Jumat, 11 Maret 2011

Pembenihan Bawal Bintang (Trachinotus blochii Lacepede) dunia perikanan

Teknologi budidaya laut berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan pasar yang semakin membaik terhadap komoditas ikan-ikan laut.Bawal Bintang merupakan ikan introduksi dari Taiwan dan merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai prospek pemasaran yang cukup baik dengan harga pemasaraan yang tinggi.
Keberhasilan Loka Budidaya Laut Batam membenihkan Bawal Bintang diharapkan memberikan peluang yang cerah untuk pengembangan budidaya ikan ekonomis penting.
Bawal Bintang
Merupakan ikan pemakan segala, perenang cepat dengan bentuk tubuh gepeng agak membulat, ekor bercagak dan warna perak keabu-abuan. Sisik bertipe ctenoid (sisir) yang halus.
Ikan dewasa (matang gonad) berukuran lebih dari 1 kg dengan panjang lebih dari 25 cm. Ukuran dewasa biasanya berumur sekitar 3 tahun.
Pengelolaan Induk
Pengadaan benih calon induk didapatkan dari pengusaha setempat yang mendatangkan benih dari Taiwan. Induk yang telah dewasa berumur sekitar 3 tahun dengan berat 1,0-1,5 kg.
Induk dipelihara di Keramba Jaring Apung dengan pakan berupa ikan rucah segar. Untuk pematangan gonad diberikan tambahan vitamin C dan E serta pemberian makanan tambahan seperti cumi-cumi.
Seleksi induk dilakukan sebelum bulan terang dengan cara stripping dan kanulasi. Pemijahan dilakukan setelah induk matang gonad dengan teknik rangsang hormonal. Hormon yang digunakan adalah LH-Rha dengan dosis 0,05 mg/kg berat badan.
Pemijahan dilakukan di bak fiber glass dengan sex ratio 1:1. Pemijahan biasanya terjadi malam hari pada bulan terang sepanjang tahun sekitar pukul 18.00-24.00 WIB.
Pemeliharaan Larva
Telur yang telah dipanen diseleksi antara yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Untuk menjaga dari penyakit (agar steril) dilakukan perendaman dengan acriflavin. Bak pemeliharaan larva adalah fiber glass bulat dilengkapi dengan sistem sirkulasi air dan oksigen.
Kepadatan telur adalah 50 butir/liter, setelah itu secara periodik dilakukan penjarangan pada D3O sebanyak 10 ekor/liter. Pakan yang diberikan pada tahap awal (D2-D12) adalah algae (Chlorella/Tetracelmis) dan Rotifera (Brachionus sp.). Copepoda dan Naupli Artemia adalah pakan alami yang diberikan setelah larva berumur 12 hari s.d. umur 30 hari.
Untuk menjaga kondisi larva tetap stabil pengelolaan media pemeliharaan dilakukan dengan pergantian air sebanyak 10-20% / hari.
Pendederan
Setelah umur 30 hari dilakukan pendederan terhadap benih yang telah dihasilkan. Bak yang digunakan adalah fiber glass dengan dilengkapi sistem aerasi dan air mengalir selama 24 jam.
Pakan yang digunakan adalah kombinasi ikan cincangan, biomassa artemia dewasa dan pellet sebanyak tiga kali sehari ( pagi, sinag dan sore).
Guna meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan percepatan pertumbuhan diberikan multivitamin, dan untuk mengontrol kualitas air supaya tetap baik setiap hari dilakukan penyiponan dasar bak.
Benih siap tebar berukuran 3 inchi yang dicapai setelah pendederan selama 2 bulan dipelihara di keramba jaring apung untuk dibesarkan.
 14/06/04 – Informasi: Teknologi-dkp.go.id
Sumber :
Loka Budidaya Laut Batam
P. Setoko, Kec. Bulang, Kota Batam
PO Box 60 Sekupang Batam 29422
Telp. (0778) 381042, Fax. (0778) 381206


◄ Newer Post Older Post ►