Banyak seramania yang mengeluh, babon (betina indukan-nya) ogah bertelur meski sudah dijodohkan bahkan dikawinkan dengan pejantan sehat. Bahkan sudah berkali-kali ganti pasangan pejantan tetap saja ogah bertelur sebutirpun.
Inilah salah satu kelemahan sekaligus kelebihan serama, produksinya tidak gampang menjadi sisi kelebihan karena pasarnya susah bakalan meluber sehingga pasaran harganya terjaga.
Tak bisa bertelur atau susah bertelur? dua pertanyaan itu yang kini sering menghinggap ke seramania yang mencoba menernak ayamnya. Tudingan tentu saja dialamatkan ke betina babonya. Banyak yang mengira seekor betina susah bertelur karena ukuranya yang kelewat mini, dibawah 270 gram. Karena kelewat kecil maka perkawinan tak bisa terjadi dengan sempurna. Saat sang pejantan berusaha mengawini ia selalu terpeleset sehingga tak terjadi perkawinan yang sesungguhnya.
Karena itu seramania menyiasatinya dengan kawin sodok. Yakni dengan memegang sang betina sambil dijongkokkan agar sang pejantan dapat melakukan perkawinan dengan sempurna. Dibeberapa kasus, kawin sodok bisa berhasil. Namun disejumlah kasus, perkawinan paksa itu juga tak membuahkan hasil maksimal. Betina yang bersangkutan tetap ogah bertelur meski sudah terjadi perkawinan sempurna.
Kenapa bisa terjadi? secara genetika ayam babon tadi tidak bisa bertelur, sebgaimana kita ketahui, serama ini bukan spesies, melainkan hasil rekayasa dengan perkawinan-perkawinan inbreed, sehingga acap terjadi resesif. Sehingga menjadi cacat secara genetika jadi susah berkembang biak. Kalaupun bisa bertelur juga susah untuk menetas.
Nah, yang berukuran kelewat mini, misalnya dibawah 270 gram, bisa jadi yang mengalami cacat genetika sehingga susah berkembang biak. Ironisnya, justru yang beratnya dibawah 300 gram itulah yang kini jadi idola sekaligus meraih juara diarena kontes karena selain eksotis juga mampu menampilkan aneka gaya yang memikat. Karena itu kembali lagi. Mau spesialis kontes atau spesialis ternak.....?. Sumber Tabloid Agrobis
Inilah salah satu kelemahan sekaligus kelebihan serama, produksinya tidak gampang menjadi sisi kelebihan karena pasarnya susah bakalan meluber sehingga pasaran harganya terjaga.
Tak bisa bertelur atau susah bertelur? dua pertanyaan itu yang kini sering menghinggap ke seramania yang mencoba menernak ayamnya. Tudingan tentu saja dialamatkan ke betina babonya. Banyak yang mengira seekor betina susah bertelur karena ukuranya yang kelewat mini, dibawah 270 gram. Karena kelewat kecil maka perkawinan tak bisa terjadi dengan sempurna. Saat sang pejantan berusaha mengawini ia selalu terpeleset sehingga tak terjadi perkawinan yang sesungguhnya.
Karena itu seramania menyiasatinya dengan kawin sodok. Yakni dengan memegang sang betina sambil dijongkokkan agar sang pejantan dapat melakukan perkawinan dengan sempurna. Dibeberapa kasus, kawin sodok bisa berhasil. Namun disejumlah kasus, perkawinan paksa itu juga tak membuahkan hasil maksimal. Betina yang bersangkutan tetap ogah bertelur meski sudah terjadi perkawinan sempurna.
Kenapa bisa terjadi? secara genetika ayam babon tadi tidak bisa bertelur, sebgaimana kita ketahui, serama ini bukan spesies, melainkan hasil rekayasa dengan perkawinan-perkawinan inbreed, sehingga acap terjadi resesif. Sehingga menjadi cacat secara genetika jadi susah berkembang biak. Kalaupun bisa bertelur juga susah untuk menetas.
Nah, yang berukuran kelewat mini, misalnya dibawah 270 gram, bisa jadi yang mengalami cacat genetika sehingga susah berkembang biak. Ironisnya, justru yang beratnya dibawah 300 gram itulah yang kini jadi idola sekaligus meraih juara diarena kontes karena selain eksotis juga mampu menampilkan aneka gaya yang memikat. Karena itu kembali lagi. Mau spesialis kontes atau spesialis ternak.....?. Sumber Tabloid Agrobis