"Kemungkinan besar BBM akan turun, diharap masyarakat bersabar karena sampai sekarang kami masih melakukan perhitungan-perhitungan," ucap Evita. Ia juga belum dapat memperkirakan kisaran turunnya harga BBM. "Yang pasti bakal turun," tandasnya.
Sebenarnya, jelas Evita, tak mudah menurunkan harga BBM meskipun harga minyak dunia sekarang mengalami penurunan drastis yakni berkisar pada 65 dolar AS per barell. Apalagi subsidi yang telah dikeluarkan telah mencapai sekitar Rp 130 triliun, padahal pagu APBN hanya Rp 126 triliun. Berarti ada kekurangan sekitar 4-5 triliun rupiahyang harus dicari ke sektor lain.
Namun dengan adanya tuntutan masyarakat agar BBM diturunkan, maka pihaknya kini masih mencari sektor yang memungkinkan yang dipakai untuk menambah subsidi bila harga ajdi turun.
Di sisi lain pengamat perminayakan, Kurtubi mengatakan, saat ini adalah momen yang tepat bagi pemerintah untuk menurunkan harga minyak. Selain karena harga minyak dunia memang sudah turun, juga diharapkan penurunan ini bagus untuk mendorong ekonomi domestik, sektor riil untuk berkembang. Ini bisa mendorong daya beli masyarakat, juga menghindari terjadinya PHK.
Menurut perkiraannya, kecil kemungkinannya harga minyak dalam waktu dekat akan melonjak naik apalagi menjulang sampai 140 dolar per barell. Ada banyak faktor yang menurut analisannya harga dunia tidak akan naik signifikan, salah satunya karena kondisi perekonomian dunia yang tengah mengalami tekanan.
Sekarang semua negara mengalami perlambatan ekonomi. Hal ini juga berdampak pada konsumsi minyak dunia yang turun drastis. Contohnya CIna yang tadinya termasuk negara pengkonsumsi minyak terbesar, sekarang turun drastis. Di bagian lain, negara2 produsen minyak pun sepakat untuk menunrunkan produksinya.
"Jadi kalaupun ada gejolak, atau naik nantinya, kecil kemungkinan kalau dalam tempo cepat menjulang lagi ke 140 dolar per barell. Jadi saat inilah pemerintah seharusnya menunrunkan harga,kalau bisa ya minggu-minggu ini," tegas Kurtubi.
Namun suara-suara 'sumbang' seputar tarik ulur turunnya harga BBM, menyebutkan,didigatidak segera turunnya harga BBM karena ada pertimbangan politis tertentu. Maklumsebentar lagi Pemilu akan digelar. April 2009 Pemilu legislatif, Juli Pemilihan Presiden.
Jadi kondisi ini memang 'sengaja' diulur-ulur pemerintah dengan pertimbangan politik. Ya apalagi kalau bukan soal pemilu. Kalau sekarang pemerintah menurunkan BBM, khawatir pas Pemilu digelar tahun depan, masyarakat telanjur lupa. Jadi sebenarnya sekarang pemerintah sedang mencari momentum yg tepat (menguntungkan secara politik) kapan tepatnya BBm turun.
Nah, kalau turun tahun depan, prestasi besar ini akan diingat masyarakat. 'Kampanye' yg baik dan tak tertandingi siapapun. Dipastikan, popularitas pemerintah khususnya SBY-JK bakal meroket. Pasalnya, mulai April kita akan menghadapi Pemilu legislatif, sedang Juli sudah menghadapi Pilpres.
Jadi kapan waktu yg tepat??? Ya mungkin awal tahun depan, atau paling cepat Desember. Seperti diungkap Wapres, bahwa kecil kemungkinan harga BBM turun tahun ini. Nah..kan!!! **