain limbah organik ini telah menjadi sebuah potensi untuk menghasilkan sumber energi alternatif.
Bukanlah tidak mungkin di Negara kita tercinta ini pun potensi-potensi limbah organik dapat dikembangkan, sebagai bukti mungkin pada tahun-tahun belakangan ini sebagaimana kita ketahui industri dan agribisnis berbasis organik banyak bermunculan. Hal ini sebagai bukti awal bahwa Negara kita pun mampu melakukannya. Salah satu hal yang mungkin pada saat ini masih belum terlalu populer adalah pemanfaatan limbah organik sebagai penghasil biogas. Di beberapa Negara seperti di Belanda biogas telah menjadi salah satu alternatif sumber energi.
Pemanfaatan limbah organik menjadi sumber energi alternatif selain dapat mengurangi tingkat pencemaran lingkungan juga dapat mengurangi beban biaya yang dikeluarkan Negara untuk pemenuhan BBM, yang notabene harus di import. Selanjutnya alokasi APBN untuk import BBM bisa dialihkan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
II. SYARAT BANGUNAN INSTALASI BIOGAS
A. Pengertian Biogas
Biogas adalah produksi gas yang terjadi dari proses penguraian bahan organik seperti sampah, kotoran ternak, kotoran manusia oleh mikro organismemdalam kondisi tertentu. Menurut Buren ( 1985 ) Biogas adalah gas yang dihasil dari fermentasi bahan organik dengan suhu, nilai bahan baku, dan keasaman pada kondisi tertentu. Sedangkan Amien ( 1983) mengatakan bahwa biogas adalah campuran gas metan ( CH4) sekitar 60-70%, sedangkan sisanya CO2, H2S dan lainnya. Gas bio mudah terbakar dan hampir tidak meninggalkan bau, nyala api yang terbentuk berwarna biru dengan panas pembakaran sekitar 19,7-23 MJ per m3. Nilai energi setara dengan 21,5 MJ atau 5,135 Kcal per m3.
B. Persyaratan instalasi bangunan biogas
1. Dapat menampung sebagian atau seluruh limbah organik yang dihasilkan
- Kedap udara (anaerob)
- Instalasi bangunannya kuat dan tahan lama
- Aman terhadap penempatan bangunan dan lingkungannya
- Cukup menampung kebutuhan gas untuk bahan bakar gas setiap hari
6. Bangunan instalasi biogas meliputi: penampungan limbah, lubang inlet, tangki pencerna, lubang pengeluaran/outlet, tabung penampungan gas, saluran gas, dan maometer, satu set pemanfaatan gasbio(kompor, lampu, genset), kolam oksidasi. pengolahan limbah padat, pengolahan limbah cair.
7. Unit pengolahan limbah merupakan satu alur proses produksi dalam usaha peternakan.
8. Tidak mencemari lingkungan sekitarnya atau tidak menimbulkan polusi.
9. Jarak pengolahan limbah minimal 10 meter dari pemukiman.
10. Letak bangunan pengolahan limbah lebih rendah dari usaha peternakan
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan bangunan instalasi biogas :
1. Besar usaha
2. Luas lahan
3. Ketersediaan Tenaga kerja
4. Ketersediaan Sarana dan prasarana
5. Ketersediaan Modal
III. BENTUK DAN BAHAN BANGUNAN TANGKI PENCERNA BIOGAS
A. Sistem pengisian tangki pencerna
Instalasi bangunan biogas di bedakan dalam dua sistim feeding/ pengisian bahan baku biogas, yaitu bacth feeding ( pengisian sekali untuk satu kali proses produksi biogas setelah kurang produktif bahan bakunya dikeluarkan digantu yang baru) sistim bacth sering digunakan dengan bahan organik yang belum halus seperti: sampah organik pasar, hasil pertanian, limbah pertanian atau limbah pabrik dan kontinu feeding ( pengisian bahan baku biogas dilakukan secara teratur setiap hari secara terus-menerus dengan pemeliharaan yang baik produksi gas akan tetap produktif ) pengisian bahan organik setiap hari yang dilengkapi saluran pemasukan (Inlet) dan saluran pengeluaran
B. Bentuk instalasi bangunan biogas
Bentuk bangunan instalasi merupakan cermin bentuk bangunan tangki pencerna (digester) yang dibedakan antara lain :
1. Bentuk dum ( kubah)
2. Bentuk kapsul
3. Bentuk kerucut/ segitiga
4. Bentuk Sumur / drum/ tabung
5. Kubus/Kotak
6. Trapesium
C. Bahan bangunan instalasi biogas
Bahan bangunan intalasi biogas bisa biogas digunakan sesuai dengan ketersediaan bahan baku bangunan yang ada di wilayah yang berkualitas baik dan harganya murah yaitu:
1. Beton
2. Fiber
3. Lembaran plastik
4. Lembaran kantung karet
5. Metal anti karat
6. Kombinasi
D. Ukuran instalasi biogas
Ukuran tangki pencerna yang akan dibangun disesuaikan dengan kebutuhan keluarga tani sebagai contoh : Keluarga tani menggunakan kompor yang dinyalakan 4 jam untuk masak dan sebuah lampu yang yang dinyalakan selama 8 jam.
Analisa kebutuhan gas :
· 1 m3 kotoran ternak akan menghasilkan 0,2-0,3 m3 gasbio
· Satu kompor yang dinyalakan 4 jam membutuhkan 1 m3 gasbio
· Lampu petromak yang dinyalakan 8 jam membutuhkan 0,5 m3 gasbio
· Sehingga dalam sehari petani membutuhkan 1,5 m3 gasbio
Maka kapasitas volume tangki pencerna = 1,5/ 0,2 x 1,25 = 9,4 m3.
· Jika seekor sapi perah dewasa produksi kotoran sehari rata-rata 20 kg dengan masa fermentasi 50-90 hari , maka untuk memenuhi 9,4 m3 kapasitas tangki pencerna sebesar
9,4/1,25 = 7520 kg/2 = 3760 kg
· Apabila terjadi 90 hari fermentasi = 3760/ 90 = 42 kg kotoran ternak per hari = 42/ 20 = 2,1 ekor sapi perah.
· Apabila terjadi 60 hari fermentasi = 3760/ 60 = 63 kg kotoran ternak per hari = 63/ 20 = 3,1 ekor sapi perah.
· Kotoran sapi yang disiapkan setiap hari dari 2- 3 ekor.
IV MERANCANG BANGUNAN INSTALASI BIOGAS
A. Persiapan merancang instalasi biogas
Bangunan biogas merupakan rangkaian bangunan yang berkelanjutan dari proses produksi usaha utama yaitu usaha peternakan, yang dirancang dalam satu siklus rantai produksi yang menjadi satu kesatuan dalam unit usaha yang sudaha diidentifikasi dari tujuan merancang instalasi biogas antara lain:
1. Potensi yang ada ( lahan, limbah ternak, bahan bangunan)
2. Kebutuhan gas yang diperlukan setiap hari
3. Tenaga kerja yang tersedia
4. Model bangunan
5. Biaya yang tersedia
6. Data identifikasi potensi merancang instalasi biogas:
a. Data letak dan lingkungan sekitar
· alamat
· Kota/desa
· Sosial budaya disekitar
b. Data umum pengguna
· Jumlah anggota keluarga
· Situasi usaha
· Jenis, jumlah dan bentuk kandang ternak
· Tanaman yang tumbuh
· Aktivitas usaha bukan pertanian
· Pendapatan individu atau keluarga
· Karakteristik sosiokultur pengguna
c. Penentuan formulasi
· Kebutuhan enersi
· Kelebihan/kekurangan enersi
· Struktur tanah
· Tanaman dan ternak/ikan yang diusahakan
B. LETAK BANGUNAN TANGKI PENCERNA BIOGAS
Tangki pecerna biogas dapat dibangun sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang diinginkan oleh pemilik usaha tersebut, ada beberapa macam letal tangki pencerna biogas antara lain:
1. Tangki percerna berada pada permukaan tanah
Tangki pencerna model ini dibuat diatas permukaan tanah, biasanya terbuat bahan dasar dari tong/drum bekas yang mudah dipindahkan, atau dari bahan plastik seperti drum plastik untuk tandon air yang dimodifikasi untuk skala kecil, jika kondisinya kecil gas yang diproduksi oleh mikroorganisme kurang mencukupi untuk kebutuhan keluarga tani, dan bila drum tersebut rusak minat untuk memperbaiki menjadi berkurang.
2. Sebagian tangki pencerna berada dibawah permukaan
Tangki pencerna model ini bentuknya seperti sumur sebagian letakanya dibawah permukaan tanah sebagain diatas permukaan tanah, dimana bahan sumur terbuat dari semen, pasir, kapur dengan ukuran lebih besar yang diasumsikan produksi gas cukup untuk kebutuhan keluar tani, namun bagian atas unruk penampung gas terbuat dari baja plat, sehingga didaerah dingin seperti di pujon kurang produktif, karena suhu dingin merambat sampai dibagian sumurnya yang menghambat perkembangan mikroorganisme untuk produksi gas bio. Model ini lebih banyak diperkenalkan oleh PPTMGB LEMIGAS Cepu. Hanya biaya untuk membeli besi plat lebih mahal.
3. Seluruh tangki pencerna berada dibawah permukaan tanah
Tangki pencerna model ini banyak dikembangkan pada akhir-akhir ini di China, India dan Nepal , pada tahun 1982 Indonesia bekerja sama denga FAO, model biogas banpres bentuknya seperti kubah ( setengah bola dan seperlima bola yang digabungkan menjadi bangunan yang kokoh dibawah permukaan tanah, bahan bangunan dari semen, pasir, kapur, batu merah dan lain-lain dapat tahan sampai 30 tahun. Produksi gas bio lebih stabil bail didaerah dingin atau dataran rendah
C. Contoh model rancangan instalasi berbagai model
MERANCANG INSTALASI BIOGAS
I. PENDAHULUAN
Pada saat ini banyak terjadi konflik dan bencana di dunia ini, yang tentu saja dapat berdampak negative bagi sebagian besar Negara-negara di dunia. Yang baru-baru ini saja kita dengar dan lihat di media massa cetak dan elektronik bahwa harga minyak dunia kembali meningkat. Berita selanjutnya, produksi hasil pertanian secara umum di dunia ini terjadi penurunan, khususnya bahan pangan berupa beras, maka diramalkan tidak akan ada Negara yang menjual berasnya kenegara lain. Oleh karena itu Negara kita dituntut untuk mandiri baik itu dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan ataupun dalam upaya pemenuhan kebutuhan energi nya. Sebab bukanlah tidak mungkin jika kita tidak bisa melepaskan ketergantungan energi kita dari luar, peristiwa sperti dahulu terjadi lagi, yaitu naiknya harga BBM yang diikuti naiknya pula harga kebutuhan sandang, pangan yang dapat menambah himpitan ekonomi khususnya bagi keluarga ekonomi lemah.
Kemandirian energi yang berarti mungkin tidak secara total, minimal mengurangi tingkat pemenuhan kebutuhan dalam negeri kita dari import, sebetulnya dapat dilakukan karena Negara kita adalah Negara agraris. Keuntungan kita sebagai Negara agraris adalah karena begitu banyak mempunyai potensi dan sumber daya alam yang belum termanfaatkan, misalkan salah satu contohnya adalah limbah organik baik itu dari usaha pertanian, peternakan maupun limbah domestik. Limbah organik di Negara kita sampai saat ini masih menjadi sebuah kendala, padahal dinegara-negara lain limbah organik ini telah menjadi sebuah potensi untuk menghasilkan sumber energi alternatif.
Bukanlah tidak mungkin di Negara kita tercinta ini pun potensi-potensi limbah organik dapat dikembangkan, sebagai bukti mungkin pada tahun-tahun belakangan ini sebagaimana kita ketahui industri dan agribisnis berbasis organik banyak bermunculan. Hal ini sebagai bukti awal bahwa Negara kita pun mampu melakukannya. Salah satu hal yang mungkin pada saat ini masih belum terlalu populer adalah pemanfaatan limbah organik sebagai penghasil biogas. Di beberapa Negara seperti di Belanda biogas telah menjadi salah satu alternatif sumber energi.
Pemanfaatan limbah organik menjadi sumber energi alternatif selain dapat mengurangi tingkat pencemaran lingkungan juga dapat mengurangi beban biaya yang dikeluarkan Negara untuk pemenuhan BBM, yang notabene harus di import. Selanjutnya alokasi APBN untuk import BBM bisa dialihkan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
II. SYARAT BANGUNAN INSTALASI BIOGAS
A. Pengertian Biogas
Biogas adalah produksi gas yang terjadi dari proses penguraian bahan organik seperti sampah, kotoran ternak, kotoran manusia oleh mikro organismemdalam kondisi tertentu. Menurut Buren ( 1985 ) Biogas adalah gas yang dihasil dari fermentasi bahan organik dengan suhu, nilai bahan baku, dan keasaman pada kondisi tertentu. Sedangkan Amien ( 1983) mengatakan bahwa biogas adalah campuran gas metan ( CH4) sekitar 60-70%, sedangkan sisanya CO2, H2S dan lainnya. Gas bio mudah terbakar dan hampir tidak meninggalkan bau, nyala api yang terbentuk berwarna biru dengan panas pembakaran sekitar 19,7-23 MJ per m3. Nilai energi setara dengan 21,5 MJ atau 5,135 Kcal per m3.
B. Persyaratan instalasi bangunan biogas
1. Dapat menampung sebagian atau seluruh limbah organik yang dihasilkan
- Kedap udara (anaerob)
- Instalasi bangunannya kuat dan tahan lama
- Aman terhadap penempatan bangunan dan lingkungannya
- Cukup menampung kebutuhan gas untuk bahan bakar gas setiap hari
6. Bangunan instalasi biogas meliputi: penampungan limbah, lubang inlet, tangki pencerna, lubang pengeluaran/outlet, tabung penampungan gas, saluran gas, dan maometer, satu set pemanfaatan gasbio(kompor, lampu, genset), kolam oksidasi. pengolahan limbah padat, pengolahan limbah cair.
7. Unit pengolahan limbah merupakan satu alur proses produksi dalam usaha peternakan.
8. Tidak mencemari lingkungan sekitarnya atau tidak menimbulkan polusi.
9. Jarak pengolahan limbah minimal 10 meter dari pemukiman.
10. Letak bangunan pengolahan limbah lebih rendah dari usaha peternakan
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan bangunan instalasi biogas :
1. Besar usaha
2. Luas lahan
3. Ketersediaan Tenaga kerja
4. Ketersediaan Sarana dan prasarana
5. Ketersediaan Modal
III. BENTUK DAN BAHAN BANGUNAN TANGKI PENCERNA BIOGAS
A. Sistem pengisian tangki pencerna
Instalasi bangunan biogas di bedakan dalam dua sistim feeding/ pengisian bahan baku biogas, yaitu bacth feeding ( pengisian sekali untuk satu kali proses produksi biogas setelah kurang produktif bahan bakunya dikeluarkan digantu yang baru) sistim bacth sering digunakan dengan bahan organik yang belum halus seperti: sampah organik pasar, hasil pertanian, limbah pertanian atau limbah pabrik dan kontinu feeding ( pengisian bahan baku biogas dilakukan secara teratur setiap hari secara terus-menerus dengan pemeliharaan yang baik produksi gas akan tetap produktif ) pengisian bahan organik setiap hari yang dilengkapi saluran pemasukan (Inlet) dan saluran pengeluaran
B. Bentuk instalasi bangunan biogas
Bentuk bangunan instalasi merupakan cermin bentuk bangunan tangki pencerna (digester) yang dibedakan antara lain :
1. Bentuk dum ( kubah)
2. Bentuk kapsul
3. Bentuk kerucut/ segitiga
4. Bentuk Sumur / drum/ tabung
5. Kubus/Kotak
6. Trapesium
C. Bahan bangunan instalasi biogas
Bahan bangunan intalasi biogas bisa biogas digunakan sesuai dengan ketersediaan bahan baku bangunan yang ada di wilayah yang berkualitas baik dan harganya murah yaitu:
1. Beton
2. Fiber
3. Lembaran plastik
4. Lembaran kantung karet
5. Metal anti karat
6. Kombinasi
D. Ukuran instalasi biogas
Ukuran tangki pencerna yang akan dibangun disesuaikan dengan kebutuhan keluarga tani sebagai contoh : Keluarga tani menggunakan kompor yang dinyalakan 4 jam untuk masak dan sebuah lampu yang yang dinyalakan selama 8 jam.
Analisa kebutuhan gas :
· 1 m3 kotoran ternak akan menghasilkan 0,2-0,3 m3 gasbio
· Satu kompor yang dinyalakan 4 jam membutuhkan 1 m3 gasbio
· Lampu petromak yang dinyalakan 8 jam membutuhkan 0,5 m3 gasbio
· Sehingga dalam sehari petani membutuhkan 1,5 m3 gasbio
Maka kapasitas volume tangki pencerna = 1,5/ 0,2 x 1,25 = 9,4 m3.
· Jika seekor sapi perah dewasa produksi kotoran sehari rata-rata 20 kg dengan masa fermentasi 50-90 hari , maka untuk memenuhi 9,4 m3 kapasitas tangki pencerna sebesar
9,4/1,25 = 7520 kg/2 = 3760 kg
· Apabila terjadi 90 hari fermentasi = 3760/ 90 = 42 kg kotoran ternak per hari = 42/ 20 = 2,1 ekor sapi perah.
· Apabila terjadi 60 hari fermentasi = 3760/ 60 = 63 kg kotoran ternak per hari = 63/ 20 = 3,1 ekor sapi perah.
· Kotoran sapi yang disiapkan setiap hari dari 2- 3 ekor.
IV MERANCANG BANGUNAN INSTALASI BIOGAS
A. Persiapan merancang instalasi biogas
Bangunan biogas merupakan rangkaian bangunan yang berkelanjutan dari proses produksi usaha utama yaitu usaha peternakan, yang dirancang dalam satu siklus rantai produksi yang menjadi satu kesatuan dalam unit usaha yang sudaha diidentifikasi dari tujuan merancang instalasi biogas antara lain:
1. Potensi yang ada ( lahan, limbah ternak, bahan bangunan)
2. Kebutuhan gas yang diperlukan setiap hari
3. Tenaga kerja yang tersedia
4. Model bangunan
5. Biaya yang tersedia
6. Data identifikasi potensi merancang instalasi biogas:
a. Data letak dan lingkungan sekitar
· alamat
· Kota/desa
· Sosial budaya disekitar
b. Data umum pengguna
· Jumlah anggota keluarga
· Situasi usaha
· Jenis, jumlah dan bentuk kandang ternak
· Tanaman yang tumbuh
· Aktivitas usaha bukan pertanian
· Pendapatan individu atau keluarga
· Karakteristik sosiokultur pengguna
c. Penentuan formulasi
· Kebutuhan enersi
· Kelebihan/kekurangan enersi
· Struktur tanah
· Tanaman dan ternak/ikan yang diusahakan
B. LETAK BANGUNAN TANGKI PENCERNA BIOGAS
Tangki pecerna biogas dapat dibangun sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang diinginkan oleh pemilik usaha tersebut, ada beberapa macam letal tangki pencerna biogas antara lain:
1. Tangki percerna berada pada permukaan tanah
Tangki pencerna model ini dibuat diatas permukaan tanah, biasanya terbuat bahan dasar dari tong/drum bekas yang mudah dipindahkan, atau dari bahan plastik seperti drum plastik untuk tandon air yang dimodifikasi untuk skala kecil, jika kondisinya kecil gas yang diproduksi oleh mikroorganisme kurang mencukupi untuk kebutuhan keluarga tani, dan bila drum tersebut rusak minat untuk memperbaiki menjadi berkurang.
2. Sebagian tangki pencerna berada dibawah permukaan
Tangki pencerna model ini bentuknya seperti sumur sebagian letakanya dibawah permukaan tanah sebagain diatas permukaan tanah, dimana bahan sumur terbuat dari semen, pasir, kapur dengan ukuran lebih besar yang diasumsikan produksi gas cukup untuk kebutuhan keluar tani, namun bagian atas unruk penampung gas terbuat dari baja plat, sehingga didaerah dingin seperti di pujon kurang produktif, karena suhu dingin merambat sampai dibagian sumurnya yang menghambat perkembangan mikroorganisme untuk produksi gas bio. Model ini lebih banyak diperkenalkan oleh PPTMGB LEMIGAS Cepu. Hanya biaya untuk membeli besi plat lebih mahal.
3. Seluruh tangki pencerna berada dibawah permukaan tanah
Tangki pencerna model ini banyak dikembangkan pada akhir-akhir ini di China, India dan Nepal , pada tahun 1982 Indonesia bekerja sama denga FAO, model biogas banpres bentuknya seperti kubah ( setengah bola dan seperlima bola yang digabungkan menjadi bangunan yang kokoh dibawah permukaan tanah, bahan bangunan dari semen, pasir, kapur, batu merah dan lain-lain dapat tahan sampai 30 tahun. Produksi gas bio lebih stabil bail didaerah dingin atau dataran rendah
C. Contoh model rancangan instalasi berbagai model
Model Denah 1. usaha peternakan dengan biogas dan olahan limbahnya
Pandangan atas
Model layout 2. usaha peternakan dengan biogas dan olahan limbahnya pandangan dari samping
Model layout 3. usaha peternakan dengan biogas dan olahan limbahnya pandangan dari samping
D. Macam-macam Model tangki pencerna
Model tangki pencerna sistim bacth feeding Model Sumur dan sistim kontinu model kubah:
a. Model sumur tangki pencerna sistem bacth kapasitas 5 m3
Gambar 1. Rancangan tangki pencerna model sumur sistem bacth.
b. Model kubah tangki pencerna sistem kontinu kapasitas 9,4 m3
Model kolam oksidasi yang dirancang untuk pembuatan pupuk organik dengan ketinggian 30 cm dengan daya tampung 10-12 hari limbah
Untuk membangun satu tangki pencerna unit biogas kapasitas 9,4 m3 sistem kontinu bentuk kubah dibutuhkan bahan baku beton sebagai berikut:
a. Batu merah mutu bagus : 2000 biji
b. Semen : 25 zak
c. Kerikil/koral : 1,5 m 3
d. Kapur : 50 kg
e. Pasir mutu bagus : 4 m3
Alat pokok:
a. Pipa G. I Ǿ 1 inch (2,5 cm) : 0,5 m
b. Kran Ǿ 1 inch : 1,0 buah
c. Polyethylene : 1 rol
d. Kran gas Ǿ 1,2 cm : 3 buah
e. Pipa plastik atau paralon Ǿ 1,2 cm secukupnya
f. Pipa gelas Ǿ 1 cm panjang 75 cm : 2 buah
g. Pipa karet Ǿ 1 cm panjang 20 cm : 1 buah f dan g dapat diganti pipa plastik Ǿ 1 cm panjang 170 cm
h. Alat-alat lain yang dianggap perlu
Alat bantu yang diperlukan untuk membangun instalasi biogas :
a. Tali plastik 5,0 m
b. Rafia 1,0 rol
c. Bambu kecil 4,0 batang
d. Plat aluminium panjang 30 cm 20,0 buah
e. Kawat jemuran 3,0 m
f. Pipa paralon 1,5 m
g. Besi cor 6 mm 7,0 m
h. Lain-lain ( ember, cangkul dan cetok dll)
Tenaga kerja yang diperlukan :
1 orang tukang 1 orang kuli ( untuk membangun tangki pencerna
ukuran kecil)
3 orang tukang 2 orang kuli (untuk membangun tangki pencerna ukuran besar).
E. Prosedur pembuatan tangki pencerna biogas
Tabel 2. Prosedur pembuatan tangki pencerna minimal 10 hari.
Hari ke | Kegiatan | Pekerja (orang) |
1 | Penentuan lokasi menggali lubang calon tangki pencerna | 4 |
2 | Melanjutkan no 1 dan lubang yang berbentuk irisan bola | 3 |
3 | Membuat fondasi | 3 |
4 | Plester fondasi | 2 |
5 | Membuat dinding tangki pencerna | 3 |
6 | Melanjutkan membuat dinding tangki pencerna | 3 |
7 | Membuat lubang pemasukan dan melanjutkan no6 | 3 |
8 | Membuat lubang keluaran dan melajutkan no 6 | 3 |
9 | Membuat tutup dan plester bagian dalam tangki pencerna | 3 |
10 | Melanjutkan plester dalam dan memperbaiki tutup dan menyelesaikan yang lain. | 3 |
c. Model kubah bentuk yang lain ukuran 6 m3 digester
Model biogas dengan bentuk kubah pembuatannya lebih sederhanaproduksi gas bio lebih produktif.
Dengan ukuran 6 m3 digester bahan bangunan yang dibutuhkan antara lain:
1. Batu merah 2000 buah
2. Pasir pasang 2,5 m3
3. Pasir cor 1,3 m3
4. Kerikil 1,5 m3
5. Semen 50 kg 20 zak
6. Besi polos 12 kg
7. Pipa gas utama 1,5 inch 1 buah
8. Fittings 10 set
9. Pipa gas PVC 12 batang
10.Valve gas utama 1 buah
11. Penguras air (water drain) 1 buah
12. Kran gas 1 buah
13. Mixer 1 unit
14. slang gas (PE) 1 meter
15. selotip PVC 2 buah
16 .Pipa inlet 4 m 1 batang
17 cat acrilik 2 liter
18. Penggalian 7 orang
19. Tukang batu 10 orang
20 feect contractor 2 int
21 Kernet 22 oarng
d. Model biogas plastik.
Ukuran 5 m3 digester:4 m3 slury, 1 m3 gas, daya tahan ± 2 tahun
Bahan baku:
1. Platik pholyethelin yang paling tebal : 1 rol ( 25 meter)
2. Dasar tembok beton 5 meter kubik.
3. Paralon ukuran 3 dim 1 lonjor.
4. Ban dalam mobil bekas 3 buah.
5. Ember plastik ukuran 60 liter 1 buah.
6. Ember plastik ukuran 30 liter 1 buah.
7. Lem Plastik 3 tube.
8. Pippa paralon 0,5 dim 4 lonjor.
9. Manometer 1 buah.
10. Slang plastik kecil15 meter.
11. Satu set, T, Kni, shok, penyambung, dll.
12. Kompor gas satu set..
13. Lampu petromak satu set.
14. Kayu penutup .
d. Gambar model biogas plastik