"Turunnya rupiah terhadap dolar menyusul laporan Departemen Keuangan yang menyebutkan bahwa kinerja ekspor Indonesia Januari 2009 merosot hampir 50% dibanding periode sama tahun lalu," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib di Jakarta, Rabu (28/1).
Kostaman Thayib mengatakan, laporan tersebut memicu pelaku pasar melepas rupiah dan memburu dolar, sehingga mengalami kenaikan yang cukup berarti. "Kami khawatir rupiah akan kembali terpuruk, apabila aksi beli dolar berlanjut, " ujarnya.
Menurutnya, rupiah pada perdagangan siang tadi terlihat makin tertekan akibat pembelian dolar yang berlanjut. "Namun posisi rupiah pada angka tersebut kemungkinan akan ditahan Bank Indonesia (BI) dengan masuk pasar dan melepas cadangan dolarnya," katanya.
BI berusaha menjaga rupiah agar tetap pada level Rp 11.000 per dolar karena pada posisi tersebut rupiah dinilai tetap aman.
Apabila rupiah melewati angka Rp 11.300 per dolar, maka dikhawatirkan posisinya akan terus terpuruk hingga mendekati level Rp 12.000 per dolar.
Ia mengatakan, rupiah harus kembali menguat hingga di posisi Rp 11.000 per dolar untuk mengantisipasi melesetnya perkiraan bahwa pemilihan umum (Pemilu) yang berjalan lancar.
"Karenanya, BI diperkirakan akan masuk pasar dan segera mengamati pergerakan bank-bank asing yang bermain valuta asing," tegasnya.
Krisis keuangan global yang terjadi memang sangat berat. Koreksi harga ini terjadi hampir di semua mata uang utama Asia.
Namun keterpurukan rupiah yang lebih besar di banding mata uang utama Asia lainnya mengakibatkan rupiah terpuruk lebih tajam sehingga menimbulkan kekhawatiran.