Betapa tidak, Cooper tercatat sebagai pendukung setia Obama yang usianya paling tua. "Saya menantikan saat-saat ini. Saya mendengar bahwa mereka akan menyebut setidaknya hanya nama saya," ungkap Cooper seperti dikutip Associated Press, Kamis (6/11/2008).
Cooper menambahkan, biasanya dia tak terbiasa bangun saat tengah malam. Namun saat itu, dia memiliki alasan kuat untuk melakukannya.
Saat yang dia nantikan pun tiba. Obama dalam pidato di hadapan 125.000 pendukungnya di Grand Park Chicago memperkenalkan seorang wanita kepada dunia. Dia mengatakan, "Untuk seorang wanita yang dilahirkan saat masa perbudakan, saat di mana tidak ada kendaraan dan pesawat yang terbang di angkasa. Saat di mana orang seusianya mungkin tidak dapat memilih untuk dua alasan, karena statusnya sebagai wanita dan perbedaan warna kulit.
"Malam ini, saya berfikir semua apa yang difikirkannya tentang bangsa Amerika di usianya yang telah menginjak satu abad. Rasa pilu dan harapan, perjuangan dan keinginan untuk maju, waktu di mana kita mengatakan bisa, dan di saat orang-orang Amerika percaya: Ya, Kami Bisa," tegas Obama.
Cooper pertama kali terdaftar dapat menggunakan hak pilihnya saat pemilu 1 September 1941. Namun kesempatan itu tidak dia gunakan, meski dia teman baik tokoh kulit hitam Atlanta seperti WEB Du Bois, John Hope Franklin, dan Benjamin E Mays, dia tak ikut dalam hingar-bingar pemilihan presiden AS selama bertahun-tahun. Alasannya sederhana, karena Cooper seorang perempuan kulit hitam.
Di mata Cooper, pemerintahan AS selama ini melakukan suatu tindakan pilih kasih dengan memisahkan antara kulit berwarna dan putih. Wanita yang hidup lebih lama dibanding tiga dari empat anaknya ini, hidup untuk menyaksikan para wanita dalam menuntut haknya mendapat pemimpin yang dapat mengakhiri sikap pemisahan ini.
Sebelum menikah di usia 20 tahun dengan Albert Berry Cooper �- seorang dokter gigi terkemuka - Cooper sempat bekerja sebagai policy writer untuk sebuah perusahaan asuransi. Pengabdiannya dihabiskan selama 50 tahun di Gate City Nursery Association. Dia juga membantu pencarian dana untuk perkumpulan wanita kulit hitam Girls Club for African-American Youth di Atlanta.
Pada 1980, kontribusi Cooper untuk kesejahteraan dan hak sipil membuahkan penghargaan dari televisi lokal Atlanta. Dia mendapat medali kehormatan untuk aktivitas sosialnya yang membantu kehidupan warga AS keturunan afrika. Kemudian pada 2002, penghargaan Annie L McPheeters Medallion juga diraihnya, juga atas perjuangannya memperjuangkan hak hidup dan kesejahteraan kulit hitam.
Cooper yakin sosok Obama sebagai pemimpin AS yang baru, merupakan sinyal positif adanya perubahan yang selama ini dia nantikan. "Setelah semua ini, saya yakin semuanya akan berubah. Kami semua akan menjadi satu. Itu yang saya lihat di masa akan datang," ungkapnya.
Pada Januari 2009 mendatang, Cooper akan menginjak usia 107 tahun, tepat seminggu sebelum pelantikan Obama.
(ton)
Betapa tidak, Cooper tercatat sebagai pendukung setia Obama yang usianya paling tua. "Saya menantikan saat-saat ini. Saya mendengar bahwa mereka akan menyebut setidaknya hanya nama saya," ungkap Cooper seperti dikutip Associated Press, Kamis (6/11/2008).
Cooper menambahkan, biasanya dia tak terbiasa bangun saat tengah malam. Namun saat itu, dia memiliki alasan kuat untuk melakukannya.
Saat yang dia nantikan pun tiba. Obama dalam pidato di hadapan 125.000 pendukungnya di Grand Park Chicago memperkenalkan seorang wanita kepada dunia. Dia mengatakan, "Untuk seorang wanita yang dilahirkan saat masa perbudakan, saat di mana tidak ada kendaraan dan pesawat yang terbang di angkasa. Saat di mana orang seusianya mungkin tidak dapat memilih untuk dua alasan, karena statusnya sebagai wanita dan perbedaan warna kulit.
"Malam ini, saya berfikir semua apa yang difikirkannya tentang bangsa Amerika di usianya yang telah menginjak satu abad. Rasa pilu dan harapan, perjuangan dan keinginan untuk maju, waktu di mana kita mengatakan bisa, dan di saat orang-orang Amerika percaya: Ya, Kami Bisa," tegas Obama.
Cooper pertama kali terdaftar dapat menggunakan hak pilihnya saat pemilu 1 September 1941. Namun kesempatan itu tidak dia gunakan, meski dia teman baik tokoh kulit hitam Atlanta seperti WEB Du Bois, John Hope Franklin, dan Benjamin E Mays, dia tak ikut dalam hingar-bingar pemilihan presiden AS selama bertahun-tahun. Alasannya sederhana, karena Cooper seorang perempuan kulit hitam.
Di mata Cooper, pemerintahan AS selama ini melakukan suatu tindakan pilih kasih dengan memisahkan antara kulit berwarna dan putih. Wanita yang hidup lebih lama dibanding tiga dari empat anaknya ini, hidup untuk menyaksikan para wanita dalam menuntut haknya mendapat pemimpin yang dapat mengakhiri sikap pemisahan ini.
Sebelum menikah di usia 20 tahun dengan Albert Berry Cooper �- seorang dokter gigi terkemuka - Cooper sempat bekerja sebagai policy writer untuk sebuah perusahaan asuransi. Pengabdiannya dihabiskan selama 50 tahun di Gate City Nursery Association. Dia juga membantu pencarian dana untuk perkumpulan wanita kulit hitam Girls Club for African-American Youth di Atlanta.
Pada 1980, kontribusi Cooper untuk kesejahteraan dan hak sipil membuahkan penghargaan dari televisi lokal Atlanta. Dia mendapat medali kehormatan untuk aktivitas sosialnya yang membantu kehidupan warga AS keturunan afrika. Kemudian pada 2002, penghargaan Annie L McPheeters Medallion juga diraihnya, juga atas perjuangannya memperjuangkan hak hidup dan kesejahteraan kulit hitam.
Cooper yakin sosok Obama sebagai pemimpin AS yang baru, merupakan sinyal positif adanya perubahan yang selama ini dia nantikan. "Setelah semua ini, saya yakin semuanya akan berubah. Kami semua akan menjadi satu. Itu yang saya lihat di masa akan datang," ungkapnya.
Pada Januari 2009 mendatang, Cooper akan menginjak usia 107 tahun, tepat seminggu sebelum pelantikan Obama.