Dalam wawancara pertamanya sebagai presiden dengan stasiun televisi Al Arabiya, Obama menyampaikan bahwa ia berusaha untuk menjangkau semua pihak di kawasan tersebut. Usaha itu terutama untuk menciptakan perundingan damai antara Israel dan Palestina.
Obama juga menyampaikan bahwa utusan AS untuk Timur Tengah tengah menyiapkan perjalanan dinas selama delapan hari di kawasan itu. Tujuan utama mereka adalah menjalin kerjasama yang cepat dan dengan semua pihak yang terlibat.
"Saya memintanya untuk mulai dengan mendengarkan, sebab umumnya AS mulai dengan mendikte," kata Obama yang dikutip Press TV, Selasa (27/1).
Presiden AS ke-44 itu menyadari negaranya bersekutu dengan Israel. Namun hal itu tidak menghalangi niatnya untuk membuat Israel membuat keputusan-keputusan sulit. AS, janji Obama, akan membuat negara Yahudi itu menerimanya.
"Kita memang tak bisa memberitahu Israel dan Palestina apa yang terbaik, mereka harus memutuskan sendiri. Tapi menurut saya saat untuk memutuskan itu telah tiba," tambahnya.
Lebih lanjut Obama menjelaskan Israel mengerti pentingnya mencapai perdamaian. Menurut Obama, Israel bersedia berkorban jika waktunya tepat dan ada keinginan kerjasama yang serius dari pihak lainnya. Penerus George W Bush itu belum memberikan batasan waktu, hanya menyatakan agar kesepakatan segera dibuat.