
Mutiara. Awalnya ia bukan apa-apa. Hanya butiran pasir dan debu kotor yang tak ada harganya. Waktu yang kemudian membentuknya: detik demi detik, di kedalaman samudera, dalam kegelapan cangkang makhluk-Nya. Dengan proses yang demikian panjang dan pelan, penuh kesabaran. Pun kemudian, keindahannya juga tak dapat segera dinikmati begitu saja. Karena ia harus dijemput di kedalaman lautan, dikeluarkan dari rumahnya yang kokoh dan dibersihkan, disepuh dan diolah hingga menjadi perhiasan istimewa. Sungguh sebuah proses yang panjang dan melelahkan, bahkan bukan tidak mungkin terhenti di tengah jalan.
Mungkin  engkau pernah merasa dirimu bukanlah apa-apa saat ini. Bahkan bisa jadi  lebih dari itu, engkau membenci dirimu sendiri, sebagai manusia tak  berguna, makhluk sia-sia. Begitu banyak kekurangan, begitu banyak  kesalahan dan keburukan. Apalagi ketika kau melihat orang lain yang  nampak begitu sempurna dan memiliki begitu banyak kelebihan, rasanya  engkau makin ingin tenggelam. Mengapa orang lain memiliki begitu banyak  kelebihan sedang aku tak memiliki apa-apa kecuali kekurangan? Mengapa  aku buruk sedang orang lain cakep? Mengapa orang lain berhasil dan aku  selalu gagal? Mengapa orang lain kaya dan aku miskin? Serta beribu  'mengapa' lainnya yang akan membuat kita kecewa dan terluka, serta  terpaku pada kekurangan-kekurangan yang kita miliki.
Padahal,  saya percaya, setiap kita tahu dan yakin, bahwa Allah tidak mungkin  menciptakan makhlukNya hanya dengan kekurangan saja atau kelebihan saja.  Hanya dengan madharat saja tanpa manfaat atau sebaliknya. Pun kita  manusia, pastilah memiliki keduanya dalam porsi yang imbang. Dia yang Maha Kuasa membekali manusia dengan segala kelebihan, menjadikan setiap  insan memiliki keistimewaan. Hanya saja proses hidup yang kita alami  mungkin telah membuatnya hanya menjadi potensi terpendam, tak muncul ke  permukaan, bahkan mungkin ia, sekalipun ia pernah muncul di masa kecil  kita, kemudian terkubur oleh segala tekanan dan rintangan.Padahal, ibarat mutiara, kita tak dapat menjadi berharga begitu saja. Kita butuh waktu untuk membentuknya. Kita butuh proses panjang untuk mendapatkan keindahannya. Dan proses ini, butuh ketelatenan dan kesabaran.
Ya, sesungguhnya setiap kita adalah mutiara yang memiliki pancaran keindahan kita masing-masing, seperti apapun adanya kita pada awalnya. Kita hanya harus menyepuhnya untuk membuatnya menjadi berharga. Dan proses menyepuh ini, banyak cara dan jalannya.
![]()  | 
| Kita hanya harus berusaha semaksimal kita, membuka mata, telinga dan hati. | 
Rintangan, hambatan, pengalaman, pembelajaran, baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain, tidak akan menjadi masalah. Karena pada dasarnya kita adalah mutiara. Kita hanya harus berusaha semaksimal kita, membuka mata, buka telinga dan buka hati.
"Open Up", theme song produk kopi instan dinyanyikan oleh Shunza, lagu bagus yang sarat makna!
.
.
