Jakarta: Hujan deras yang mengguyur Jakarta, Selasa (28/10) petang, membuat sejumlah ruas jalan digenangi air. Kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, misalnya, digenangi air setinggi 30 sentimeter. Kondisi ini membuat kendaraan yang melintas harus mengurangi kecepatan. Bahkan, tidak sedikit kendaraan yang mogok. Praktis, kemacetan pun tak terelakkan.
Hampir seluruh jalan protokol di Ibu Kota macet parah sejak pukul 15.00 WIB tadi. Kendaraan roda dua maupun empat merayap di Jalan Sudirman, Thamrin, Kuningan hingga Casablanca.
Sekalipun hujan sudah berhenti, kemacetan lalu lintas terus berlangsung hingga Selasa malam. Kondisi terparah tampak pada sepanjang Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan hingga Menteng, Jakarta Pusat. Jalan tol juga tidak luput dari kepadatan lalu lintas, seperti di Jalan Tol Yos Sudarso, Jakarta Utara dan Jalan Pramuka, Jakarta Pusat.
Adapun hujan deras yang terjadi di sejumlah wilayah mengakibatkan air sungai meluap. Di Banten, umpamanya. Hujan yang terus mengguyur di Banten Utara selama empat hari berturut-turut membuat hampir seluruh areal persawahan di wilayah ini terendam banjir. Terendamnya persawahan salah satunya karena penyempitan parit sehingga saat musim hujan selalu menjadi langganan banjir.
Di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, banjir telah mengakibatkan jalan di kawasan hulu Sungai Bone ambles sedalam satu meter lebih. Akses menuju Kota Gorontalo pun terputus sehingga warga yang hendak melintas harus mengambil jalan alternatif sejauh lima kilometer. Banjir juga menggenangi sedikitnya 10 desa di kawasan hulu Sungai Bone dan 23 kelurahan di Kota Gorontalo.
Sudah empat hari rumah-rumah warga di Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara, juga terendam banjir. Saat ini korban banjir sangat membutuhkan bantuan makanan karena persediaan makanan menipis. Warga memilih tetap bertahan menunggu air surut. Banjir di kawasan ini terjadi karena jebolnya tanggul Sungai Asahan setelah hujan deras terus mengguyur.