Rembang-Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan terus berupaya meningkatkan anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) binaannya. Kali ini sebanyak 5 LMDH diperkenalkan budidaya tanaman selain jati yang siap dipetik lebih cepat dan harganya cukup untuk menambah pundi-pundi keuangan .
Administratur (Adm) KPH Mantingan Hendi Satiarto menjelaskan, tanaman jenis baru yang dikembangkan oleh masyarakat sering dinamakan dengan istilah jati bongsor (jabon). Mirip pohon dengan kemampuan tumbuh yang sangat cepat, kayunya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kayu seperti kayu lapis maupun industri pulp dan kertas.
Disebutkan, investasi jabon cukup menjanjikan, dan sudah diperkenalkan kepada masyarakat. KPH Mantingan sudah memiliki persemaian sendiri, diantaranya telah disalurkan ke lima LMDH binaan, masing-masing menerima tiga ribu batang unit jabon. Meliputi LMDH di desa Mlatirejo, Karangasem, dan Sendangmulyo, di kecamatan Bulu, kemudian Pasucen dan Gunem di kecamatan Gunem.
Hendi Satiarto menambahkan, kini pohon jabon mulai akrab di kalangan masyarakat, mengalahkan pohon sengon yang sebelumnya banyak dikembangkan. Masa panen jabon antara 6 -7 tahun, cocok dibudidayakan di area lahan marginal. Selain itu termasuk tanaman bernilai ekonomi tinggi, satu kubik harganya mencapai Rp1,6 juta.