Pasalnya aplikasi penunjuk lokasi berbasis satelit milik raksasa mesin pencari itu, Google Earth, berhasil membantu polisi Swiss membekuk sindikat pengedar ganja.
Kepala Unit Narkotik kepolisian Swiss Norbert Klossner mengatakan, mereka memergoki sebuah ladang ganja di sebelah timur laut daerah Canton, Thurgau, melalui aplikasi Google Earth.
"Ini adalah penemuan yang sangat menarik," ujar Klossner seperti dikutip dari AP. Awalnya, polisi Swiss hanya berusaha menemukan alamat dari dua anggota sindikat yang sudah dicurigai terlebih dahulu.
Namun, lewat Google Earth, polisi malah secara tak sengaja menemukan ladang ganja yang tersembunyi di balik tanaman-tanaman jagung.
Menurut Klossner, ladang itu adalah salah satu yang terbesar, yaitu luasnya hampir mencapai 7.500 meter persegi. Alhasil, polisi berhasil membekuk 16 anggota sindikat lain, menyita 1,2 ton marijuana, serta uang dan barang-barang bernilai, senilai 900 ribu Swiss Franc, atau sekitar Rp 8,9 Milyar.
Polisi masih akan terus mengejar anggota sindikat lainnya. Kawanan kriminil ini dicurigai telah sukses menjual 7 ton hashish dan mariyuana selama 2004-2008, dengan omzet sekitar 3-10 juta Franc setiap tahun.