Salah satu yang restoran yang menjajal menawarkan waralaba adalah Ayam Goreng Tulang Lunak Hayam Wuruk. Asal tahu saja, restoran ini mulai buka pada Januari 2000 dengan modal Rp 500 juta. Gerai pertamanya masih menggunakan nama Malioboro, berlokasi di Jalan Kediri Nomor 50, Kuta, Bali. Produk andalan Hayam Wuruk adalah ayam presto.
Pada Januari 2003, pemilik resto ini, PT Panen Raya, mulai membuka waralaba dengan merek Ayam Goreng Tulang Lunak Hayam Wuruk. Gerai pertamanya berdiri di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sekarang, resto ini memiliki 19 gerai, 16 gerai di antaranya gerai waralaba.
Menurut Evi Diah Puspitawati Kepala Departemen Waralaba Panen Raya, mengguritanya jaringan resto ini lantaran besarnya minat calon terwaralaba. Permohonan menjadi terwaralaba bukan hanya dari Jawa, tapi juga dari berbagai kota besar di Indonesia, seperti Palembang, Medan, Batam, Banjarmasin, dan Balikpapan, Makassar, dan Manado.
Pun demikian, menurut Evi, untuk menjadi pemegang waralaba, calon terwaralaba harus melalui prosedur terlebih dulu. Intinya, mereka harus lulus seleksi. Di antaranya, menjalankan komitmen sesuai perjanjian, membayar royalty fee 5% dari total omzet per hari, dan mempunyai lokasi resto yang strategis agar bisa menjaring banyak pelanggan.
Setelah menempuh sejumlah persyaratan, terwaralaba juga harus menyediakan biaya investasi sekitar Rp 1,3 miliar untuk masa kontrak selama lima tahun. Kendati harus merogoh kocek cukup dalam, Evi menjamin, tingkat pengembalian modal yang bisa dipetik terwaralaba hanya memakan waktu sekitar setahun hingga dua tahun.
Untuk itu, Evi memberikan sejumlah dalih. Di antaranya, harga jual kudapan di restonya cukup terjangkau oleh kalangan konsumen. "Harga menu rata-rata Rp 15.000-Rp 20.000 per porsi. Kami menyediakan sekitar 20-30 jenis menu," ucap Evi.
Sudah begitu, pelanggan resto Ayam Tulang Lunak Hayam Wuruk juga berasal dari beragam profesi dan kelas ekonomi berbeda-beda. Dengan alasan itulah, Evi mengklaim, pembeli di seluruh gerai restonya bisa mencapai 100 hingga 250 orang per hari. Evi pun tampak optimistis, bisnis perusahaannya akan terus berkembang. "Kami menargetkan bisa membuka sekitar 100 gerai sebelum tahun 2010," kata Evi. (Kontan)
Pada Januari 2003, pemilik resto ini, PT Panen Raya, mulai membuka waralaba dengan merek Ayam Goreng Tulang Lunak Hayam Wuruk. Gerai pertamanya berdiri di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sekarang, resto ini memiliki 19 gerai, 16 gerai di antaranya gerai waralaba.
Menurut Evi Diah Puspitawati Kepala Departemen Waralaba Panen Raya, mengguritanya jaringan resto ini lantaran besarnya minat calon terwaralaba. Permohonan menjadi terwaralaba bukan hanya dari Jawa, tapi juga dari berbagai kota besar di Indonesia, seperti Palembang, Medan, Batam, Banjarmasin, dan Balikpapan, Makassar, dan Manado.
Pun demikian, menurut Evi, untuk menjadi pemegang waralaba, calon terwaralaba harus melalui prosedur terlebih dulu. Intinya, mereka harus lulus seleksi. Di antaranya, menjalankan komitmen sesuai perjanjian, membayar royalty fee 5% dari total omzet per hari, dan mempunyai lokasi resto yang strategis agar bisa menjaring banyak pelanggan.
Setelah menempuh sejumlah persyaratan, terwaralaba juga harus menyediakan biaya investasi sekitar Rp 1,3 miliar untuk masa kontrak selama lima tahun. Kendati harus merogoh kocek cukup dalam, Evi menjamin, tingkat pengembalian modal yang bisa dipetik terwaralaba hanya memakan waktu sekitar setahun hingga dua tahun.
Untuk itu, Evi memberikan sejumlah dalih. Di antaranya, harga jual kudapan di restonya cukup terjangkau oleh kalangan konsumen. "Harga menu rata-rata Rp 15.000-Rp 20.000 per porsi. Kami menyediakan sekitar 20-30 jenis menu," ucap Evi.
Sudah begitu, pelanggan resto Ayam Tulang Lunak Hayam Wuruk juga berasal dari beragam profesi dan kelas ekonomi berbeda-beda. Dengan alasan itulah, Evi mengklaim, pembeli di seluruh gerai restonya bisa mencapai 100 hingga 250 orang per hari. Evi pun tampak optimistis, bisnis perusahaannya akan terus berkembang. "Kami menargetkan bisa membuka sekitar 100 gerai sebelum tahun 2010," kata Evi. (Kontan)
Sumber : ciputraentrepreneurship.com