Selasa, 20 Januari 2009

Merawat Payudara selama Masa Menyusui

IBU mana yang tak ingin memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada buah hati tersayang? Namun adakalanya terjadi hambatan saat Moms hendak menyusui.

Berikut ini masalah yang biasanya dikeluhkan selama proses menyusui, seperti dituturkan dr Sri Lestari, SpA IBCLC ( International Board Certified Lactation Consultant ) OMNI Hospital, Pulo Mas Barat, Jakarta.

ASI Kurang Banyak

Apakah Moms berpendapat ASI yang ada menjadi berkurang lantaran seringnya bayi menyusu? Pendapat itu tidak benar! Sebenarnya, faktor psikologis ibu yang berperan.

Perlu diketahui, kondisi emosi Moms sangat menentukan tingkat produksi ASI. Kondisi emosional yang baik dan tenang (rileks) membantu menghasilkan ASI dengan lancar. Adanya ketidakyakinan atau ketidakpercayaan diri bahwa si ibu bisa menyusui inilah yang seringkali menjadi biang keladi.

Yakinlah, ibu yang merasa produksi ASI-nya kurang banyak sesungguhnya bisa mencukupi kebutuhan bayinya. Dengan berpikir positif serta dukungan dari keluarga seperti suami dan orangtua akan membuat sang ibu merasa nyaman. Sehingga produksi ASI menjadi lancar.

Payudara Kecil, ASI Sedikit?

Bila Moms memiliki ukuran payudara yang tidak terlalu besar, maka bisa berlega hati karena ukuran tidak menjamin produksi ASI yang dihasilkan.

Pasalnya, ukuran payudara lebih bergantung pada jumlah serat-serat otot dan jaringan lemak pada bagian tersebut. Jadi, tak ada kaitannya pada kelenjar susu.

Perempuan berpayudara besar pun tidak selalu menghasilkan ASI yang lebih banyak. Faktanya, produksi ASI itu dirangsang oleh hormon dan bertambah sesuai dengan kebutuhan. Bahkan, semakin sering Anda menyusui si kecil akan semakin bertambah pula persediaan ASI yang dimiliki.

Jadi kalau mengalami kesulitan dalam menyusui jangan pernah menyalahkan ukuran loh! Lebih baik berkonsultasi ke dokter.

Biasanya, Moms akan dianjurkan untuk melakukan perawatan payudara seperti:
- Menjaga kebersihan payudara terutama pada bagian puting susu.
- Melenturkan serta menguatkan puting susu sehingga kelak memudahkan bayi untuk menyusu.
- Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar.

Rasa Tidak Nyaman pada Payudara


Selama proses menyusui umumnya payudara ibu membesar akibat produksi ASI. Nah, terkadang timbul rasa tidak nyaman. Untuk mengatasinya, gunakanlah bra yang benar-benar pas sesuai ukuran payudara sehingga mampu menopang dengan baik.
Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat atau longgar, karena akan tampak jatuh sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. Sebaliknya, bila bra terlampau sempit maka akan menyebabkan hambatan dalam kelenjar payudara. Ditakutkan hal itu bisa menyebabkan infeksi seperti mastitis, yaitu suatu infeksi pada kelenjar susu di payudara. Payudara pun akan terasa sakit.

Jadi sebaiknya, pada akhir masa kehamilan, Moms bisa mulai menggunakan bra untuk menyusui dengan ukuran yang sesuai. Bila ukuran payudara agak sedikit besar, sebaiknya gunakanlah bra yang memiliki kawat. Fungsinya agar mampu menopang dengan baik sehingga tidak turun dan membentuk lipatan pada bagian bawah payudara.

Pilihlah bra yang terbuat dari bahan katun agar nyaman dan mudah menyerap keringat. Karena ibu hamil cenderung berkeringat, takutnya bila Moms tidak menjaga kebersihan dan kekeringan pada bagian lipatan payudara maka akan timbul jamur. Masalah kulit akan menjadi masalah pada saat menyusui.

Teknik Menyusui yang Benar

Yang perlu diperhatikan oleh ibu dalam pemberian ASI yaitu teknik yang tepat. Cara menyusui yang baik adalah dengan memasukkan seluruh daerah kecoklatan pada puting susu ke mulut bayi. Jika bayi hanya mengisap melalui puting susunya saja, maka ASI yang keluar juga akan sedikit.

Ketika bayi menyusu, payudara mengirimkan rangsangan ke otak. Kemudian otak bereaksi mengeluarkan hormon prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah menuju kembali ke payudara. Hormon prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja, memroduksi ASI.

Sel-sel pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu. Sebagian besar hormon prolaktin berada dalam darah selama kurang lebih 30 menit, setelah proses menyusui. Setelah proses menyusu selesai, barulah sebagian besar hormon prolaktin sampai di payudara dan merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormon prolaktin bekerja untuk produksi susu berikutnya.

Susu yang disedot bayi sudah tersedia dalam payudara di sinus laktiferus. Jadi semakin ASI sering disedot bayi, maka ASI semakin banyak diproduksi. Sebaliknya, semakin jarang bayi menyusu, maka semakin sedikit ASI yang diproduksi.
◄ Newer Post Older Post ►