Tahu tanaman rossela kini sudah menjadi bisnis minuman olahan sejenis teh yang dikembangkan secara kemitraan.
Bayu Joko Waluyojati, seorang lulusan sarjana ekonomi mencoba keberuntungannya dengan mengembangkan usaha kemitraan minuman teh rosella sejak beberapa tahun lalu. Ide awal bisnisnya ternyata terinpirasi dari menggeliatnya permintaan bunga rosella ke Jepang sedangkan di dalam negeri belum banyak dikembangkan.
”Waktu di Surabaya saya dapat informasi rosella diekspor mentah-mentah ke Jepang, 10 kontaiter per minggu dari Surabaya, di Jepang rosella untuk obat,” kata Bayu.
Dari situlah ia mencoba mengembangkan informasi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) maupun kampus Universitas Airlangga. Hasilnya mengejutkan, kembang rosella memang sangat berkhasiat mengobati penyakit-penyakit organik seperti darah tinggi, kolesterol, kencing manis, asam urat dan lain-lain.
Menurutnya masyarakat di wilayah Sumatera sudah akrab dengan kembang rosella yang dipakai sebagai bumbu dapur sedangkan di wilayah Jawa digunakan sebagai manisan. Bahkan di lokasi-lokasi pabrik gula di Jawa, tanaman rosella sering dijumpai.
“Rosella tahun 2007 sempat booming. Sayangnya banyak orang yang mencederai dengan menjual produk daur ulang maka setelah itu pamor rosella sempat jatuh lagi,” katanya.
Meskipun begitu, pada tahun 2008 ia nekad mulai mengembangkan usaha kemitraan kembang rosella yang ia sulap menjadi minuman populer teh rosella. Saat ini setidaknya sudah ada 15 mitra yang bergabung diantaranya 12 outlet di Jakarta, 1 outlet di Pekanbaru, 1 outlet di Cilegon, dan 1 outlet di Batam.
“Ada paket yang bisa diperoleh mitra yaitu paket Rp 3 juta atau Rp 4 juta plus teh hijau rosella,” katanya.
Bagi mitra yang bergabung dengan berinvestasi Rp 3 juta, akan mendapatkan fasilitas antara lain meja display lengkap, satu termos es, satu dispenser dan tutupnya, dua seragam, 100 buah gelas untuk promosi, dan 100 paket gelas teh kering untuk promosi.
Ia menuturkan berdasarkan pengalaman mitra-mitranya yang sudah bergabung, balik modal bisa terjadi 2–3 bulan saja, dengan rata-rata penjualan 80–100 gelas per hari. Bayu menyarankan lokasi-lokasi yang cocok antara lain pasar tradisional, mal, sekolah, kantin umum, juga lokasi-lokasi di rumah sakit.
Bayu menjelaskan si mitra juga akan mendapatkan fasilitas pelatihan dalam meracik teh rossela agar standar yang dihasilkan memiliki cita rasa yang sama. Mengenai harga jual, pihaknya memberikan harga Rp 1100 per gelas minuman (termasuk teh dan gelasnya). Para mitra boleh menjual secara bebas, namun harga pasaran saat ini mencapai Rp 2.500–3.000 per gelas teh rosella. “Setiap mitra yang baru buka kita berikan 100 gelas gratis,” katanya.
Mengenai rasa, teh rosella sejatinya memiliki rasa yang sangat asam, namun pencampuran teh rosella dengan gula memberikan cita rasa seperti lemon tea.
Rosella Teh Hijau
Proyek Senen Blok 1 Lantai 3 No. 16 dan 25, Jakarta Pusat.