Operasi ini sukses dilakukan tim dokter John Hopkins Medical Center, AS, pada 29 Januari dan hasilnya diumumkan, Senin (2/2).
Di masa lampau, operasi serupa dilakukan untuk mengangkat kanker atau ginjal tak berfungsi yang mengancam kesehatan pasien. Namun, kali ini operasi dilakukan untuk mendapatkan ginjal sehat dari seorang pendonor.
"Ginjal itu dengan sukses diangkat dan ditanam pada keponakan pendonor dan kedua pasien dalam kondisi sehat," kata Dr Robert Montgomery, kepala bedah transplantasi di John Hopkins. Wanita pendonor itu bernama Kimberly Johnson dan keponakannya bernama Jennifer Gilbert.
Menurut Montgomery, operasi ini akan mengurangi risiko dan membuka jalan bagi peningkatan donor organ. "Pengangkatan ginjal melalui cara terbuka yang natural mempercepat pemulihan pasien," kata Montgomery.
Kepada CNN, Selasa (3/2), dia mengatakan, "Kami ingin membuat lebih mudah bagi orang-orang yang ingin mendonorkan, mengurangi risiko, tidak lama di rumah sakit dan pulih dengan lebih cepat."
Operasi itu berlangsung sekitar tiga jam, dan pendonornya bisa pulang setelah 24 jam operasi. Padahal, kalau melalui operasi normal membutuhkan irisan sepanjang 5 hingga 6 inci pada dinding perut dan umumnya pendonor harus opname dua hingga tiga hari. "Jika Anda bertanya kepada pasien tersebut, dia mengatakan rasanya seperti gigi dicabut. Dia menjalani operasi malam itu dan pulang besoknya," kata Montgomery.
Prosedur operasi ini dilakukan dengan memasukkan kamera mirip tongkat dan peralatan operasi melalui irisan kecil di perut dan pusar. Tim dokter kemudian memasukkan sebuah tabung cekung melalui vagina dengan kantong di belakangnya.
Ketika ginjal sukses dipotong, tim dokter menggunakan video dari kamera untuk memandu saat mereka mengarahkan kantong di sekitar ginjal. Mereka kemudian memasukkan ginjal ke kantong di dalam tabung da mengangkatnya melalui vagina.
Sebuah ginjal umumnya memiliki berat hampir 1 pon dan seukuran kepalan tangan manusia. Untuk menjamin lebih steril, vagina pendonor dirawat dengan Betadine.