Senin, 19 Januari 2009

Pelantikan Obama Tak Pengaruhi Saham

Jakarta – Pelantikan Obama, 20 Januari 2009 dinilai tidak akan memberi sentimen luar biasa karena hanya merupakan momentum jangka pendek. Selain itu, semua sentimen terkait Obama sudah terefleksi sebelumnya. Investor pun diharapkan lebih cermat.

Betrand Raynaldi, analis dari Panca Global Securities mengatakan sentimen pelantikan Obama terhadap pergerakan saham sebenarnya sudah diantisipasi pasar. Jika ada kenaikan pun, maka hal itu hanya momentum kecil. Investor membeli hanya untuk momentum, bahwa Obama akan dilantik.

Padahal, lanjut Betrand, pada saat Obama dilantik, keputusan-keputasan dan segala macamnya sudah banyak diserap oleh pasar. “Sudah banyak terdiskon yang direfleksikan ke market,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, kemarin.

Karena itu, investor harus tetap hati-hati, jangan sampai nanti melakukan trading tapi ternyata di harga rugi dan tidak mau cut lose. ”Jadi harus fokus ke tujuan kita. Kalau misalnya, hanya sehari-dua hari trading, ya sudah gain ataupun lose ya ambil,” tukasnya.

Meski begitu, jika terjadi kenaikan akibat momentum itu maka saham-saham blue chip yang akan naik. Karena itu, jika investor ingin membeli saham dalam rangka Obama, kalaupun mereka mau berspekulasi, harus membeli saham-saham yang fundamentalnya bagus dan merupakan perusahaan besar. ”Seperti TLMKM, ISAT, BBRI yang cash-nya besar-besar,” ujarnya.

Tapi Betrand mengingatkan, hal itu harus tetap dilakukan secara hati-hati. Pasalnya, transaksi itu merupakan spekulasi jangka pendek semata. Polanya pun hanya terjadi sehari hingga dua hari.

Ia memprediksikan pada hari pelantikan 20 Januari 2009, akan terjadi profit taking di indeks saham. “Sebelum tanggal 20, 19 Januari biasanya naik, tapi pada tanggal 20-nya indeks turun,” paparnya.

Pasalnya, semua investor akan lebih memilih untuk keluar dari market terlebih dahulu. Mereka berspekulasi harga saham akan naik. Sebelum 20 Januari mereka membeli saham yang pada akhirnya permintaan akan banyak. “Perkiraan kita bakal naik. Investor juga membeli, yang lain pun juga beli,” imbuhnya.

Sehingga pada saat Obama dilantik, apalagi jika Dow Jones ternyata minus, otomatis akan membuat profit taking besar-besaran di indeks. Artinya, investor yang aktif atau banyak bermain di pasar modal saat ini adalah investor jangka pendek.

Jika pada penutupan Jumat (16/1) ditutup pada level 1.363, ketika Obama dilantik pada 20 Januari atau 21 Januari di Indonesia, pergerakan indeks akan turun. Ia memprediksikan, Senin (19/1) indeks akan mengalami kenaikan dan Selasa (20/1) kembali melemah mendahului Dow Jones.

Kisarannya pun lanjut Betrand, pekan ini tidak akan terlampau banyak atau sama dengan minggu sebelumnya. ”Jadi mungkin plus minusnya hanya 50 poin selama sepekan ke depan,” ujarnya.

Jika Dow Jones turun, IHSG akan lebih turun lagi. Kalaupun Dow Jones naik, maka indeks di Indonesia akan tetap datar alias flat. ”Kalau misalnya Dow naiknya tidak banyak maka indeks kita akan sideways,” tutur Betrand.

Adapun investor yang akan melakukan aksi beli pada saat pelantikan Obama, adalah mereka yang memang benar-benar harus membeli. Namun investor semacam itu jumlahnya tidak banyak.

“Kemungkinan adalah investor-investor seperti asuransi karena produknya unit link. Mereka link ke saham. Jika ada premi dan investasi yang masuk, maka investor mau tidak mau harus membeli saham.”

◄ Newer Post Older Post ►